Menuju konten utama

Akhir 2018, Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Sentuh Rp14.635

Tim Ekonom Bank Mandiri turut mengungkapkan bahwa defisit neraca perdagangan masih akan menjadi tantangan ke depannya.

Akhir 2018, Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Sentuh Rp14.635
Petugas teller memperlihatkan pecahan uang dolar AS di Kantor Pusat Bank Mandiri, Kamis (28/6/2018). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A.

tirto.id - Tim Ekonom Bank Mandiri memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bakal sebesar Rp14.635 pada akhir 2018. Adapun proyeksi tersebut ditentukan dengan mempertimbangkan sentimen dari perekonomian global yang masih besar.

Mata uang dolar AS sendiri terus menguat karena pertumbuhan ekonomi AS yang menunjukkan percepatan. Faktor perang dagang pun disebutkan ikut mempengaruhi karena memunculkan sentimen tersendiri antara AS dengan beberapa negara lain yang menjadi lawannya.

“Kita tidak tahu bagaimana akhir dari perang dagang antara AS dengan Cina. Karena mereka pun semakin tidak main-main dalam memberikan balasannya. Tentu ini masih bisa berlanjut atau berhenti. Inilah yang masih tidak pasti,” kata Kepala Tim Ekonom Bank Mandiri, Anton Gunawan, di Plaza Mandiri, Jakarta pada Kamis (30/8/2018).

Lebih lanjut, Anton mengakui adanya perubahan terhadap proyeksi yang disampaikan Tim Ekonom Bank Mandiri terhadap nilai tukar rupiah di awal tahun. Kala itu, mereka memperkirakan rupiah akan berada di level Rp13.800 per dolar AS.

Anton menyebutkan nilai tukar rupiah untuk saat ini berada di level Rp14.650 per dolar AS. Ia lantas menekankan bahwa angka tersebut bukanlah merupakan rata-rata, melainkan angka sementara. Sedangkan untuk tahun depan, Tim Ekonom Bank Mandiri telah memperkirakan besaran nilai tukar rupiah berada di level Rp14.600 per dolar AS.

“Kita dalam periode ke arah normal. Itu artinya sejak krisis global pada 2008, kita berada pada kondisi yang tidak normal. Ini memang seolah-olah ada pengetatan, tapi sebetulnya kita ke arah normal dari sisi moneter dan fiskal,” jelas Anton.

Masih dalam kesempatan yang sama, Tim Ekonom Bank Mandiri turut mengungkapkan bahwa defisit neraca perdagangan masih akan menjadi tantangan ke depannya. Anton memperkirakan besaran defisit hingga akhir tahun adalah sebesar 2,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Sejalan dengan pemerintah yang berupaya keras untuk menekan defisit tersebut, Anton menilai sebetulnya tidak ada masalah dengan defisit yang berada di bawah kisaran 3 persen. Perkiraan untuk akhir tahun itu pun rupanya lebih rendah ketimbang defisit neraca perdagangan yang sebesar 3,04 persen dari PDB pada kuartal II 2018.

Sementara itu untuk proyeksi 2019, Anton mengatakan defisit neraca perdagangan bakal berada di level 2,4 persen.

“Terkait masalah neraca perdagangan, asalkan masih di bawah 3 persen itu masih oke. Tidak masalah kok. Tapi mungkin memang dari arah financing account akan turun juga, karena pasar mencari safe haven di AS khususnya,” ucap Anton.

Baca juga artikel terkait NILAI TUKAR RUPIAH atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Maya Saputri