Menuju konten utama

Airlangga Klaim Program Kartu Prakerja Dibutuhkan Generasi Muda

Airlangga menyebut, program Kartu Prakerja membantu generasi muda dalam membangun karir di tengah situasi pasar kerja yang dinamis.

Airlangga Klaim Program Kartu Prakerja Dibutuhkan Generasi Muda
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam acara kegiatan Temu Alumni Prakerja di Jakarta, Kamis (03/10/2024). tirto.id/Nabila Ramadhanty Putri Darmadi.

tirto.id - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menilai, program Kartu Prakerja dibutuhkan generasi muda untuk membantu mereka dalam membangun karier ke depannya. Hal ini dikarenakan sistem pasar kerja saat ini dinamis.

“Generasi muda ini perlu punya fleksibilitas untuk menata karier baru, pergantian profesi, maupun pembukaan lapangan kerja. Jadi, on-demand job itu sangat diperlukan, dan satu-satunya program yang bisa mengakomodasi kebutuhan ini adalah Kartu Prakerja,” kata Airlangga dalam acara kegiatan Temu Alumni Prakerja di Jakarta, Kamis (03/10/2024).

Airlangga menilai, Kartu Prakerja itu adalah sebuah kegiatan awal untuk selalu belajar. Politikus Partai Golkar ini menyebut, banyak masyarakat yang tidak pernah menerima pelatihan usai menyelesaikan studi pendidikan formal. Padahal, proses belajar berlangsung seumur hidup, yang juga dibutuhkan untuk mengantisipasi perubahan zaman.

“Seperti yang masuk dalam survei Kartu Prakerja, hampir lebih dari 90 persen penerima tidak pernah mendapatkan atau mengikuti pelatihan pasca sekolah, di mana pun tingkatannya,” ucap Airlangga.

Upaya belajar terus-menerus perlu dilakukan di mana dunia memasuki periode inovasi dan disrupsi yang sangat deras, serta perkembangan teknologi yang terus berkembang. Saat ini, katanya, ada banyak disrupsi teknologi, seperti kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI) dan mesin pembelajaran (machine learning).

Menurut Airlangga, kehadiran AI tidak hanya mengancam pekerja kasar atau pekerja kerah biru (blue-collar worker), tetapi juga berpotensi memengaruhi pekerja kantoran atau pekerja kerah putih (white-collar worker).

“Jadi ini adalah sebuah prasarana yang diperlukan untuk mengurangi gap antara mereka yang baru lulus pendidikan dengan permintaan pada sisi pekerjaan," ujar Airlangga.

Baca juga artikel terkait PELATIHAN PRAKERJA atau tulisan lainnya dari Nabila Ramadhanty

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Nabila Ramadhanty
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Andrian Pratama Taher