tirto.id - Musikus Ahmad Dhani tidak percaya Barisan Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser NU) terlibat dalam persekusi dan penolakan aksi deklarasi #2019GantiPresiden di Surabaya pada Minggu 27 Agustus 2018. Sebab menurut Dhani, Banser sebagai badan otonom Nahdlatul Ulama (NU) tidak melarang-larang aksi unjuk rasa menurunkan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dari jabatan sebagai presiden pada 2001. Padahal Gus Dur merupakan tokoh NU.
"Ketika Gus Dur diturunkan secara inkonstitusional, Banser gak bergerak, diam aja kok," kata Dhani kepada wartawan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (27/8).
Mengacu pada logika itu Dhani mengatakan tidak mungkin Banser menolak deklarasi #2019GantiPresiden yang bertujuan mengganti Jokowi sebagai presiden. "Masa Jokowi mau diganti dengan konstitusional kok Banser jadi 'sarap'? Kan gak mungkin," ujarnya.
Dhani menduga para pengadang gerakan deklarasi #2019GantiPresiden di Surabaya adalah orang-orang yang sengaja menggunakan seragam Banser. "Saya gak yakin ini adalah Banser, ini adalah orang yang pakai jaket Banser," katanya.
Di saat yang sama Dhani juga mengaku tidak tahu pria berambut gondrong yang menyebut "Banser idiot" dalam video yang ia rekam. Padahal pria itu duduk berdekatan dengan Dhani. “Saya tidak tahu. Banyak relawan yang masuk ke hotel saya,” kata politikus Partai Gerindra ini.
Di media sosial beredar video Dhani sedang berada di Hotel Majapahit, Surabaya, pada Minggu 26 Agustus 2018. Ia mengaku tidak bisa keluar dari hotel menghadiri deklarasi #2019GantiPresiden karena diadang pengunjuk rasa. Sedianya deklarasi akan dimulai dengan long march mengitari kawasan Tugu Pahlawan, sembari meneriakkan yel-yel serta lagu ‘2019 Ganti Presiden’ mulai pukul 07.30 WIB.
Namun, tiba-tiba muncul massa tandingan berseragam Banser, sehingga terjadi bentrokan. Polisi memisahkan mereka, tapi massa yang menolak deklarasi tersebut melanjutkan kegiatan dengan mengepung hotel tempat Dhani menginap.
Dhani sempat menyebut para pendemonya sebagai idiot. Kata ini ia gunakan lantaran biasanya orang berunjuk rasa untuk mengkritik penguasa atau pemerintah, bukan oposisi seperti dirinya. “Lucu, idiot-idiot ini, mendemo orang yang tidak berkuasa. Jadi saya tidak bisa keluar, mohon maaf pada teman-teman yang deklarasi,” kata dia dalam video tersebut.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Muhammad Akbar Wijaya