Menuju konten utama

Ahmad Dhani Ingin Buat Polisi Netral Soal #2019GantiPresiden

Rencana Ahmad Dhani yang ingin datang ke acara deklarasi #2019GantiPresiden di Surabaya mendapat penolakan.

Ahmad Dhani Ingin Buat Polisi Netral Soal #2019GantiPresiden
Ahmad Dhani hadir di di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan untuk menghadiri sidang dakwaan kasus ujaran kebencian , Senin (16/4/2018). tirto.id/Bernie Kurniawan

tirto.id - Ahmad Dhani mengaku ingin membuat polisi bersikap netral terhadap deklarasi #2019GantiPresiden agar tidak lagi menghalangi gerakan tersebut.

“Saya bertekad ‘meluruskan’ polisi agar tetap berada di jalurnya. Caranya, kita paksa polisi agar netral. Bisa dipaksa,” ujar dia di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (27/8/2018).

Hal itu merupakan respons Dhani soal demonstrasi penolakan deklarasi yang diadakan di Surabaya, kemarin. Menurut dia, dirinya tidak perlu melapor secara resmi kepada kepolisian terkait tekadnya itu.

Tidak hanya kepolisian, Dhani akan memaksa ormas yang diduga bertindak anarkis untuk memberikan sosialisasi kepada anggotanya bahwa gerakan #2019GantiPresiden itu sah menurut Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Sekali lagi, lanjut dia, akan digelar deklarasi serupa di Surabaya.

Kemudian, dia menambahkan jika ada masyarakat yang menganggap kelompok yang mengenakan kaus #2019GantiPresiden itu tidak baik, artinya kelompok tersebut perlu belajar menaati Bawaslu.

“Bukan saya yang harus belajar, tapi mereka, termasuk polisi. Tagar #2019GantiPresiden sah menurut Bawaslu. Saya tidak akan tunduk kepada siapapun,” jelas Dhani.

Dia menyatakan upaya pengadangan dirinya merupakan dinamika berpolitik dan pembelajaran berdemokrasi Indonesia. “Tidak semua orang siap berdemokrasi, ada yang siap, ada yang tidak,” ucap Dhani. Dia menegaskan deklarasi ini akan terus lakukan hingga April 2019.

Bahkan Dhani mengaku tidak merasa menjadi korban persekusi ihwal video viral yang beredar di sosial media. Pada video tersebut musisi ini menyebutkan para pendemo penolak deklarasi adalah orang-orang idiot. “Saya sendiri tidak mengerti apa arti persekusi,” kata pendiri Republik Cinta Management ini.

Saat hari kejadian, Dhani menuturkan, Kapolsek Tegalsari Kompol David Triyo Prasojo menghampiri kamarnya dan mengatakan bahwa ada massa yang sedang menuju hotel tempat ia menginap. “Saya terpaksa membawa Mas Dhani ke bandara,” kata Dhani menirukan David. “Artinya ngusir,” lanjut dia.

Dhani menganggap permintaan itu sebagai sebuah pengusiran meski kepolisian menjadikan hal tersebut sebagai upaya antisipasi dari kejadian buruk. Namun Dhani menolak permintaan tersebut dengan dalih ia ingin menyaksikan pertunjukan jazz.

Ia menyatakan seharusnya polisi tidak bersikap seperti itu. “Ada orang yang mengancam saya, kok saya diminta pergi,” kata Dhani.

Kemarin, Hotel Majapahit, tempat Dhani menginap di Surabaya didatangi oleh kelompok yang menolak deklarasi itu dilakukan. Alasannya, mereka tidak suka Dhani melontarkan pernyataan ‘Banser Idiot’ Namun ia membantah telah mengeluarkan pernyataan tersebut.

Idiot yang dia maksud, menurut Dhani, adalah kelompok yang berdemo tetapi ditujukan kepada bukan penguasa atau pemerintah. “Lucu, idiot-idiot ini, mendemo orang yang tidak berkuasa. Jadi saya tidak bisa keluar, mohon maaf pada teman-teman yang deklarasi,” kata dia dalam video yang viral di media sosial itu.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Politik
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Alexander Haryanto