Menuju konten utama

Adu Strategi Pasukan Medsos Cagub DKI Jakarta

Tiga pasangan peserta Pilkada DKI Jakarta memiliki tim sukses yang siap bertarung di media sosial. Setiap tim sukses memiliki strategi masing-masing. Terlibatnya para selebriti Twitter membuat persaingan di dunia maya semakin penuh warna.

Adu Strategi Pasukan Medsos Cagub DKI Jakarta
Ilustrasi penggunaan media sosial untuk kampanye Pilkada DKI. TIRTO/Andrey Gromico

tirto.id - Sabtu pagi itu cuaca bersahabat. Usai bermain dengan anaknya, Hariadhi (32) bersiap untuk jalan-jalan. Smartphone dan power bank sudah berada di tas. Mesin mobil pun dipanaskan, lalu dimulailah petulangannya hari itu.

Tak lupa dia mengabari teman-temannya di grup Whatsapp, “Teman-teman, hari ini aku mau ke Rawa Bebek. Ada yang bisa ikut? Kita ketemu di sana.”

Mobil mulai melaju dari rumahnya di Buaran, Jakarta Timur, dengan kecepatan sedang. Sesampai di rumah susun Rawa Bebek, Hariadhi langsung mengambil smartphone-nya dan mulai mengambil foto di sana-sini dengan berbagai sudut pengambilan menarik.

“Ini tujuannya untuk menunjukan kepada masyarakat lewat media sosial. Katanya fasilitas yang ada di sana kurang. Jadi kita tunjukkan bahwa itu tidak benar,” kata Hariadhi kepada tirto.id.

Hariadhi tak lain satu dari ribuan pasukan media sosial pendukung calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama yang tergabung dalam Jakarta Ahok Social Media Volunteers (Jasmev). Mereka adalah relawan yang meluangkan waktunya untuk mengkampanyekan kerja Ahok selama menjabat Gubernur DKI Jakarta.

Pasukan Sel Jasmev

Apa yang dilakukan oleh Hariadhi adalah contoh nyata strategi sel yang diterapkan oleh Jasmev dalam mengampanyekan Ahok. Strategi sel merupakan strategi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan banyak relawan dalam kelompok-kelompok kecil. Ibarat sel di dalam tubuh manusia, masing-masing kelompok sel bekerja saling bersinergi dan menyebar luas.

Penerapan sistem sel itu pun dianggap ampuh oleh Hariadhi yang terlibat aktif dalam pembentukan Jasmev. Dalam hitungan bulan, Jasmev mengklaim sudah memiliki 10.000 pasukan media sosial terlatih yang siap menyosialisasikan kinerja Ahok.

“Anggota aktif ada 10.000. Itu artinya 10.000 orang, 10.000 akun. Kami membiasakan kepada relawan untuk satu dukungan dan satu vote,” tutur Hariadhi.

Proses rekrutmennya pun tak sembarangan. Setiap relawan Jasmev harus diverifikasi. Untuk menjadi relawan, syarat minimalnya mempunyai akun media sosial dan pernah mempromosikan Ahok. Sesudah itu, para calon relawan diberi pelatihan sebelum berperang di media sosial.

Pelatihannya sederhana dan teknis. Mulai dari bagaimana membuat kampanye kreatif di media sosial, memetakan isu dan membuat cerita yang menggugah. Setelah menguasai kemampuan dasar, para relawan terjun ke lapangan dan memulai beraksi.

“Modalnya Ahok ini adalah kerjanya. Jadi kita fokus mengangkat kerja Ahok selama di Jakarta. Kita yang bikin foto sungai before dan after. Kita tahu orang ingin melihat perubahan yang nyata, karena seeing is beliveing, itulah yang kita sampaikan ke masyarakat,” papar Hariadhi.

Target Jasmev pun bukan membuat trending topic dalam satu isu. Mereka lebih memilih bergerak dengan banyak isu dan melakukan counter wacana yang merugikan Ahok. Misalnya dalam kasus Al-Maidah 51, mereka bergerak untuk mendinginkan suasana isu keberagaman, ketimbang membantah atau terlibat debat agama.

“Kami tidak ada instruksi harus mainkan isu ini. Kami bergerak berdasarkan ide masing-masing sel. Jadi semakin banyak isu yang digarap, semakin banyak orang tahu kinerja Ahok. Bukan cuma soal sungai saja,” ujarnya.

Pilkada DKI 2016

Selebtwit Pendukung Anies

Pasukan media sosial pendukung Ahok dimudahkan dengan posisi Ahok sebagai incumbent yang sudah nyata bekerja. Namun, keuntungan itu tidak dimiliki oleh dua calon lainnya. Anies Baswedan misal, meski sudah pernah jadi menteri, namun tidak ada jejak kerja nyata yang terlihat di Ibu kota.

Untuk menyiasati, pasukan media sosial Anies pun memilih strategi lain untuk mendongkrak popularitas dan elektabilitas calonnya. Mereka memilih merekrut selebriti Twitter atau media sosial lainnya untuk mempromosikan Anies.

Ketua Tim Sukses Anies, Mardani Ali Sera mengatakan, salah satu strategi untuk menjual Anies di media sosial adalah dengan memberdayakan para selebtwit. Mereka diajak bergabung mendukung Anies bukan dengan iming-iming imbalan, namun atas dasar gagasan.

“Kita fokus pada konten. Membuat konten tajam yang viral dan memperbanyak konten. Ini karena memang popularitas Anies paling rendah dibanding lainnya. Kita juga mengajak selebtwit untuk meng-endorse Anies,” kata Mardani.

Salah satu selebtwit yang sudah direkrut adalah pemilik akun @pandji, Pandji Pragiwaksono yang merupakan Comic Stand Up Komedi yang terkenal di Indonesia. Berdasar pantauan tirto.id, akun @pandji berkali-kali mere-twit cuitan akun resmi Anies Baswedan, @aniesbaswedan.

Saat ditemui tirto.id, Pandji mengaku tak segan mendapat tugas khusus dari Anies Baswedan untuk menggarap pemilih pemula yang akrab dengan media sosial. Pandji pun juga menggunakan blog pribadinya untuk menyebarkan gagasan Anies untuk Jakarta.

“Karena itu saya aktif di media sosial, saya menggunakan itu untuk menyebarkan gagasan Mas Anies. Sebenarnya Mas Anies, arahannya cuma dua. Pertama meyakinkan publik bahwa Mas Anies ini punya potensi, mampu, layak dan bisa kerja. Kedua, punya program yang jelas,” beber Pandji.

#JakartaUntukRakyat Milik Agus

Tim Pemenangan Agus Harimurti Yudhoyono pun tak kalah cerdik bermain di media sosial. Di media sosial Twitter, tagar #JakartaUntukRakyat menjadi brand yang sudah lekat pada calon ini.

Jika Anda mengetik #JakartaUntukRakyat, bakal muncul banyak sekali cuitan para pendukung AHY di media sosial. Sebagian besar mereka melampirkan foto-foto bersama AHY saat melakukan kampanye.

Strategi kasat mata digunakan tim media sosial AHY untuk mendongkrak popularitas dan elektablitas putra Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono. Sayangnya saat dikonfirmasi, Ketua Bidang Media dan Jubir AHY, Imelda Sari enggan membeberkan strategi mereka.

Di media sosial, AHY sendiri didukung oleh akun keluarganya yang juga aktif mengampanyekan dirinya. Beberapa di antaranya adalah akun Pribadi @aniyudhoyono dengan 5,1 juta follower, @annisayudhoyono dengan 1,9 follower, ALPLovers Official Fans of Annisa Pohan @annisapohanlovers dengan 191.000 follower, juga Edhie Baskoro Yudhoyono @ibasyudhoyono dengan 423.000 follower.

AHY sendiri memiliki follower sebanyak 277,838 di Twitter dan 1,7 di Instragram per 16 November 2016. Sementara pesaingnya, Ahok memiliki follower sebanyak 5.981.806 di Twitter dan 1,4 juta di Instagram. Sedangkan Anies memiliki follower sebanyak 1.139.705 di Twitter dan 134 ribu di Instagram.

Dengan strategi dan kekuatan di media sosial itu, siapakah yang memenangkan pertarungan di jagad maya? Ketiga sama-sama memiliki peluang. Namun pemilihlah yang akan menentukannya pada Februari 2017 mendatang.

Baca juga artikel terkait PILKADA DKI JAKARTA atau tulisan lainnya dari Mawa Kresna

tirto.id - Politik
Reporter: Mawa Kresna, Dieqy Hasbi Widhana & Aditya Widya Putri
Penulis: Mawa Kresna
Editor: Kukuh Bhimo Nugroho