Menuju konten utama

Abdul Mu'ti Soal Matematika di TK: Pengenalan Konsep Dasar

Abdul Mu’ti mengatakan bahwa penerapan matematika di TK akan dimulai pada 2025.

Abdul Mu'ti Soal Matematika di TK: Pengenalan Konsep Dasar
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti saat jumpa pers, usai hadir dalam acara pameran bulan bahasa dan sastra tahun 2024, di Plasa Insan Berprestasi, Gedung A Kemendikbudristek, Jakarta Pusat Senin (28/10/2024). tirto.id/Umay

tirto.id - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, akan menerapkan pelajaran matematika pada murid tingkat taman kanak-kanak (TK). Dia juga akan menjadikan TK sebagai bagian dari tahap pendidikan wajib belajar 13 tahun.

"Terutama untuk matematika dari TK ya, TK dan SD. Tapi, memang matematikanya bukan matematika yang serius gitu, tapi lebih bagus sebagai pengenalan ya, pengenalan konsep-konsep dasar matematika," kata Abdul kepada wartawan di Plasa Insan Berprestasi, Gedung A Kemendikbudristek, Jakarta Pusat, Senin (28/10/2024).

Menurut Abdul, para siswa selama ini menganggap matematika sebagai momok yang menakutkan. Oleh karena itulah, pengenalannya perlu dilakukan sejak TK agar para siswa bisa mengembangkan fondasi matematika yang kuat untuk jenjang sekolah berikutnya.

"Sehingga, kami buat matematika ini menyenangkan. Kemudian, matematika ini diajarkan secara mudah, ditekankan logikanya," ujarnya.

Abdul juga mengatakan bahwa penerapan matematika di TK akan dimulai pada 2025. Selain itu, Abdul menyebut bahwa Presiden Prabowo Subianto berpesan padanya untuk membuat program pelatihan bagi guru matematika.

"Ada pelatihan guru matematika yang kami sedang susun programnya. Mudah-mudahan bisa kami laksanakan di tahun 2025 juga," tururnya.

Sementara itu, soal program wajib belajar 13 tahun, Abdul menjelaskan bahwa para murid diwajibkan untuk mengenyam pendidikan di tingkat TK sebelum masuk pada tingkat sekolah dasar (SD).

Saat ini, kata Abdul, kementeriannya tengah mendata TK di Indonesia, baik yang berlaku sebagai pendidikan usia formal maupun sebagai kelompok bermain.

"Karena, kami tahu persis bahwa kelompok bermain ini juga menjadi bagian dari perhatian Pak Presiden, terutama ketika berbicara mengenai penghapusan stunting. Dan sering kali, anak-anak tidak mendapatkan pendukung yang baik," pungkasnya.

Selain itu, Abdul menginginkan para pengajar di TK juga mengerti soal psikologi. Tujuannya agar para pengajar TK bukan hanya mendampingi, tapi juga mengerti soal perkembangan anak.

"Kami ingin juga yang bekerja di TK itu mengerti bagaimana psikologi anak, kemudian bagaimana perkembangan motoriknya dan sebagainya. Sehingga, mereka tidak sekedar mendampingi," tutur Abdul.

Baca juga artikel terkait SISTEM PENDIDIKAN atau tulisan lainnya dari Auliya Umayna Andani

tirto.id - Edusains
Reporter: Auliya Umayna Andani
Penulis: Auliya Umayna Andani
Editor: Fadrik Aziz Firdausi