tirto.id - Berpuasa di bulan Ramadan menjadi salah satu kewajiban bagi umat Muslim yang memenuhi syarat untuk melakukannya.
Akan tetapi, apabila tidak menerapkan pola makan yang benar, berpuasa bisa jadi berisiko untuk dilakukan oleh para penderita diabetes atau penyakit gula darah.
Panjang durasi puasa akan berpengaruh pada perubahan yang terjadi pada tubuh. Setelah memasuki jam kedelapan puasa, tubuh yang pada awalnya menggunakan sumber glukosa sebagai energi akan memecah lemak sebagai sumber energi berikutnya.
Dalam jangka panjang, menggunakan simpanan lemak tubuh Anda sebagai sumber energi dapat menyebabkan penurunan berat badan. Kehilangan berat badan, terutama jika Anda memiliki berat badan berlebih, dapat menyebabkan kontrol yang lebih baik terhadap glukosa darah, tekanan darah dan kadar kolesterol.
Melansir Diabetes, apabila Anda memiliki diabetes dan menggunakan obat-obatan tertentu termasuk insulin, ada juga bahaya yang disebabkan oleh kadar glukosa darah terlalu rendah atau terlalu tinggi.
Ketika melakukan pengobatan insulin, kadar hormon pengontrol gula darah tersebut akan sangat rendah yang menyebabkan hipo.
Sementara itu, kadar insulin yang terlalu tinggi bisa menyebabkan kondisi ketoasidosis diabetik (DKA) dan Anda harus ke rumah sakit dengan segera untuk mengatasinya. Gejala DKA antara lain merasa sangat haus dan mengeluarkan banyak urin.
Jika seseorang yang mengalami DKA berpuasa dan tidak minum untuk mengurangi dahaga, dehidrasi akan lebih cepat terjadi, dan mereka akan harus segera menuju ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut.
Di sisi lain, The American Diabetes Association tidak merekomendasikan puasa sebagai teknik untuk manajemen diabetes sebagaimana ditulis WebMD.
Lebih lanjut, asosiasi tersebut mengatakan bahwa perubahan gaya hidup termasuk terapi nutrisi media, dan mengoptimalkan aktivitas fisik lah yang harus dilakukan untuk kontrol gula darah yang lebih baik.
Jika Anda berpikir untuk mencoba puasa dan Anda menderita diabetes, ada baiknya Anda harus tahu dulu apa risikonya, bagaimana cara menghindarinya, dan mengapa Anda harus memeriksakan diri dan berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu.
Selanjutnya, ada 9 tips melansir laman HealthxChange Singapura yang bisa dilakukan bagi Anda penderita diabetes yang tetap ingin menjalankan ibadah puasa Ramadan.
1. Ketahuilah bahwa tidak ada paksaan untuk berpuasa saat Anda merasa tidak sehat
Surah Al Baqarah Ayat 184-185 memberikan panduan yang jelas bahwa puasa selama bulan Ramadan tidak wajib jika Anda memiliki penyakit kronis, atau jika puasa membahayakan atau membahayakan hidup Anda seperti ketika Anda menggunakan insulin, mengalami gagal ginjal, atau sedang hamil.
2. Buat keputusan untuk berpuasa atau tidak setelah berkonsultasi dengan dokter yang merawat diabetes Anda setidaknya dua bulan sebelum Ramadan
Penting untuk mendiskusikan puasa dengan dokter Anda setidaknya 2 bulan sebelum Ramadan karena Anda perlu tahu:
- Cara berpuasa dengan aman.
- Apakah penyesuaian terhadap obat diabetes mungkin perlu dilakukan sebelumnya.
- Jangan mengatur sendiri atau menghentikan obat sendiri.
3. Lakukan uji coba puasa sebelum Ramadan
Percobaan puasa sebelum Ramadan seperti puasa sunnah Senin dan Kamis, dapat dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan masalah selama puasa Ramadan yang mungkin terjadi. Mohon diskusikan hal ini dengan dokter Anda.
4. Jangan lewatkan makan sahur
Jika Anda melewatkan makanan sahur, maka sebaiknya jangan berpuasa. Cobalah makan secukupnya saat sahur.
5. Minumlah delapan gelas cairan bebas gula
Cobalah untuk minum cairan yang cukup dan bebas gula selama sahur dan berbuka puasa untuk mengisi kembali kehilangan cairan di siang hari.
6. Pantau kadar glukosa darah Anda saat Anda berpuasa
Lakukan pengecekan glukosa darah secara mandiri selama puasa Ramadan. Berkonsultasi kepada dokter untuk melakukannya.
7. Periksa glukosa darah tinggi, kadar glukosa darah rendah atau dehidrasi parah
Anda harus dapat mengenali kapan Anda memiliki kadar glukosa darah tinggi, kadar glukosa darah rendah atau dehidrasi parah.
8. Ketahui tanda Anda harus berhenti berpuasa
Anda harus menghentikan puasa Anda dengan segera jika Anda memiliki gejala hipoglikemia atau kadar gula darah rendah. Hal tersebut ditunjukkan dengan kadar glukosa darah selama puasa sebanyak <4,0 mmol/L, sedangkan glukosa darah ketika tidak puasa > 16 mmol/L.
Tanda-tanda hipoglikemia adalah tremor, berkeringat, palpitasi, kelaparan, pusing, kebingungan, gejala dehidrasi parah, dan kebingungan.
9. Berbuka cepat dan makanlah secukupnya
Jangan menunda berbuka puasa. Namun, cobalah untuk tidak berlebihan ketika Anda membuka puasa. Sebaiknya, makan secukupnya dan tetap pastikan makanan yang Anda konsumsi aman.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari