tirto.id - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyebutkan sekitar 50 kantor BRI di wilayah Palu, Poso, Parigi, Donggala dan sekitarnya terkena dampak gempa berkekuatan 7,4 SR yang mengguncang Palu, kawasan Sulawesi Tengah yang terjadi pada Jumat (28/9/2018).
Corporate Secretary, Bambang Tribaroto mengatakan jaringan E-Channel BRI untuk membantu pelayanan operasional perbankan nasabah bisa digunakan, namun terkendala padamnya arus listrik di wilayah terdampak gempa dan tsunami.
"Kami akan mengoptimalkan jaringan E-Channel yang ada di wilayah terdampak bencana, antara lain melalui Teras Keliling dan E-Buzz untuk memberikan layanan operasional perbankan terbatas bagi masyarakat di daerah terdampak," ujar Bambang dalam siaran pers yang diterima Tirto pada Minggu (30/9/2018).
Opsi lainnya, masyarakat juga dapat bertransaksi perbankan pada agen BRILink yang masih beroperasi pasca-gempa. Tercatat terdapat 2.367 agen BRILink yang tersebar di Palu.
Bambang melanjutkan, BRI memastikan layanan perbankan kepada masyarakat di wilayah yang terdampak gempa akan tetap beroperasi.
"Layanan Bank BRI akan tetap tersedia untuk melayani kebutuhan perbankan bagi nasabah," ujar Bambang.
Bambang berharap kegiatan perekonomian dapat segera berangsur pulih. BRI telah menyalurkan bantuan awal tanggap darurat kepada korban bencana senilai lebih dari Rp200 juta berupa bantuan bahan pangan, obat-obatan dan keperluan lainnya yang dibutuhkan korban bencana.
"Selain itu, Bank BRI juga membuka posko tanggap darurat BRI Peduli di lokasi Kabupaten Parigi dan Palu. Kami turut berduka cita atas bencana gempa dan tsunami yang terjadi di wilayah Palu dan sekitarnya," ujar Bambang.
Bank BRI, lanjut Bambang, akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan seluruh stakeholder untuk bersinergi dalam menyalurkan bantuan kepada korban bencana.
"Kerja sama dengan berbagai pihak terkait dilakukan agar bantuan tepat sasaran sebagai wujud nyata komitmen BUMN hadir untuk negeri," ujar Bambang.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Dipna Videlia Putsanra