Menuju konten utama

Korban Gempa di Donggala Butuh Makanan, Susu, dan Popok Bayi

Listrik di Donggala masih padam total, namun jaringan telekomunikasi sudah mulai bisa digunakan.

Korban Gempa di Donggala Butuh Makanan, Susu, dan Popok Bayi
Sejumlah warga mengusung jenazah yang ditemukan di sekitar pesisir pantai teluk palu kecamatan Palu Timur, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/9). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan jumlah korban yang meninggal dunia akibat gempa dan tsunami yang terjadi Kota Palu, Sulawesi Tengah, pada Jumat (28/9), telah bertambah menjadi 384 orang, sementara jumlah korban yang terluka hingga 540 orang. ANTARA FOTO/Zainuddin Mn.

tirto.id - Sejumlah korban bencana gempa bumi yang mengungsi di perbukitan Donggala Kodi, Sulawesi Tengah membutuhkan makanan atau mie instan, susu, popok untuk bayi, dan beberapa kebutuhan pokok lainnya.

"Kita di sini butuh makanan atau mie instan, hingga hari ini belum ada bantuan karena mungkin pemerintah masih fokus untuk penanganan di kota Palu yang banyak korban jiwa," ujar salah seorang pengungsi, Arif Pandian, Minggu (30/9/2018) dini hari.

Ia mengungkapkan, di perbukitan tempat ia mengungsi, terdapat sekitar 1.000 orang pengungsi.

"Selain makanan, di sini juga banyak anak-anak yang butuh susu dan pampers. Anak saya baru berumur satu tahun dan terus menangis karena tidak ada susu dan belum ada toko yang buka," ucapnya.

Arif mengatakan, listrik di daerah tersebut masih padam total, namun jaringan telekomunikasi sudah bisa digunakan walaupun terkadang masih sulit mendapat sinyal.

"Di sini kita tinggal di tenda, dan beralaskan karpet dan juga kardus bekas, saat ini bahkan hujan mulai turun," kata dia, lagi.

Ia berharap segera datang bantuan agar ia bersama keluarga dan korban lainnya dapat segera memperoleh barang yang dibutuhkan.

BNPB pada Sabtu (29/9/2018) sore mencatat terdapat 2,4 juta penduduk yang terkena dampak gempa bumi pada Jumat (28/9/2018) dan tersebar di 13 kecamatan di Donggala serta delapan kecamatan di Palu.

Hingga pukul 17.00 WIB, data sementara korban meninggal berjumlah 384 orang dan 29 orang masih dinyatakan hilang di Kelurahan Pantoloan Induk, Kota Palu.

Dalam pernyataan terbaru pada Sabtu (29/9/2018) malam, Kepala BNPB Wilem Rampangilei mengungkapkan jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi yang melanda Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah tercatat 420 orang.

Gempa bumi dengan berkekuatan 7,4 SR terjadi pada Jumat (28/9) petang, pukul 17:02:44 waktu Indonesia barat (WIB) atau sekitar pukul 18:02:44 waktu Indonesia bagian Tengah (WITA).

Lokasi gempa berada di sekitar 0.18 LS, 119.85 BT (27 km timur laut Donggala, Sulawesi Tengah) dengan kedalaman sekitar 10 km. Tsunami terjadi beberapa menit setelah gempa.

Waktu tiba tsunami tersebut, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) diperkirakan terjadi sekitar pukul 17.22 WIB. Tinggi kenaikan air laut saat tsunami terjadi ialah 1,5 meter. Sementara di pesisir Mamuju tinggi kenaikan air mencapai 6 cm.

Baca juga artikel terkait GEMPA PALU DAN DONGGALA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra