Menuju konten utama

Daftar Kebutuhan Mendesak Korban Gempa Tsunami Donggala-Palu

Pengungsi berkumpul Lapangan Vatulemo, Bundaran Biromaro, Masjid Raya Palu, Lapangan Perdos, Camping Baiya, dan Lapangan Dayodara.

Daftar Kebutuhan Mendesak Korban Gempa Tsunami Donggala-Palu
Warga melihat bangunan pusat perbelanjaan yang ambruk akibat gempa di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/9/2018). ANTARA FOTO/Rolex Malaha/pras/18.

tirto.id - Ribuan pengungsi korban gempa dan tsunami di Kabupaten Donggala serta Kota Palu, Sulawesi Tengah, membutuhkan sejumlah bantuan yang mendesak. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam keterangan pers yang diterima Tirto mencatat sejumlah kebutuhan mendesak pengungsi. Di antaranya:

  • Tenda, terpal, selimut, veltbed

  • Makanan siap saji

  • Makanan bayi dan anak

  • Rumah Sakit Lapangan

  • Tenaga medis

  • Bantuan obat-obatan

  • Air bersih

  • Hunian sementara
  • BBM, solar, premium

  • Air minum

  • Obat-obatan

  • Tenaga medis

  • Tenda pengungsi

  • Water tank

  • Bahan makanan

  • Alat penerangan

  • Genset

  • Dapur umum

  • Kantong mayat

  • Kain kafan

Dampak Gempa dan Tsunami

Data yang diperbarui BNPB pada Sabtu (29/8/2018) pukul 16.00 WIB menyebutkan ada sekitar 16.732 pengungsi yang tersebar di 24 titik pada Kota Palu. Sejumlah lokasi yang dijadikan tempat pengungsi berkumpul diantaranya Lapangan Vatulemo, Bundaran Biromaro, Masjid Raya Palu, Lapangan Perdos, Camping Baiya, dan Lapangan Dayodara. Presiden Joko Widodo rencnanaya akan meninjau penanganan pasca gempa dan tsunami di Donggala serta Palu, Minggu (30/9/2018). Hingga kini, komunikasi di kawasan Palu dan Donggala dilaporkan masih teebatas.

"Layanan komunikasi yang bisa digunakan di wilayah Palu adalah XL. Layanan komunikasi Telkomsel berangsur pulih dan diprioritaskan bagi pemerintah dan instansi di Toli-toli, Poso, dan Luwuk," terang BNPB.

Namun dalam konferensi pers pagi tadi Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyatakan hingga pukul 10.00 WIB, gempa yang disusul tsunami di Donggala-Palu telah menyebabkan 48 orang meninggal dunia dan 356 orang luka. Para korban meninggal dan luka dirawat di sejumlah rumah sakit. Seperti: Rumah Sakit Woodward Palu (2 meninggal, 28 luka), Rumah Sakit Budi Agung Palu (10 meninggal, 114 luka), Rumah Sakit Samaritan Palu (6 meninggal, 54 luka), Rumah Sakif Undata Palu (30meninggal, 160 luka).

Sutopo mengatakan pendataan korban berjalan lambat karena putusnya sinyal komunikasi. Selain itu, aliran listrik di Palu dan Donggala jugat terputus. Dari 7 gardu induk PLN yang tersebar di 2 kota tersebut hanya dua gargu yang dihidupkan, lima lainnya dalam kondisi padana padam. Putusnya aliran listrik ini mengakibatkan 276 base station tidak dapat digunakan akibatnya jaringan komunikasi terputus. “Komunikasi lumpuh akibat listrik padam menyebabkan pendataan dan pelaporan dampak gempa dan tsunami di Kota Palu dan Donggala tidak dapat dilakukan dengan cepat,” ujar Sutopo.

“Diperkirakan puluhan hingga ratusan orang belum dievakuasi dari reruntuhan bangunan.”

Sejumlah bangunan yang mengalami rusak berat adalah Mal Tatura, mal terbesar di Kota Palu yang ambruk, Hotel Roa-Roa yang memiliki 8 lantai juga ambruk saat 80 kamar yang tersedia 76 di antaranya diisi oleh tamu. Rumah Sakit Anutapura, Kota Palu yang memiliki 4 lantai pun roboh akibat diterjang gempa dan tsunami. Jalan trans Palu-Poso-Makassar juga terputus karena tertutup longsor, Jembatan Ponulele yang menghubungkan antara Donggala Barat dan Donggala Timur roboh akibat diterjang tsunami, dan Bandara SIS Al-Jufri Palu ditutup hingga 29 September 2018 pukuk 19.20 WITA karena bagian tower lantai 4 runtuh, peralatan komunikasi rusak, pemancar radio rusak, jaringan Usat down, radar & VOR belum berfungsi, 500 meter dari 2.500 meter landas pacu atau runway retak akibat gempa. Landas pacu yang tersisa sepanjang 2.000 meter tersebut tidak dapat didarati pesawat jet berukuran besar, seperti Boeing 747 dan sejenisnya.

Saat gempa terjadi juga sedang diselenggarakan Festival Pesona Pulau Nomoni. “Puluhan hingga seratusan orang pengisi acara, sebagian merupakan para penari, belum diketahui nasibnya,” ujar Sutopo.

Berbagai upaya penanggulangan bencana pun langsung dilakukan sejumlah kementerian dan lembaga. TNI mengerahkan 7 SSK dari Yonkes, Yonzipur, Yonif, dan Yonzikon menggunakan 2 pesawat Hercules C-130. Heli Superpuma dari Makassar pun dikerahkan dengan membawa peralatan navigasi portabel. Polri pun menggerakkan personil, logistik, peralatan dan obat-obatan untuk penanganan darurat. Sementara Kementerian Komunikasi dan Informasi melakukan penanganan jaringan komunikasi.

Fokus Benahi Kebutuhan Dasar Pengungsi

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily meminta pemerintah untuk fokus memenuhi kebutuhan mendasar korban gempa dan tsunami Sulawesi Tengah, seperti pencarian korban, memastikan ketersediaan bantuan medis, makanan dan akses komunikasi.

"Pemerintah di bawah koordinasi BNPB bersama dengan kementerian terkait dan lembaga-lembaga seperti Basarnas, TNI dan Polri, juga Pemerintahan Daerah segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan," kata Ace seperti dikutip dari Antara.

Ace meminta pemerintah melakukan pencarian korban akibat gempa dan tsunami, mengidentifikasi titik parah akibat runtuhan gedung atau rumah serta pinggiran pantai akibat tsunami, dan segera mengevakuasi masyarakat ke titik aman.

Selain itu pemerintah perlu memastikan ketersediaan kebutuhan dasar seperti makanan dan minuman serta obat-obatan di tempat evakuasi serta memperbaiki jaringan komunikasi telepon agar proses koordinasi bisa berjalan dengan baik dan memperbaiki jaringan listrik.

"Saya semalam mengikuti dan memantau serta ikut rapat dengan Kementerian Sosial RI untuk memastikan kesiapan tanggap darurat terutama memastikan ketersediaan logistik untuk kebutuhan dasar masyarakat seperti makanan, minuman, tenda, selimut, dan kebutuhan lainnya, " jelas dia.

Politikus Golkar ini meminta rumah sakit darurat tempat penanganan korban harus dipastikan berada di tempat yang aman dan terhindar dari reruntuhan. Masyarakat di daerah terdampak bencana juga diimbau untuk tetap tenang dan mengungsi di tempat-tempat aman yang jauh dari kemungkinan terkena reruntuhan akibat gempa susulan.

"Kepada masyarakat Indonesia mari kita berikan bantuan yang diperlukan bagi masyarakat terkena dampak bencana dan disalurkan melalui lembaga pemerintah atau organisasi kemanusiaan yang kreadibilitasnya diakui," jelasnya.

Baca juga artikel terkait GEMPA PALU DAN DONGGALA atau tulisan lainnya dari Muhammad Akbar Wijaya

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Lalu Rahadian
Penulis: Muhammad Akbar Wijaya
Editor: Muhammad Akbar Wijaya