tirto.id - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) singgung kinerja pemerintah dalam pidatonya di Rapimnas Demokrat pada Kamis (16/9/2022).
Melalui kesempatan tersebut, AHY terang-terangan mengkritik beberapa isu yang dinilai kurang memuaskan selama masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Isu-isu yang dibahas berkaitan dengan ekonomi, kemiskinan, utang negara, hingga pembangunan infrastruktur.
Penilaian tersebut ia paparkan dengan membandingkan prestasi di masa kepemimpinan sang ayah, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurutnya, kinerja pemerintah di era kepemimpinan SBY lebih baik dibanding saat pemerintahan Jokowi.
"Rakyat juga membandingkan kehidupan mereka dulu dengan sekarang. Intinya apa, rakyat merindukan siapa? SBY dan kepemimpinan dari Partai Demokrat," kata AHY dalam Rapimnas Demokrat di Jakarta Convention Center.
Setidaknya ada empat pernyataan AHY yang dinilai menyinggung kinerja pemerintah saat ini. Berikut keempat pernyataan AHY seperti yang telah dihimpun oleh Tirto:
1. Pemerintahan Jokowi Hanya Gunting Pita
Menurut AHY sejumlah proyek infrastruktur yang telah diresmikan oleh pemerintah sekarang merupakan bagian dari proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang dicetuskan di era SBY.
Melansir Antara, MP3EI sendiri merupakan rencana pembangunan infrastruktur di enam koridor seluruh Indonesia untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Proyek pengembangan infrastruktur tersebut sudah berlangsung sejak 2011 hingga 2015.
AHY mengklaim bahwa proyek infrastruktur yang diresmikan pemerintah saat ini sudah 70 bahkan 90 persen dikerjakan oleh pemerintahan sebelumnya, yaitu SBY. Sehingga muncul sindiran bahwa pemerintah saat ini hanya berkontribusi dalam "gunting pita."
"Setiap pembangunan direncanakan, dipersiapkan, dialokasikan anggarannya dan dimulai dibangun sehingga banyak yang tinggal 70 persen bahkan 90 persen. Sehingga proyeknya tinggal gunting pita. Setahun gunting pita. Kira-kira masuk akal nggak?" kata AHY.
2. Pemerintahan Jokowi Lupa Berterimakasih
Masih terkait proyek infrastruktur, AHY mengungkapkan bahwa pemerintah saat ini seolah mengklaim prestasi dari pemerintahan terdahulu. Di tambah, pemerintah tidak berterimakasih dengan Demokrat dan SBY yang telah meletakkan landasan serta telah menyelesaikan sebagian besar proyek.
"Itu namanya claiming sesuatu yang kadang-kadang saya speechless juga mengatakannya. Tapi kenapa sih tidak kemudian mengatakan terima kasih telah diletakkan landasan dan telah dibangun 70 hingga 80 persen," kata AHY.
"Sehingga kami tinggal 10 persen tinggal gunting pita. Terima kasih Demokrat, terima kasih SBY, begitu," lanjutnya.
3. Bahaya Utang Negara Meningkat
AHY turut membandingkan rasio utang pemerintah terhadap PDB (debt to GDP ratio) Indonesia yang terjadi selama pemerintahan Jokowi. Ia memaparkan bahwa rasio utang di era kepemimpinan SBY pada 2004 hingga 2014 jauh lebih rendah dibanding sekarang.
Ia mengklaim rasio utang pemerintah terhadap PDB turun lebih dari 55 persen, dari sebelumnya 57 persen menjadi 24,7 persen.
"Rasio utang pemerintah terhadap PDB kita (debt to GDP ratio), lihatlah menurun 55 persen tajam dari 57 persen zaman bapak (SBY). Terakhir itu 24,7 persen dan kini meningkat lagi 41 persen utang negara kita. Jelaskan ini. Bahaya kalau kita banyak utang," katanya.
4. Tentang Kebebasan Bersuara
AHY mengungkapkan bahwa berdasarkan saat ini banyak masyarakat yang merasa ketakutan dan terintimidasi untuk menyampaikan pendapatnya. Menurutnya, suara kritis masyarakat seolah dinegasikan oleh mereka yang saat ini tidak menghendaki perbedaan pendapat.
"Di dalam forum ini banyak sekali masyarakat yang menjadi ketakutan, terintimidasi akibat suaranya berusaha untuk dibungkam. Suara kritisnya berusaha untuk dinegasikan oleh mereka yang saat ini tidak menghendaki adanya beda suara atau beda pendapat," katanya seperti yang dikutip dari siaran langsung Youtube Partai Demokrat.
Editor: Iswara N Raditya