tirto.id - Kitab-kitab Allah berjumlah empat. Allah Subahanu Wa Ta'ala menurunkan kitab-kitab tersebut kepada empat rasul-Nya, yaitu Nabi Musa, Nabi Daud, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad SAW. Nama-nama kitab Allah tersebut adalah Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Quran.
Umat Islam perlu meyakini adanya 4 kitab suci tersebut karena merupakan petunjuk langsung dari Allah SWT. Meyakini adanya kitab-kitab Allah SWT yang diturunkan kepada 4 rasul-Nya merupakan salah satu dari enam rukun iman.
Beriman terhadap kitab-kitab Allah SWT termasuk rukun iman ketiga. Makna dari rukun iman ketiga ini adalah percaya dan meyakini bahwa Allah SWT menurunkan kitab kepada para rasul-Nya yang menjadi pedoman hidup bagi umat manusia di berbagai zaman berbeda.
Hukum beriman kepada kitab-kitab Allah SWT adalah fardhu’ain. Artinya, meyakini adanya 4 kitab Allah SWT yang diturunkan pada Nabi Musa, Nabi Daud, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad merupakan kewajiban mutlak bagi setiap muslim.
Terkait dengan kewajiban mengimani kita-kitab tersebut, Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 285:
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
Artinya: "Rasul (Muhammad) beriman pada apa (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang mukmin. Masing-masing beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata,) “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Mereka juga berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, wahai Tuhan kami. Hanya kepada-Mu tempat (kami) kembali."
Sejarah Kitab-Kitab Allah dan Rasul Penerimanya
Macam-macam kitab Allah telah disebutkan namanya di bagian awal artikel ini. Allah SWT mewahyukan 4 kitab suci itu kepada para rasul-Nya untuk menjadi petunjuk dan pedoman bagi umat pada beberapa zaman yang berbeda. Dalam konteks itu, Al-Quran menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya sehingga isinya selaras dengan kondisi umat Nabi Muhammad SAW.
Untuk mengenal 4 kitab Allah beserta rasul yang menerimanya, berikut ulasan singkat tentang sejarah turunnya Kitab Taurat, Kitab Zabur, Kitab Injil, dan Al-Quran.
1. Kitab Taurat
Kitab taurat diturunkan kepada Nabi Musa 'Alaihissalam (a.s). Taurat diturunkan kepada Nabi Musa pada sekitar abad 12 sebelum masehi (SM).
Allah SWT mewahyukan Kitab Taurat kepada Nabi Musa guna menyampaikan ajaran tauhid kepada umat dari bangsa Bani Israil. Isi Kitab Taurat menggunakan bahasa Ibrani dan memuat beberapa hukum Allah SWT yang harus dipatuhi oleh umat Nabi Musa.
Nama Kitab Nabi Musa tersebut berasal dari bahasa Ibrani, yaitu torah atau yarah yang secara etimologi memiliki arti "mengajarkan" atau "menunjukkan." Maka itu, Taurat dapat bermakna "ajaran Tuhan" atau "perintah tuhan."
Allah SWT mengutus Nabi Musa AS untuk membebaskan Bani Israil dari penindasan Raja Mesir, Firaun, serta membimbing mereka menuju ajaran tauhid, sebagaimana yang diserukan oleh Nabi Ibrahim.
Mengutip dari buku Pendidikan Agama Islam: Akidah Akhlak untuk Madrasah Tsanawiyah (2013) yang ditulis oleh Masan AF, selepas tenggelamnya Fir'aun dan tentaranya di Laut Merah, Nabi Musa kemudian menyepi ke Gunung Sinai. Di sana, Nabi Musa berpuasa selama 40 hari dan lantas menerima wahyu dari Allah SWT berupa Kitab Taurat yang menjadi petunjuk untuk bangsa Bani Israil.
Salah satu firman Allah SWT yang menyatakan adanya Kitab Taurat, terdapat dalam Al-Quran surah Ali 'Imran ayat 3 sebagai berikut:
نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَاَنْزَلَ التَّوْرٰىةَ وَالْاِنْجِيْلَۙنَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَاَنْزَلَ التَّوْرٰىةَ وَالْاِنْجِيْلَۙ
Artinya: "Dia menurunkan kepadamu (Nabi Muhammad) Kitab (Al-Qur’an) dengan hak, membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, serta telah menurunkan Taurat dan Injil."
2. Kitab Zabur
Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud 'Alaihissalam (a.s). Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS untuk menjadi pedoman dan petunjuk bagi umatnya, terutama bangsa Bani Israil.
Mengutip buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (2014), Kitab Zabur diturunkan pada abad 10 SM (sebelum Masehi) di Yerusalem.
Isi Kitab Zabur menggunakan bahasa Qibti. Dalam Kitab Zabur, terdapat tuntunan doa dan zikir, nasihat, serta ajaran hikmah. Pada masa Nabi Daud menjadi rasul, syariat yang berlaku masih mengikuti ajaran dalam Kitab Taurat yang diwahyukan kepada Nabi Musa.
Mengenai adanya kitab Zabur, Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surah An-Nisa ayat 163 berikut ini:
اِنَّآ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ كَمَآ اَوْحَيْنَآ اِلٰى نُوْحٍ وَّالنَّبِيّٖنَ مِنْۢ بَعْدِهٖۚ وَاَوْحَيْنَآ اِلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ وَالْاَسْبَاطِ وَعِيْسٰى وَاَيُّوْبَ وَيُوْنُسَ وَهٰرُوْنَ وَسُلَيْمٰنَ ۚوَاٰتَيْنَا دَاوٗدَ زَبُوْرًاۚ
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah mewahyukan kepadamu (Nabi Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya. Kami telah mewahyukan pula kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya‘qub dan keturunan(-nya), Isa, Ayyub, Yunus, Harun, dan Sulaiman. Kami telah memberikan (Kitab) Zabur kepada Daud."
3. Kitab Injil
Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa 'Alaihissalam. Allah SWT mewahyukan Injil kepada Nabi Isa AS pada awal abad 1 M. Injil diturunkan di Yerusalem dan ditulis dengan bahasa Suryani. Kitab ini menjadi pegangan bagi kaum Nasrani, pengikut Nabi Isa AS.
Kandungannya adalah mengenai perintah untuk percaya kepada Allah SWT serta menghapus beberapa hukum yang ada di kitab Taurat karena tidak sesuai dengan kondisi umat pada zaman Nabi Isa menjadi rasul.
Mengenai Kitab Nabi Isa ini, di dalam Al-Quran surah Maryam ayat 30, Allah SWT berfirman:
قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا
Artinya: "Berkata Isa: 'Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi'."
4. Al-Quran
Di antara kitab-kitab Allah SWT, Al-Quran turun yang paling terakhir. Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam (SAW) secara berangsur-angsur sejak beliau berusia 40 tahun. Masa turunnya Al-Quran pada abad ke-7 M, sekitar tahun 610-632 M.
Nabi Muhammad SAW merupakan nabi sekaligus rasul yang terakhir. Maka, tidak ada lagi nabi dan rasul setelah Nabi Muhammad SAW, sekaligus tidak ada lagi kitab Allah berikutnya seusai Al-Quran turun.
Isi Al-Quran tidak hanya menguatkan ajaran nabi-nabi sebelumnya, tetapi juga menghapuskan sebagian ajaran atau syariat dalam Taurat, Zabur, dan Injil lantaran tidak sesuai dengan zaman.
Dengan kata lain, Al-Quran juga bisa disebut sebagai penyempurna dan pembenar bagi kitab-kitab Allah yang sudah ada sebelumnya.
Melalui surah Al-Baqarah ayat 185, Allah SWT berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ
Artinya: "Di bulan Ramadhan, di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).....".
Dalil Al-Quran sebagai penyempurna kitab sebelumnya juga terdapat dalam firman Allah SWT di Surat Al-Maidah ayat 48 sebagai berikut:
وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ عَمَّا جَاۤءَكَ مِنَ الْحَقِّۗ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَّمِنْهَاجًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَۙ
Bacaan arab latin: Wa anzalnā ilaikal-kitāba bil-ḥaqqi muṣaddiqal limā baina yadaihi minal-kitābi wa muhaiminan ‘alaihi faḥkum bainahum bimā anzalallāhu wa lā tattabi‘ ahwā'ahum ‘ammā jā'aka minal-ḥaqq(i), likullin ja‘alnā minkum syir‘ataw wa minhājā(n), wa lau syā'allāhu laja‘alakum ummataw wāḥidataw wa lākil liyabluwakum fī mā ātākum fastabiqul-khairāt(i), ilallāhi marji‘ukum jamī‘an fa yunabbi'ukum bimā kuntum fīhi takhtalifūn(a).
Mengutip terjemahan Al-Qur'an dari Kemenag RI, arti ayat 48 surat Al-Maidah adalah sebagai berikut:
"Kami telah menurunkan kitab suci (Al-Qur’an) kepadamu (Nabi Muhammad) dengan (membawa) kebenaran sebagai pembenar kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan sebagai penjaganya (acuan kebenaran terhadapnya). Maka, putuskanlah (perkara) mereka menurut aturan yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka dengan (meninggalkan) kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikanmu satu umat (saja). Akan tetapi, Allah hendak mengujimu tentang karunia yang telah Dia anugerahkan kepadamu. Maka, berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang selama ini kamu perselisihkan."
Penulis: Beni Jo
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Addi M Idhom