Menuju konten utama

4 Jenis Penyakit Cacar, Gejala, dan Cara Mengobatinya

Jenis penyakit cacar, mulai dari cacar air, cacar api, cacar monyet, hingga moluskum kontagiosum. Simak penjelasan masing-masing di bawah ini.

4 Jenis Penyakit Cacar, Gejala, dan Cara Mengobatinya
Ilustrasi Cacar. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Cacar adalah penyakit yang ditandai dengan ruam pada kulit yang gatal dan melepuh. Ada berbagai jenis cacar yang disebabkan oleh virus dan gejala yang berbeda.

Memahami jenis-jenis cacar sangatlah penting untuk mengenali gejala-gejalanya, baik pada diri sendiri maupun orang lain. Hal ini memungkinkan Anda untuk membedakan antara cacar air, cacar api (cacar ular), atau cacar monyet, dan mencari perawatan yang sesuai.

Untuk lebih jelasnya, kenali jenis penyakit cacar yang umum menyerang manusia lewat artikel berikut ini.

Jenis Penyakit Cacar

1. Cacar Air (Chicken Pox)

Cacar air atau biasa disebut juga sebagai cangkrangen adalah salah satu penyakit menular pada kulit yang disebabkan oleh virus Varicella Zoster Virus (VZV).

Cacar air adalah jenis cacar pada anak di bawah usia 10 tahun. Penyakit ini bisa meninggalkan bekas yang mengganggu dan pada orang dewasa, gejalanya bisa lebih berat.

Cacar air adalah penyakit yang mudah dikenali dengan munculnya ruam kemerahan berisi cairan yang sangat gatal di seluruh tubuh. Gejala ini biasanya muncul 10-21 hari setelah terpapar virus.

Ruam cacar air biasanya muncul di wajah dan dada, kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Ruam ini akan berkembang menjadi lenting berisi air, kemudian mengering dan menjadi keropeng.

Meskipun umumnya hanya menyerang sekali seumur hidup, cacar air bisa kambuh pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Virus ini menular melalui kontak langsung dengan ruam cacar air atau melalui udara yang terkontaminasi virus. Bayi yang lahir dari ibu yang tidak memiliki kekebalan terhadap cacar air berisiko terkena cacar air kongenital.

Vaksin cacar air (varicella) merupakan cara terbaik untuk mencegah penyakit cacar air. Vaksin ini terbukti memberikan perlindungan lengkap terhadap virus cacar air pada hampir 98% orang yang menerima dua dosis yang direkomendasikan.

Meskipun dalam beberapa kasus vaksin tidak memberikan perlindungan 100%, namun vaksin ini terbukti secara signifikan dapat mengurangi tingkat keparahan cacar air.

Orang yang telah divaksinasi dan terpapar virus cacar air biasanya hanya mengalami gejala yang ringan, seperti demam dan ruam yang lebih sedikit, dan lebih cepat pulih dibandingkan dengan mereka yang tidak divaksinasi.

2. Cacar Api (Herpes Zoster)

Cacar api, yang dikenal juga sebagai cacar ular, adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Varicella-zoster, virus yang sama yang menyebabkan cacar air.

Dilansir laman Kemenkes, gejalanya termasuk ruam menyakitkan yang mungkin muncul sebagai garis lecet pada tubuh. Nyeri ini dapat bertahan bahkan setelah ruam hilang, yang dikenal sebagai neuralgia pasca-herpetik.

Ruam cacar api terdiri dari lepuh yang biasanya berkeropeng dalam 7-10 hari dan sembuh sepenuhnya dalam 2-4 minggu. Sebelum ruam muncul, orang sering merasakan sakit, gatal, atau kesemutan di area yang terkena.

Menurut CDC, ruam cacar api umumnya terjadi dalam satu garis di sisi kiri atau kanan tubuh. Pada beberapa kasus, ruam muncul di satu sisi wajah dan dapat memengaruhi mata, berpotensi menyebabkan kehilangan penglihatan.

Dalam kasus yang jarang terjadi, terutama pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah, ruam dapat menyebar di seluruh tubuh dan menyerupai ruam cacar air.

Gejala herpes zoster lainnya dapat mencakup:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Panas dingin
  • Sakit perut
Beberapa obat antivirus, seperti asiklovir, valasiklovir, dan famsiklovir tersedia untuk mengobati herpes zoster dan memperpendek lama dan tingkat keparahan penyakit.

3. Cacar Monyet (Monkey Pox)

Cacar monyet adalah penyakit virus yang dapat menular antar manusia atau antara manusia dan hewan tertentu. Gejalanya mirip dengan cacar lainnya, seperti demam, sakit kepala, dan ruam kulit.

Namun, cacar monyet umumnya lebih ringan dibandingkan cacar lainnya, dan virusnya jarang berakibat fatal.

Penularan cacar monyet dapat terjadi melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, seperti monyet, tupai, atau tikus.

Penularan juga dapat terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi, seperti air liur, atau melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus.

Gejala penyakit cacar monyet biasanya muncul dalam 5-21 hari setelah terpapar virus. Gejala awal termasuk demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan.

Kemudian, ruam kulit akan muncul, biasanya dimulai pada wajah dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Ruam cacar monyet biasanya berlangsung selama 2-4 minggu.

Berikut beberapa tips untuk mencegah cacar monyet:

  • Hindari kontak dengan hewan yang terinfeksi.
  • Hindari kontak dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi.
  • Cuci tangan dengan sabun dan air secara teratur.
  • Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang belum dicuci.
  • Gunakan masker saat berada di dekat orang yang sakit.

4. Moluskum Kontagiosum

Moluskum kontagiosum adalah infeksi kulit menular yang disebabkan oleh virus molluscum contagiosum (MCV). Virus ini termasuk dalam kelompok poxvirus. Infeksi ini ditandai dengan munculnya benjolan kecil berwarna daging pada kulit yang tidak menimbulkan rasa sakit.

Moluskum kontagiosum adalah salah satu jenis cacar yang dapat muncul di kelopak mata. Jika ini terjadi, maka dapat menyebabkan gejala penyakit mata merah yang menular. Gejala ini termasuk mata merah, berair, dan gatal.

Meskipun demikian, cacar moluskum kontagiosum akan sembuh dengan sendirinya setelah beberapa minggu dan tidak meninggalkan bekas.

Baca juga artikel terkait GWS atau tulisan lainnya dari Ruhma Syifwatul Jinan

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Ruhma Syifwatul Jinan
Penulis: Ruhma Syifwatul Jinan
Editor: Dhita Koesno