tirto.id - Contoh puisi Paskah yang singkat dan penuh makna dalam artikel ini bisa Anda jadikan referensi sebagai ucapan Paskah kepada sahabat yang merayakan, atau Anda unggah di media sosial, agar perayaan Paskah 2024 Anda makin berkesan.
Paskah sendiri adalah perayaan kemenangan Yesus Kristus dari maut yang diwujudkan dalam peristiwa kebangkitan Yesus Kristus dari kematian, setelah melewati penderitaan di kayu salib di Bukit Golgota.
Pada 2024 ini, Paskah akan jatuh pada hari Minggu, 31 Maret 2024. Khusus bagi umat Katolik, perayaan Paskah pada 31 Maret tersebut, merupakan puncak dari rangkaian Tri Hari Suci (Kamis Putih (28/3), Jumat Agung (29/3) dan Sabtu Suci (30/3).
Apa Makna Paskah?
Bagi umat Kristiani, Paskah bermakna kemenangan dan harapan. Ketika Tuhan Yesus Kristus mengalahkankan maut dan bangkit dari kematian, ini menjadi penanda bahwa para pengikut Kristus sudah diselamatkan dan akan memperoleh hidup yang kekal.
Lewat peristiwa kebangkitan ini, Yesus Kristus juga membuktikan, bahwa Ia adalah anak Allah yang datang ke dunia untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa dan maut.
Peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus juga menjadi bukti bahwa Yesus adalah benar-benar manusia dan benar-benar Tuhan. Sebagai manusia, Ia juga bisa merasakan penderitaan sebagaimana manusia pada umumnya. Namun, sebagai Tuhan, Yesus juga mampu melakukan berbagai mukjizat, salah satunya adalah membangkitkan orang mati.
Bagi umat Kristiani, momentum Paskah menjadi langkah awal untuk memulai kehidupan baru. Sebuah kehidupan yang lebih bermakna dan bermanfaat bagi Tuhan dan sesame.
Contoh Puisi Tentang Paskah Singkat
Berikut ini adalah contoh puisi Paskah yang singkat dan bermakna:
Contoh 1
Paskah, Kasih, dan Pengampunan-Mu
Di pagi yang suci, mentari bangkit memancar,
Paskah datang berseri, tanda kasih yang nyata.
Langkah tak terhitung, di padang kehidupan,
Menebarkan cahaya, memancar dari kalbu.
Dalam langkah-Nya, terbuka pintu kasih,
Menebar benih kebaikan, di segenap sudut dunia.
Dalam kisah kuno, t'lah diulang berulang,
Kemenangan atas gelap, cahaya menang bersinar.
Paskah, waktu kebangkitan, jiwa merayap bebas,
Dari belenggu dosa, menuju hidup yang abadi.
Dalam hati yang sunyi, ada kehadiran-Nya,
Menyentuh jiwa, menyembuhkan luka.
Di sela-sela pesta, mari renungkan makna,
Keselamatan diberi, dengan penebusan yang suci.
Paskah membawa harapan, dalam kegelapan malam,
Takkan pernah padam, terangi jalan yang benar.
Oh, Paskah yang mulia, pesanmu abadi,
Kasih dan pengampunan, sebagai tanda kemurahan-Nya.
Di bawah bayang-Mu, kita bersatu dalam iman,
Menyanyikan pujian, bagi Sang Penebus yang Agung.
Contoh 2
Jika mata dapat berbicara seperti mulut dan mulut dapat melihat seperti mata entah apa yang akan diungkapkan oleh mataku dan apa yang akan disaksikan oleh mulutku.
Jika kulit dapat mendengar seperti telinga dan telinga dapat merasa seperti kulit entah apa yang akan dirasakan oleh telingaku dan apa yang akan didengarkan oleh kulitku.
KebaikanMu, Tuhan
melampaui segala pengertian, akal, dan perasaan tak satupun panca inderaku dapat mengungkapkannya betapa jiwa ini bersyukur padaMu.
Paskah adalah pesta kemenangan.
Dan meskipun ragaku tidak menyaksikannya tetapi jiwaku mabuk dalam sembah dan hormat. Aku kerasukan cintaMu.
Terima kasih untuk tidak selamanya mati, Tuhan. Terima kasih karena Surga itu ada
dan Engkau tidak serakah untuk menempatinya sendiri, tetapi ada tempat buat kami di sana.
Selamat Paskah, Tuhan.
Contoh 3
Karya Ayub A. Tanjung
Begitu besar kasih dan anugerah-Mu ya Allah
Tak kau pedulikan berapa besar kami salah
Sejauh timur dari barat kau lemparkan dosa
Darah-Mu membasuh tiap kami yang mau percaya
Kau menukar luka kami dengan menanggung derita
Kau menelan maut kami supaya kami tetap berharap
Salib-Mu melahirkan Injil yang membawa selamat
Membawa kabar selamat bagi seluruh umat percaya
Contoh 4
Puisi Paskah
Karya: Ulil Absar Abdala
Ia yang rebah, di pangkuan perawan suci, bangkit setelah tiga hari, melawan mati.
Ia yang lemah,
menghidupkan harapan yg nyaris punah.
Ia yang maha lemah, jasadnya menanggungkan derita kita. Ia yang maha lemah,
deritanya menaklukkan raja-raja dunia.
Ia yang jatuh cinta pada pagi, setelah dirajam nyeri. Ia yang tengadah ke
langit suci, terbalut kain merah
kirmizi: Cintailah aku!
Mereka bertengkar tentang siapa yang mati di palang kayu. Aku tak tertarik pada debat ahli teologi.
Darah yang mengucur itu lebih menyentuhku.
Saat aku jumawa dengan imanku,
tubuh nyeri yang tergeletak di kayu itu, terus mengingatkanku: Bahkan Ia pun menderita, bersama yang nista.
Muhammadku, Yesusmu, Krisnamu, Buddhamu, Konfuciusmu, mereka semua guru-guruku, yang mengajarku tentang keluasan
dunia, dan cinta.
Penyakitmu, wahai kaum beriman:
Kalian mudah puas diri, pongah, jumawa, bagai burung merak. Kalian
gemar menghakimi!
Tubuh yang mengucur darah di kayu itu, bukan burung merak. Ia mengajar kita, tentang cinta, untuk
mereka yang disesatkan dan dinista.
Penderitaan kadang mengajarmu tentang iman yang rendah hati. Huruf-huruf dalam
kitab suci, kerap membuatmu merasa paling suci.
Ya, Jesusmu adalah juga Jesusku. Ia telah menebusku dari iman yang jumawa dan tinggi hati.
Ia membuatku cinta pada yang dinista! Semua Hidup Berbahagia dalam kasih Tuhan.
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Yulaika Ramadhani