Menuju konten utama

3 Contoh Naskah Drama Natal Anak-Anak Berbagai Tema yang Menarik

Temukan 3 contoh naskah drama Natal anak-anak dengan tema menarik dan penuh makna. Cocok untuk acara sekolah, gereja, atau komunitas.

3 Contoh Naskah Drama Natal Anak-Anak Berbagai Tema yang Menarik
Sekolah Minggu. foto/IStockphoto

tirto.id - Menjelang perayaan Natal pada 25 Desember 2024, berbagai kegiatan mulai digelar untuk merayakan momen istimewa ini. Salah satu kegiatan yang banyak dilakukan adalah pertunjukan drama yang melibatkan anak-anak.

Mengadakan pertunjukan drama Natal untuk anak-anak tidak hanya sebagai simbol perayaan, tetapi juga sarana penting untuk mengenalkan nilai-nilai Natal. Melalui drama, anak-anak dapat belajar tentang kasih, pengorbanan, dan makna sejati dari kelahiran Yesus.

Dengan tema yang beragam, drama Natal bisa menjadi hiburan yang mendidik. Pertunjukan ini dapat memberikan pengalaman tak terlupakan bagi anak-anak. Selain itu, drama Natal juga mempererat kebersamaan dalam keluarga dan komunitas.

3 Contoh Naskah Drama Anak Berbagai Tema yang Menarik

Ibadah Natal di Gereja Bethany Nginden

Umat Kristiani mengikuti ibadah Natal sebelum Perayaan Natal Nasional 2023 di Gereja Bethany Nginden, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (27/12/2023). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/Spt.

Dalam menyusun naskah drama anak, tema menjadi salah satu elemen penting yang dapat menentukan keseruan dan nilai yang ingin disampaikan. Berbagai tema menarik dapat diangkat, mulai dari kisah klasik hingga cerita yang lebih modern. Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini contoh naskah drama anak untuk perayaan Natal 2024.

Contoh Naskah Drama Natal Anak-Anak 1

"Hadiah Terindah" ditulis oleh Pdt. Elly Monalisa Sianturi

Pemain:

  1. Si Sehat – Anak besar dengan coklat
  2. Si Kaya – Anak berpakaian mewah dan membawa uang
  3. Si Cantik – Anak cantik dengan banyak perhiasan
  4. Si Ganteng – Anak berpakaian rapi
  5. Si Pintar – Anak berkacamata dan membawa buku
  6. Si Sederhana – Anak berpakaian biasa dan bersih
  7. Nenek – Tua dan bertongkat
  8. Pengamen – Anak berbaju kumal
  9. Gelandangan – Anak dengan pakaian robek
  10. Narator – Pembawa cerita
Babak 1

Narator: Selamat Natal, anak-anak! Kok wajah kalian murung, ya? Ini kan hari yang penuh sukacita. Kenapa begitu?

Si Sehat: Aku sedih, karena mama nggak kasih aku coklat yang aku mau. Aku minta coklat yang istimewa, tapi nggak kebeli. Padahal aku sudah menunggu lama.

Si Kaya: Aku juga kecewa. Liburan ke luar negeri batal, padahal sudah direncanakan. Itu kan liburan ke Amerika, tapi gagal gara-gara ayah sibuk.

Si Cantik: Aku sedih karena Natal ini baju baruku cuma satu, biasanya mama belikan lima. Tapi uangnya dikirim ke kampung buat bantu opung yang sakit.

Si Ganteng: Aku juga, baju dan sepatuku tahun lalu. Rasanya malu, karena kakakku harus bayar uang kuliah, jadi aku nggak dapat apa-apa.

Si Pintar: Aku paling sedih, buku baru dari papa dikoyak-koyak adikku. Papa nggak mau beli yang baru lagi.

Narator: Wah, kalian semua ternyata kecewa. Eh, coba lihat deh anak ini...

(Si Sederhana masuk dengan senyum ceria)

Si Sederhana: Teman-teman, kenapa kalian sedih cuma karena hadiah yang bisa rusak dan habis? Coba deh, kalau kalian punya hadiah seperti punya aku, pasti nggak akan sedih.

Ke-5 Anak: Hadiah apa yang kamu maksud?

Si Sederhana: Hadiahku nggak akan rusak, nggak akan habis. Hadiah ini tetap ada selama-lamanya, dan yang memilikinya pasti bahagia.

Ke-5 Anak: Apa itu? Kasih tahu kami!

Si Sederhana: (tersenyum) Aku pergi dulu ya... (keluar panggung)

Si Pintar: Teman-teman, mau nggak merasa bahagia seperti anak itu?

Semua Anak: Mau! Ayo kita ikuti dia, supaya kita tahu hadiah yang paling berharga itu.

Babak 2

(Nenek berjalan tertatih-tatih dan terjatuh. Sayurannya berhamburan. Si Sederhana lewat dan segera menolong nenek.)

Si Sederhana: Wah, nenek jatuh. Kasihan banget. Tenang, aku bantu.

(Si Sederhana mengumpulkan sayur dan menolong nenek berdiri.)

Nenek: Terima kasih, nak. (bisik) Hatimu penuh kasih.

Si Sederhana: Terima kasih, nek. Hati-hati ya! (pergi dengan senyum)

(Ke-5 anak mendekat ke nenek.)

Si Sehat: Nenek bisikin apa tadi?

Nenek: Oh, nenek cuma bilang hatimu penuh kasih. Eh, kalian siapa?

(Anak-anak bingung dan mengikuti Si Sederhana.)

Babak 3

(Pengamen mengamen di jalan, Si Sederhana lewat dan memberi uang.)

Si Sederhana: Nih, dek, uang sedikit. Beli roti ya. Eh, kamu nggak rayain Natal?

Pengamen: Terima kasih, Kak. Tapi aku nggak punya uang untuk beli roti buat keluarga.

Si Sederhana: Oh, sebentar, aku ambilkan roti dari rumah. Supaya kamu bisa merayakan Natal dengan keluargamu.

(Si Sederhana pergi dan kembali dengan roti.)

Pengamen: Terima kasih, Kak. (bisik) Kakak penuh dengan kasih.

(Si Sederhana kembali ke tempat pengamen dan melihat ke-5 anak membantu pengamen.)

Si Cantik: Apa yang kamu bisikin tadi?

Pengamen: Oh, aku bilang Kakak itu penuh kasih. Eh, kalian siapa?

(Si Kaya memberikan uang banyak pada pengamen dan anak-anak pergi membeli roti.)

Babak 4

(Gelandangan duduk di jalan, lesu dan memegang barang bekas. Si Sederhana mendekat.)

Si Sederhana: Kenapa duduk di sini? Bukankah Natal ini waktunya bersama keluarga?

Gelandangan: Aku ingin sekali merayakan Natal, tapi aku nggak punya keluarga lagi. Juga nggak punya pakaian layak.

Si Sederhana: Oh, aku punya baju bekas dari abangku yang sudah nggak muat. Bisa kamu pakai.

(Gelandangan terharu.)

Gelandangan: Terima kasih. (bisik) Kakak punya kasih seperti Tuhan Yesus.

Si Sederhana: Terima kasih kembali. Ayo kita pergi, Natal ini harus dirayakan!

(Ke-5 anak mendekat dan bertanya.)

Si Ganteng: Apa yang kamu bisikin?

Gelandangan: Aku bilang dia punya kasih seperti Yesus. Eh, kalian siapa?

(Si Ganteng memberikan baju baru pada gelandangan.)

Si Ganteng: Ini baju supaya kamu bisa merayakan Natal dengan kami.

(Anak-anak membantu gelandangan memakai baju baru dan bersama-sama pergi ke rumah Si Sederhana.)

Babak 5

Si Sehat: Ajaib! Setelah membantu orang yang membutuhkan, kalian merasa bahagia, kan?

Semua Anak: Iya, kita merasa bahagia!

Si Sederhana: Itu artinya kalian sudah menerima hadiah yang kekal, kan?

Semua Anak: Hadiah yang kekal? Apa itu?

Si Sederhana: Iya, teman-teman. Hadiah yang kekal itu adalah kasih. Karena Allah memberikan kasih kepada kita, kita harus berbagi kasih kepada sesama. Dan kalau kita selalu berbuat kasih, hati kita akan selalu bahagia. Lihatlah wajah kalian, penuh dengan kebahagiaan!

(Anak-anak saling tersenyum dan tertawa bersama.)

Narator: Nah, itulah makna Natal yang sesungguhnya. Kita merayakan kelahiran Yesus dengan saling berbagi kasih. Selamat Natal, anak-anak!

Semua Anak: Selamat Natal, bahagia hidup dengan kasih!

Contoh Naskah Drama Natal Anak-Anak 2

Judul: “Natal Milik Kita Bersama”

Tema: Sukacita Natal dan Kebersamaan

Pemain Drama:

  1. Dela – Remaja perempuan yang baik hati dan cemas mengenai biaya Natal.
  2. Joko – Teman Dela yang selalu mendukungnya.
  3. Nadia – Ketua panitia Natal gereja.
  4. Andin – Teman Dela yang peduli dengan kesulitan Dela.
  5. Indah – Teman Dela yang ingin membantu Dela.
  6. Novi – Remaja yang setuju membantu Dela.
  7. Dimas – Teman Dela yang suka memberi solusi.
  8. Kesia – Teman yang ramah dan selalu mendukung Dela.
  9. Vicky – Teman yang memotivasi untuk melayani Tuhan.
Babak 1: Kekhawatiran Natal

Narator: Di sebuah desa kecil di pinggir hutan, Dela duduk termenung di tepi sawah, menatap langit dengan pikiran yang penuh kecemasan. Natal sudah semakin dekat, namun ia masih bingung bagaimana caranya mengumpulkan uang yang diperlukan untuk merayakan Natal di gereja pusat.

Dela: (Berbicara sendiri)

"Natal sudah dekat… rencananya aku dan teman-teman ingin pergi ke gereja pusat untuk merayakan Natal. Tapi biaya 200 ribu per orang itu sangat besar. Dari mana aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu?"

(Dela mengetuk pintu rumah)

Dela: "Syalom, mama!"

Mama: "Syalom, Dela! Baru pulang? Kenapa tadi bilang sebentar, kok baru sekarang pulang?"

Dela: "Maaf, mama. Tadi kami bermain, jadi lupa waktu."

Papa: "Dela, akhir-akhir ini kamu sering melamun. Ada masalah apa, nak?"

Dela: "Sebenarnya, aku bingung. Kami ingin pergi ke gereja pusat untuk Natal, tapi biayanya terlalu mahal. Aku tidak ingin membebani mama dan papa. Aku takut tidak bisa ikut."

Mama: "Jadi itu masalahnya… Dela, jangan simpan masalahmu sendiri. Ceritakan saja pada kami."

Papa: "Jangan khawatir, nak. Kalau memang itu yang kamu inginkan, papa akan coba cari pinjaman supaya kamu bisa ikut. Kami serahkan semua pada Tuhan. Semoga Tuhan memberi jalan."

(Mereka berpelukan dan menyanyikan lagu Natal bersama)

Babak 2: Kebersamaan Teman-teman

Narator: Di gereja, para remaja sedang berkumpul untuk merencanakan Natal bersama. Mereka membicarakan persiapan yang sudah hampir selesai, namun masih ada satu masalah: Dela belum dapat biaya untuk ikut.

Nadia: "Teman-teman, Natal di gereja pusat sudah dekat. Bagaimana dengan persiapan kita?"

Andin: "Keuangan kita masih kurang. Dela belum bisa membayar, kan? Bagaimana kalau kita bantu dia?"

Indah: "Betul, kita bantu Dela. Dia tidak punya banyak uang, tapi dia sangat rajin. Kita harus saling membantu, kan?"

Novi: "Setuju! Natal bukan hanya untuk bersenang-senang, kita harus saling mendukung."

Dimas: "Baiklah, kita patungan untuk membantu Dela. Jadi, masalah keuangan sudah beres."

(Dela masuk ke ruangan)

Dela: "Syalom, maaf saya terlambat. Tadi saya membantu mama dan papa di kebun. Kami belum bisa bayar karena papa belum mendapat pinjaman."

Kesia: "Jangan khawatir, Dela. Kami sudah sepakat untuk membantu. Kamu bisa ikut Natal bersama kami."

Dimas: "Betul, Dela. Jangan sedih, semua sudah diatur. Kamu bisa ikut!"

Dela: "Benarkah? Terima kasih banyak! Natal ini sangat berarti bagi saya. Saya tidak bisa mengungkapkan betapa bersyukurnya saya."

Andin: "Karena kita semua adalah saudara dalam Tuhan, kita harus saling membantu."

Vicky: "Betul, mari kita semua berjuang bersama untuk Tuhan, melalui gereja ini."

Babak 3: Perayaan Natal yang Meriah

Narator: Hari Natal pun tiba, dan para remaja desa tiba di gereja pusat. Mereka sangat kagum dengan kemegahan gereja yang dihiasi lampu Natal yang berkelap-kelip. Suasana sangat meriah.

Dimas: "Wow, gereja ini luar biasa! Dekorasinya sangat indah."

Kesia: "Iya, semua orang yang datang pasti senang sekali."

Niko: "Betul, semua serba sempurna!"

Narator: Mereka semua sangat antusias mengikuti perayaan Natal. Wajah mereka penuh sukacita, karena Kristus telah lahir di hati mereka. Semangat Natal benar-benar terasa di setiap langkah mereka.

Dela: "Puji Tuhan, akhirnya kita bisa merayakan Natal bersama. Semoga sukacita ini bisa dirasakan oleh semua orang yang hadir malam ini."

Narator: Mereka melanjutkan perjalanan ke tempat wisata dekat gereja, bermain dan bergembira bersama. Mereka menyadari bahwa kebahagiaan Natal bukan hanya tentang perayaan, tetapi tentang kebersamaan dan berbagi kasih dengan sesama. Natal ini sungguh berarti bagi mereka, dan mereka berharap damai dan sukacita Natal bisa menyebar ke seluruh dunia.

(Para remaja kembali ke rumah mereka, memuji Tuhan atas sukacita yang mereka rasakan)

Narator: Dan akhirnya, para remaja ini pulang dengan hati penuh sukacita, memuji Tuhan atas segala berkat dan kebersamaan yang telah mereka rasakan. Tuhan memberkati mereka semua.

Semua: "Selamat Natal, semoga damai dan sukacita Natal hadir di hati kita semua!"

Contoh Naskah Drama Natal Anak-Anak 3

Tema: Kelahiran Yesus Kristus

ADEGAN 1: Pemberitahuan Kelahiran Yesus

[Musik latar (O Come, O Come Emmanuel). Narator mulai berbicara di belakang panggung.]

NARATOR: Pada suatu hari, Allah mengutus malaikat Gabriel ke sebuah kota bernama Nazaret di Galilea, untuk mengumumkan berita besar kepada seorang perawan bernama Maria. Maria bertunangan dengan seorang bernama Yusuf. Ketika malaikat itu mendekati Maria, ia menyapa dengan kata-kata yang mengejutkan.

[Maria muncul di panggung, diikuti dengan malaikat yang tiba-tiba muncul dari tempat yang lebih tinggi.]

MALAIKAT: "Salam, Maria! Engkau telah diberkati dan Tuhan menyertai engkau."

NARATOR: Maria terkejut dan bertanya-tanya, "Apa arti kata-kata ini?"

MALAIKAT: "Jangan takut, Maria. Engkau akan mengandung seorang anak laki-laki, dan ia akan menjadi seorang pemimpin besar. Namanya adalah Yesus. Ia akan menjadi Raja yang akan memerintah untuk selama-lamanya."

MARIA: "Bagaimana hal itu bisa terjadi? Aku belum menikah."

MALAIKAT: "Roh Kudus akan datang kepadamu, dan anak yang akan kau lahirkan itu akan menjadi Anak Allah. Ingatlah, bagi Allah tidak ada yang mustahil."

MARIA: "Sesungguhnya aku adalah hamba Tuhan. Jadilah menurut kehendak-Mu."

[Maria dan malaikat meninggalkan panggung.]

ADEGAN 2: Kunjungan Maria ke Elisabet

[Panggung dihias dengan latar belakang rumah Elisabet. Musik (Bring a Torch) mulai mengalun.]

NARATOR: Beberapa waktu kemudian, Maria pergi ke rumah Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, bayi yang ada dalam rahimnya melonjak kegirangan. Elisabet penuh dengan Roh Kudus dan berkata dengan suara lantang.

[Maria masuk membawa bekal, disambut oleh Elisabet.]

ELISABET: "Maria, engkau diberkati di antara semua perempuan, dan anak yang ada dalam rahimmu pun diberkati. Aku merasa terhormat, ibu Tuhan datang mengunjungi aku!"

[Maria dan Elisabet saling berpelukan dengan penuh kegembiraan.]

ADEGAN 3: Puji-Pujian Maria

[Maria berdiri di tengah panggung dengan tangan terlipat di depan dada.]

MARIA: "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bersukacita karena Allah, Juruselamatku. Ia telah melihat kerendahanku. Sekarang, segala bangsa akan menyebut aku diberkati, karena Tuhan telah melakukan hal-hal besar dalam hidupku."

ADEGAN 4: Kelahiran Yesus di Betlehem

[Musik (Joy to the World) mengiringi suasana. Panggung dihiasi dengan latar rumah penginapan.]

NARATOR: Pada masa itu, Kaisar Agustus mengeluarkan perintah agar setiap orang mendaftarkan diri. Yusuf dan Maria pergi ke Betlehem, tempat kelahiran Yesus. Maria melahirkan seorang bayi laki-laki dan membungkusnya dengan kain sederhana, lalu meletakkannya dalam palungan, karena tidak ada tempat di penginapan.

[Yusuf mengetuk pintu penginapan namun ditolak. Akhirnya, mereka diberi tempat di kandang.]

[Musik (O Holy Night) mengalun saat Maria menggendong bayi Yesus, dan spot light diarahkan pada mereka.]

ADEGAN 5: Kunjungan Gembala

[Musik (Hark the Herald Angels Sing) mulai terdengar. Gembala-gembala memasuki panggung membawa domba-domba.]

NARATOR: Di padang, para gembala menjaga kawanan domba mereka. Tiba-tiba, seorang malaikat datang memberi kabar gembira.

MALAIKAT: "Jangan takut! Aku membawa kabar sukacita besar! Hari ini, Juruselamat, Kristus, telah lahir di Betlehem. Kamu akan menemukan bayi itu dibungkus dengan kain terbaring di palungan."

[Malaikat muncul di tengah panggung, diikuti oleh bala tentara surga yang memuji Allah.]

BALA TENTARA SORGA: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi, dan damai sejahtera di bumi."

[Gembala-gembala bergegas menuju Betlehem untuk melihat bayi Yesus.]

ADEGAN 6: Kunjungan Orang Majus

[Panggung dihias dengan suasana kerajaan. Raja Herodes duduk di singgasana dengan para prajurit dan ahli Taurat.]

NARATOR: Di Yerusalem, tiga orang Majus dari Timur datang bertanya kepada Raja Herodes tentang bayi yang baru lahir.

ORANG MAJUS: "Di manakah raja orang Yahudi yang baru lahir? Kami telah melihat bintang-Nya dan datang untuk menyembah-Nya."

NARATOR: Herodes terkejut dan menyuruh orang-orang Majus untuk mencari tahu lebih lanjut, dan melaporkan kabar tersebut kepadanya.

[Orang Majus pergi dan mengikuti bintang yang membawa mereka ke tempat Yesus berada.]

[Mereka memberi persembahan emas, kemenyan, dan mur kepada Yesus.]

[Drama berakhir dengan musik "Silent Night" mengalun saat orang Majus, Maria, dan Yusuf mengucapkan doa dan meninggalkan panggung.]

Baca juga artikel terkait NATAL atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Edusains
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Yulaika Ramadhani