tirto.id - Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM), Kementerian Dalam Negeri, Sugeng Hariyono, mengatakan 18 kepala daerah yang mengikuti retret di Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah, dalam kondisi sakit. Meski demikian, acara yang dilaksanakan pada 21-28 Februari 2025 tersebut tetap diikuti oleh kepala daerah dengan sejumlah penyesuaian.
Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin dalam kondisi sakit asma, sehingga AC ruangan tidak bisa dalam kondisi dingin. Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, dalam kondisi cedera engkel kanan. Bupati Gunung Kidul, Endah Subekti Kuntariningsih memiliki penyakit lupus.
Bupati Bengkalis, Kasmarni dalam kondisi pengapuran. Bupati Rokan Hilir, Bistamam dalam kondisi tidak bisa bungkuk, sehingga kesulitan dalam mengenakan sepatu. Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, memiliki penyakit diabetes melitus.
Bupati Bone Bolango, Ismet Mile memiliki penyakit diabetes melitus. Bupati Musi Rawas Utara, Devi Suhartoni, dalam kondisi cedera kaki akibat kecelakaan. Bupati Serdang Bedagai, Darma Wijaya baru saja mengalami serangan jantung.
Wali Kota Langsa, Jeffry Sentana, pernah mengalami jatuh. Bupati Bolaang Mongondow Selatan, Iskandar Kamaru, pascaoperasi. Wali Kota Manado, Andrei Angouw, memiliki asma. Bupati Halmahera Barat, James Uang, baru saja melaksanakan operasi ring jantung untuk kedua kali.
Wali Kota Tual, Akhmad Yani Renuat dalam kondisi lansia dan kurang sehat saat proses retret berlangsung. Bupati Blitar, Rijanto, dalam kondisi lansia dan baru saja melaksanakan operasi jantung. Wali Kota Bima, Rahman, memiliki riwayat pemasangan pen di kaki.
Bupati Sorong, Johny Kamuru, memiliki riwayat penyakit jantung dan Bupati Tanjung Jabung Barat, Anwar Sadat, memiliki riwayat diabetes melitus.
Menyikapi hal tersebut, Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya, memberikan perhatian khusus kepada kepala daerah yang memiliki penyakit dan penanganan khusus pada saat retret berlangsung. Pihaknya memberikan gelang pada saat skrining kesehatan di Rindam Diponogero sebelum memasuki area Akmil.
"Ada gelang hijau untuk kepala daerah yang sehat dan fit, gelang kuning bagi yang perlu diobservasi, dan gelang merah yang memerlukan atensi khusus karena kondisi kesehatannya," kata dia di lokasi.
Bima juga menyebut bahwa retret kepala daerah tidak sama seperti para menteri yang telah dilakukan sebelumnya. Dia menjelaskan jika retret kepala daerah minim kegiatan fisik dan lebih memprioritaskan agenda pemaparan di ruang kelas dengan pemateri dari menteri dan pejabat pemerintahan.
"Dulu kami masih ada kegiatan-kegiatan fisik begitu, ya, ada naik ke Lembah Tidar, ada baris berbaris yang cukup lama, nah ini karena lebih banyak dan banyak juga yang sudah senior, tentu ini akan sangat menyesuaikan dengan pembobotan akan lebih banyak di ruang-ruang kelas," tukas Bima.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama
