tirto.id - Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) resmi dilaksanakan secara nasional mulai hari ini, Senin, (10/2/2025). Salah satu instansi kesehatan yang telah menyelenggarakan program ini adalah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Tanah Abang yang terletak di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
Kepala Puskesmas Tanah Abang, dr. Ovi Norfiana, mengatakan pihaknya mencatat 18 warga ikut program CKG sejak pembukaan Senin (10/2/2025) pagi tadi hingga pukul 12.00 WIB dari kuota harian 15 hingga 20 peserta. Dia berpendapat, jumlah ini akan terus bertambah apabila warga sudah memanfaatkan aplikasi SATUSEHAT dengan baik.
“Kuota hariannya antara 15 sampai 20 ya, bisa maksimal 30 nanti jika sistem sudah berjalan dengan baik dan sudah cepat gitu, dan warga semua sudah men-download aplikasi (SATUSEHAT) pasti akan lebih cepat dan akan semakin banyak nantinya,” kata Ovi dalam acara Peluncuran Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Puskesmas Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Senin (10/2/2025).
Namun, Ovi berharap agar aplikasi ini dapat terus dikembangkan agar tak ada lagi permasalahan warga saat hendak melakukan cek kesehatan gratis. Sehingga, kata dia, pemeriksaan ke depan dapat dilakukan secara menyeluruh.
“Kami berharap memang ke depan dan memang berdasarkan hasil pertemuan-pertemuan kita memang aplikasi ini akan terus ditingkatkan. Pastinya itu akan begitu, karena kita harapkan memang pasien datang melakukan skrining kesehatan dan mendapatkan hasil, jadi menyeluruh,” katanya.
Dia menyarankan agar masyarakat yang hendak datang melakukan CKG mendatangi Puskesmas sebelum jam 12.00 siang. Ia beralasan, pemeriksaan yang dilakukan cukup panjang sehingga membutuhkan waktu lebih lama.
“Operasional kami antara 07.30 sampai dengan 16.00 WIB, akan tetapi pendaftarannya memang kita harapkan di jam 12.00 ya, karena nanti kan pemeriksaannya itu cukup panjang, satu orang itu sekitar mungkin 20 menit gitu, kalau dia sudah punya aplikasi, kalau nggak punya mungkin di 10-30 menit,” katanya.
“Dan satu lagi mungkin saya harapkan warga masyarakat yang belum punya BPJS agar segera ya, karena seperti yang disampaikan Bu Dirjen (Kemenkes), jika membutuhkan rujukan yang dirujuk ke rumah sakit, itu memang nanti dengan mekanisme rujukan BPJS ataupun asuransi-asuransi kesehatan yang lain,” sambungnya.
Lebih lanjut, Ovi menyebut Puskesmas Tanah Abang mengalokasikan 10 tenaga kesehatan (Nakes) khusus untuk menangani program CKG. 10 nakes tersebut sudah terdiri atas dokter, bidan, hingga perawat.
“Intinya 10. Intinya selalu ada dokter, selalu ada perawat, selalu ada bidan. Mungkin ya 3, 3, 3 gitu dan ada 1 adalah tenaga backup,” kata Ovi.
Dia memastikan bahwa program CKG ini tak akan menganggu sistem dan tugas puskesmas yang sudah ada sebelumnya. Namun, kata Ovi, kemungkinan hanya akan dilakukan efisiensi terhadap pos-pos dan juga jumlah personel.
“Ya kalau misalnya posyandu gitu ya berarti posyandu itu kan sudah akan terjadwal, kita akan lihat siapa yang turun, dan mungkin ada misalnya kalau biasanya turun 2 orang, mungkin kalau saat pelayanan itu bisa kita misalnya 1 orang, tapi semuanya itu kita buat menjadi terjadwal,” jelasnya.
Pengalaman Peserta Cek Kesehatan Gratis
Salah satu warga Benhil, Saut Vumisar (63), mengaku sangat antusias menikmati program CKG ini karena enggan melakukan cek kesehatan menggunakan dana sendiri.
“Sangat berkesan, menolong rakyat kecil. Kalau kita sendiri kan biayanya lumayan gitu kan,” kata Saut yang merupakan pasien pertama Cek Kesehatan Gratis di Puskesmas Tanah Abang.
Saut mengaku sempat sempat kesulitan menggunakan aplikasi SATUSEHAT sebagai salah satu proses dalam cek kesehatan gratis. Ia pun dibantu dibantu oleh petugas keamanan yang ada di Puskesmas.
“Pertamanya di usia saya disini agak gaptek (gagap teknologi), tapi saya dibantu sama sekuriti,” kata Saut.
Dia mengatakan bahwa pemeriksaan tersebut berlangsung selama hampir satu jam dengan berbagai pemeriksaan yang dilakukan. Bahkan, dia mengaku masih harus kembali ke Puskesmas untuk melakukan cek lanjutan.
“Periksa gula, tinggi badan, berat badan dan besok dilanjutkan lagi di lab-nya,” ujarnya.
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Andrian Pratama Taher