tirto.id - Sebanyak 11 anggota organisasi masyarakat (ormas) Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) ditetapkan menjadi tersangka perusakan fasilitas di Polda Jawa Barat saat adanya aksi unjuk rasa berujung ricuh pada Kamis 27 Januari 2022.
Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan 11 orang tersangka itu dikenakan Pasal 160, Pasal 170, dan Pasal 406 KUHP. Selain itu ada sebanyak tiga orang anggota GMBI lainnya yang masih berstatus saksi.
"Ada juga yang turut membantu dan turut serta di dalamnya," kata Ibrahim di Polda Jawa Barat, Kota Bandung, Jumat (28/1/2022) dilansir dari Antara.
Menurutnya 11 tersangka dan tiga saksi itu merupakan sebagian dari 731 orang yang ditangkap aparat kepolisian setelah pembubaran aksi yang diwarnai kericuhan Kamis (27/1).
Sementara itu, Ketua Umum GMBI M Fauzan yang juga turut ditangkap belum menjadi tersangka. Menurutnya polisi masih melakukan pengembangan terhadap tokoh-tokoh GMBI yang terlibat.
"Kami melakukan pengembangan terhadap aktor intelektualnya, kemungkinan masih ada tersangka tambahan yang kami lakukan pemeriksaan," ujar Ibrahim.
Selain para tersangka perusakan, Ibrahim mengatakan pihaknya juga menangkap sebanyak 19 orang anggota GMBI yang diketahui positif narkoba.
Sebelumnya ratusan massa ormas GMBI aksi di depan Polda Jawa Barat, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, sejak Kamis (27/1) pagi. Aksi tersebut menyebabkan kemacetan lalu lintas dan juga diwarnai aksi bakar ban.
Pada akhirnya aksi tersebut berujung ricuh hingga sejumlah fasilitas rusak mulai dari pintu gerbang, pagar patah, dan lampu pecah. Aksi tersebut juga diwarnai dengan pelemparan batu oleh para anggota ormas GMBI.
Adapun aksi tersebut dilakukan GMBI karena adanya ketidakpuasan terhadap penanganan kasus bentrokan antar ormas di Kabupaten Karawang pada 2021. Namun, polisi menyebut kasus itu justru telah proses dan dilimpahkan ke kejaksaan.