tirto.id - Asian Games 2018 adalah pentas memesona yang sepertinya sia-sia jika tidak didompleng para politikus. Jika ajang olahraga empat tahunan itu diibaratkan seperti panggung, maka pertunjukan paling spektakuler adalah pencak silat.
Silat adalah satu-satunya cabang olahraga (cabor) yang jadi tambang medali Indonesia. Setengah dari 30 medali yang sudah diraih berasal dari sana.
Indonesia merajai cabor silat. Dari 16 nomor yang memperebutkan 16 medali emas, Indonesia meraih 14 medali emas di antaranya. Itulah kenapa, saat dua hari final digelar di Padepokan Silat Taman Mini Indonesia (TMII) pada 27 dan 29 Agustus kemarin, keharuan mendengar lagu Indonesia Raya jadi tak terasa. Lagu ciptaan W.R. Supratman itu berulang kali diputar ketika seremoni penyerahan medali.
Pesona silat juga membikin dua kandidat yang akan bertarung pada Pemilu Presiden 2019, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, tak ingin ketinggalan momen.
Sebagai Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Prabowo memang tak hadir pada final pertama silat yang digelar pada Senin (27/8/2018). Ketua Harian IPSI, Edhy Prabowo yang juga merupakan politikus Gerindra mengatakan Prabowo tak bisa datang karena ada agenda lain.
Lagipula, kata Edhy, sudah ada tokoh penting lain yang datang. "Sudah cukuplah," katanya.
Pada cabor pencak silat, IPSI awalnya hanya ditarget mendapat empat emas. Tak disangka, target itu dilewati pada hari pertama. Dari delapan nomor yang dipertandingkan, semuanya dimenangkan atlet Indonesia.
Bisa jadi, Prabowo menyesal tak datang. Ia akhirnya berjanji hadir pada final hari kedua yang digelar Rabu (29/8/2018) kemarin. "Iya [mau menonton]. Kan terakhir pertandingan tanggal 29, ya," ujar Prabowo di kediamannya, Jalan Kertanegara No. IV, Jaksel, Senin lalu.
Janji itu ditepati Prabowo. Mantan Danjen Kopassus ini datang ke TMII sejak pagi. Ia datang mengenakan pakaian safari. Entah kenapa tak tampak Menpora Imam Nachrawi. Di atas tribun, Prabowo hanya ditemani Menpan-RB sekaligus Chief de Mission Asian Games 2018, Syafrudin yang datang menyusul.
Ketidakhadiran elemen pemerintah pusat memunculkan tanda tanya, apakah mereka enggan datang karena sungkan pada Prabowo? Edhy menampik anggapan ini.
"Karena memang sesuai agenda tidak ada yang datang pagi-pagi," katanya, kemarin (29/8/2018).
Kehadiran Prabowo membuat arena ramai. Saat kamera menyorot dan memunculkan wajahnya di layar besar, teriakan "Prabowo.. Prabowo.. Prabowo," terdengar bergemuruh. Beberapa orang Gerindra-terlihat dari atribut yang dikenakan-sering mengkomandoi agar yel-yel itu dikencangkan. Dari kursi VVIP, Ketua Umum Partai Gerindra ini hanya menimpali dengan senyuman.
Sejak final hari pertama, ada sekelompok pemuda yang datang mengenakan seragam kaos bergambar Prabowo. "Bela silat, bela bangsa," begitu tulisan yang tertera pada kaos mereka.
Kelompok inilah yang biasa berteriak paling lantang mendukung atlet indonesia. Salah seorang dari mereka, Harimansyah, mengaku ia dan teman-temannya datang dari Hambalang, Bogor. Ia diminta datang atas permintaan Edhy Prabowo.
"Kebetulan saya murid dari padepokan yang Pak Edhy kelola," ucapnya kepada Tirto. "Saya juga ngefans sama Pak Prabowo."
Sesi pertama, yang terdiri dari nomor seni tunggal putra, ganda putri, dan campuran putri, dimenangkan atlet Indonesia. Prabowo pun tiga kali naik ke podium untuk memberikan medali.
Sesi pertama berakhir tepat pukul 12 siang. Prabowo kemudian pergi meninggalkan arena.
Ia kembali ke venue pertandingan pada pukul 13.00, kali ini berdandan ala pendekar pencak silat dengan mengenakan baju kurung khas melayu berwarna hitam-hitam, dipadu songkok, dan sarung.
Pada sesi kedua, Prabowo memang berpeluang kembali tampil memberi medali di podium. Indonesia punya peluang menyabet tiga emas tambahan.
Selang beberapa lama datang Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang didampingi Sekjen Hasto Kristiyanto. Mereka tiba pukul 15.15, beberapa menit kemudian Wakil Presiden Jusuf Kalla yang tiba bersama Menko PMK Puan Maharani tiba di venue. Tentu kehadiran mereka bikin banyak orang terkejut.
Edhy mengatakan kedatangan Mega memang tak terprediksi, sebab IPSI sebetulnya tak pernah mengundangnya datang. "Tapi siapa pun tentu sah-sah saja jika mau datang dan ingin dukung Indonesia," ucap politisi Gerindra yang dulu sempat jadi atlet pencak silat nasional itu.
Sedangkan kedatangan Kalla memang sudah dijadwalkan. JK memang dijadwalkan menggantikan Jokowi yang berhalangan hadir. Yang duduk jadi: Syafrudin, Puan, Megawati, JK, dan Prabowo.
Ketika kamera mengarah ke Prabowo, yel-yel "Prabowo.. Prabowo" kembali menggema. Puan dan JK terlihat tersenyum sedangkan Megawati cemberut.
Saat itulah dari kejauhan Edhy menggerakkan tangannya meminta anak buahnya di tribun utara dan selatan untuk diam. Menurut Edhy itu adalah permintaan langsung Prabowo. "Beliau tidak ingin seperti itu. Apalagi ini kan ada tamu. Beliau gak suka seperti itu," katanya.
Ketika disodorkan pertanyaan apakah Prabowo merasa malu karena ada Megawati dan JK, sebab pada sesi pertama yel ini cenderung dibiarkan, Edhy menimpali pertanyaan ini dengan tersenyum. "Ah, kamu jangan adu domba."
Peringatan dari Edhy kepada penonton membuat yel "Prabowo... Prabowo" tak lagi terdengar, apalagi setelah Jokowi datang. Jelas ini lagi-lagi membikin kaget.
"Kami tak tahu presiden akan datang. Lagipula kan sudah diwakilkan Pak JK yang hadir bersama kami. Saat diberitahu protokoler presiden sudah mau dekat, kami kaget juga," kata Edhy lagi. "Kami berprasangka baik saja. Janganlah hal dadakan seperti ini dikaitkan dengan pencitraan jelang pilpres," kata dia.
Sesuai agenda dari protokoler kepresidenan, Jokowi memang tak akan datang ke TMII. Hari itu, Jokowi baru saja berkunjung ke Yogyakarta.
Kita tahu akhir dari ini semua: Hanifan Yudani Kusumah yang sukses menyabet emas juga mampu membuat Jokowi dan Prabowo berpelukan. Balutan bendera merah putih yang ada pada punggung Hanifan membuat adegan jadi makin ikonik—cocok untuk disebar di sosial media dengan caption semacam "pemilu damai" dan sejenisnya.
Penulis: Aqwam Fiazmi Hanifan
Editor: Rio Apinino