Menuju konten utama
Periksa Fakta

Benarkah Habibie Mengatakan Prabowo Bukan Lawan Berat Jokowi?

Unggahan yang menyebut Habibie mengatakan "Lawan terberat Pak Jokowi itu hoax dan fitnah" itu ternyata hoaks.

Benarkah Habibie Mengatakan Prabowo Bukan Lawan Berat Jokowi?
Fact Check beredarnya klaim yang menyebut BJ Habibie mendukung Jokowi. Facebook.com/KataKita

tirto.id - Presiden ketiga Indonesia, B.J. Habibie, kembali menjadi bahan pesan berantai media sosial. Ia disebut menyatakan Prabowo bukanlah lawan sebanding Joko Widodo (Jokowi) dalam melanjutkan kepemimpinan pada 2019.

Klaim

Facebook fanpage KataKita menuliskan kabar pada 14 Agustus 2018:

"BJ Habibie mengatakan: 'Lawan Berat Pak Jokowi itu bukan Prabowo. Kalau hanya sekedar Prabowo, jalan mudah buat Pak Jokowi menuju kepemimpinan periode berikutnya di 2019'."

Kabar itu disertai foto Habibie sedang menggenggam erat Jokowi. Jokowi memakai batik cokelat, sementara Habibie mengenakan kemeja cokelat lengan panjang bermotif garis. Kalimat lainnya:

"Kenapa saya katakan begitu, karena saya tahu siapa Prabowo. Kan saya juga yang pecat Prabowo. Saat itu saya menjadi Presiden peralihan. Dari Bapak Soeharto ke saya. Jadi saya tahu siapa itu Prabowo."

Bahkan, pada akhir pesan, tertulis pernyataan lain yang disebut dari Habibie, sekaligus nama media yang disebut sebagai sumber informasi Habibie tersebut.

"Lawan terberat Pak Jokowi itu hoax dan fitnah. Selebihnya tidak ada" ujar Habibie kepada CNN, dalam wawancara dalam tajuk Setelah 20 tahun Reformasi.

Banyak pengguna media sosial membagi klaim Habibie itu. Namun, ada pula yang bertanya: apakah benar itu pernyataan Habibie?

Bukan yang Pertama

Pelacakan kami menemukan bahwa unggahan tersebut bukanlah yang pertama fanpage KataKita. Pada 1 Juni 2018, klaim persis sama pernah diunggah. Tidak ada yang berbeda, kecuali inisial pada bagian akhir. Serta, pada unggahan 1 Juni 2018 ada tambahan poster dengan kutipan Habibie.

Pada unggahan 1 Juni 2018 tercatat nama Dody Haryanto. Sementara pada unggahan 14 Agustus 2018 tercatat inisial F_I_D. Kami berusaha mencari unggahan dengan memanfaatkan inisial tersebut. Hasilnya nihil. Kemungkinan nama itu sebatas inisial belaka, atau unggahan pertamanya sudah dihapus.

Ternyata, sebuah laman pendukung Jokowi tercatat pernah memuat kabar yang sama pada pada 31 Mei 2018 dalam judul "BJ Habibie : Lawan Terberat Pak Jokowi Itu Hoax Dan Fitnah".

Artinya kabar terkait klaim Habibie soal Jokowi dan Prabowo itu bukan hal baru. Sirkulasi berantai di media sosial sudah pernah terjadi.Fanpage KataKita memunculkannya kembali.

Fakta

Foto Berasal dari Facebook Jokowi

Foto ilustrasi unggahan Facebook KataKita dapat ditemukan dalam Facebook Jokowi, 19 Januari 2017.

Unggahan akun resmi Jokowi itu memberi informasi kredit foto Agus Suparto. Informasi lainnya menjelaskan perihal pertemuan dengan Habibie.

"Beberapa saat lalu saya menerima Bapak B.J. Habibie, Presiden RI ke-3 dan penggerak industri penerbangan Indonesia. Beliau seorang tokoh yang menginspirasi dan selalu berikhtiar mendorong Indonesia menguasai teknologi maju".

Bagian akhir unggahan menuliskan "Kami berbincang selama dua jam, bertukar pikiran tentang pengembangan teknologi yang bernilai tinggi. Saya melepas Pak Habibie di tangga istana, sore ini. Semoga beliau tetap sehat dan memberikan sumbangsih pemikiran untuk bangsa Indonesia."

Tapi, apakah benar, Habibie memberi pernyataan seperti dalam klaim Facebook KataKita? Namun, dalam akun Jokowi tidak ada petunjuk apa pun bahwa Habibie berbicara demikian.

Video Wawancara Habibie

Dalam unggahan di fanpage KataKita, disebutkan bahwa pernyataan Habibie muncul dalam sebuah wawancara bersama CNN (Indonesia).

Pembaca dapat melihat arsip wawancara tersebut melalui platform Youtube. Wawancara berdurasi sekitar 28 menit itu menggunakan tajuk "Jelang 21 Mei 1998". Dalam keterangannya, video diterbitkan pada 22 Mei 2018. Namun, dalam keseluruhan wawancara, tidak ditemukan pernyataan apa pun dari Habibie terkait klaim bahwa Prabowo bukanlah lawan sebanding Joko Widodo (Jokowi) dalam melanjutkan kepemimpinan pada tahun 2019.

Dalam wawancara tersebut, pewawancara (Maria Sarjana) sempat bertanya soal Prabowo. Pembaca dapat melihatnya pada video sejak menit ke-22:12. Pewawancara bertanya soal keputusan Habibie terkait penggantian Pangkostrad Prabowo Subianto.

Jawaban Habibie dapat dilihat mulai menit ke-22:47. Habibie menyatakan bahwa dirinya memerintahkan Wiranto, Panglima ABRI saat itu, agar para kepala staf setiap angkatan bersenjata tidak boleh menghadap langsung kepada presiden. Habibie punya dua alasan. Pertama, dirinya tidak ada waktu. Kedua, kalaupun hal itu mesti dilakukan, harus dengan koordinasi Panglima ABRI.

Artinya, berdasarkan video wawancara, bahkan dalam topik soal Prabowo sekalipun, tidak ditemukan pernyataan Habibie seperti dalam klaim fanpage KataKita. Tidak pula menyinggung soal Jokowi sama sekali.

Pernyataan Senada

Penelusuran kami mendapatkan pernyataan yang senada dengan klaim dalam unggahan fanpage KataKita. Pernyataan seperti "Lawan Berat Pak Jokowi itu bukan Prabowo" serta "Lawan terberat Pak Jokowi itu hoax dan fitnah", senada dengan yang pernah diucapkan oleh Wakil Ketua ReJo (Relawan Jokowi) Mudhofir Khamid, dalam sambutan kegiatan deklarasi, 6 Mei 2018.

Seperti tersiar dalam sebuah berita, Rejo menilai bahwa lawan berat Presiden Jokowi di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 bukanlah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. "Musuh sesungguhnya Pak Jokowi bukan Prabowo, tetapi fitnah sesungguhnya," ujar Wakil Ketua ReJo Mudhofir Khamid dalam sambutannya.

Meskipun secara harfiah pernyataan dari fanpage KataKita berbeda dengan sambutan Wakil Ketua ReJo, medan maknanya dapat dikatakan serupa dan senada.

Konfirmasi

Tirto menghubungi Sekretaris Pribadi Habibie, Rubijanto (14/5), menanyakan pesan berantai klaim pernyataan yang disebut sebagai Habibie. Rubijanto menegaskan bahwa klaim yang muncul bukanlah pernyataan ataupun tulisan Habibie.

Rubijanto, mewakili Habibie, meminta agar pembaca ataupun penggunaan media sosial tidak mudah percaya dengan kabar dari media sosial. Apalagi situasinya terkait dengan kegiatan politik pemilihan.

"Kepada segenap handai taulan mohon tidak mudah terpancing berita di medsos [media sosial] terlebih pada musim menjelang pilpres atau pilkada yang baru lalu," terangnya.

Terlebih, menurut Rubijanto, konten palsu sangatlah mudah dibuat. Bahkan untuk kegiatan yang menghujat, mengadu domba dan menyalahkan pihak-pihak tertentu.

Kesimpulan

Pelacakan digital terhadap video wawancara tidak menemukan klaim pernyataan Habibie seperti yang ada dalam fanpage KataKita. Keterangan dari Sekretaris Pribadi Habibie, Rubijanto, turut menguatkan temuan kami.

Klaim dalam unggahan yang viral itu dibangun dengan menggabungkan foto asli sebagai ilustrasi, ditambah keterangan teks yang dinukil dari wawancara Habibie tentang sebuah peristiwa plus inti pernyataan seseorang dalam acara deklarasi pendukung Jokowi. Model yang demikian dapat disebut pula sebagai fabricated news (membuat informasi baru dari potongan-potongan berbeda konteks).

Habibie tak pernah menyatakan hal seperti dimuat dalam unggahan di fanpage KataKita. Jika tidak segera diklarifikasi, unggahan informasi keliru itu bukan saja bisa viral dan dikonsumsi masyarakat, tapi juga berpotensi mengadu domba beberapa pihak.

========

Tirto mendapat akses aplikasi CrowdTangle yang menunjukkan sebaran sebuah unggahan (konten) di Facebook, termasuk memprediksi potensi viral unggahan tersebut. Akses tersebut merupakan bagian dari realisasi penunjukan Tirto sebagai pihak ketiga dalam proyek periksa fakta Facebook.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Frendy Kurniawan

tirto.id - Politik
Penulis: Frendy Kurniawan
Editor: Maulida Sri Handayani