Menuju konten utama

Yang Merdeka Yang Masih Miskin

Istilah hari jadi sebuah negara, sangat beragam. Yang paling banyak digunakan adalah “independence day” atau hari kemerdekaan. Sayangnya, istilah ini berbanding terbalik dengan kondisi negara-negara yang merayakan kemerdekaan. Kebanyakan dari mereka masih dililit dengan persoalan kemiskinan.

Yang Merdeka Yang Masih Miskin
Warga miskin di Afrika menghadapi kondisi hidup yang buruk dan masalah kesehatan. Namun, mereka berorientasi keluarga dan menjaga anak-anak dekat dengan rumah. Zanzibar Island, Tanzania, april 2016.{ foto/shutterstock}

tirto.id - Negara-negara di dunia memiliki hari jadi berdirinya negara mereka. Dari 200 lebih negara di dunia, masing-masing punya tanggal yang berbeda. Agustus dan September merupakan bulan yang paling banyak melahirkan sebuah negara.

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong sepekan lalu mengunggah sebuah foto di akun Facebook-nya soal hari jadi ke-51 Singapura yang jatuh pada 9 Agustus 2016. “Happy 51st Birthday Singapore” demikian papan besar bertulis di atas kue tart raksasa di hadapan Lee dan Presiden Singapura Tony Tan, layaknya seseorang yang sedang berulang tahun.

“Perayaan ulang tahun Singapura dalam resepsi Hari Nasional (National Day) di Gardens by the Bay malam lalu,” tulis Lee pada 11 Agustus 2016 lalu.

Berselang delapan hari, Indonesia merayakan hari jadi kemerdekaannya yang ke-71. Bedanya, Indonesia menggunakan istilah Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan. Indonesia termasuk yang menggunakan kata “Kemerdekaan” dalam memperingati hari jadinya karena negara ini pernah dijajah oleh bangsa lain.

Singapura menggunakan National Day. Indonesia menggunakan "HUT Kemerdekaan". Bagaimana dengan negara lainnya? Ada pula yang menggunakan istilah "Independence Day". Tercatat ada 30 sebutan untuk hari jadi sebuah negara.

Banyak yang Merdeka

Badan intelijen Amerika Serikat (AS), Central Intelligence Agency (CIA) mengumpulkan istilah hari jadi yang dipakai oleh 200 lebih negara di dunia. Sebutan"Independence Day" tercatat yang paling banyak dipakai oleh negara-negara di dunia.

Istilah "Independence Day" dipakai oleh 119 negara dari 229 negara. Sebutan itu paling banyak digunakan negara-negara Asia dan Afrika. Tercatat ada 37 negara di Afrika yang menggunakan istilah kemerdekaan, Asia Pasifik ada 27 negara, dan 25 negara di Eropa.

Selain itu ada istilah "National Day". Sebanyak 23 negara termasuk Singapura dan Cina yang memakainya. Juga ada 12 negara di dunia yang memakai istilah Republic Day. Sebanyak 13 negara memakai nama negara mereka sebagai hari kelahiran bangsanya seperti Australia Day dan Russia Day.

Istilah-istilah tak lazim juga dipakai oleh beberapa negara untuk menandai hari jadi negaranya, biasanya sangat jarang yaitu Territory Day, Unity Day, Longest Day, Discovery Day, Saint Stephen's Day, Saint Patrick's Day, Tynwald Day, Throne Day, Bounty Day, Commonwealth Day, Foundation Day dan lain-lain.

Beberapa negara yang tak pernah mengalami penjajahan justru menempatkan hari lahir raja atau ratunya sebagai hari jadi negara mereka. Tercatat ada 10 negara di dunia yang menggunakan istilah Birthday of King atau Birthday of Queen. Sebut saja Thailand, satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tak pernah tertindas oleh kolonialisme. Thailand merayakan tanggal kelahiran Raja Bhumibol pada 5 Desember sebagai hari jadi Thailand. Jepang juga sama, setiap 23 Desember dirayakan hari jadi Kaisar Akihito dan hari jadi Jepang.

Jepang, Australia, Rusia, Singapura dan banyak negara lainnya termasuk yang tak merayakan kemerdekaan. Negara-negara itu maju secara ekonomi maupun politik. Sementara negara-negara yang merayakan kemerdekaan kebanyakan masih menjadi negara miskin atau berkembang. Ini mungkin karena masa lalu mereka yang hidup terjajah, sehingga perlu waktu untuk berjuang lagi menjadi sebuah negara maju.

Merdeka Tapi Miskin

Bank Dunia mendefinisikan kemiskinan berdasarkan garis kemiskinan yang ditetapkan sebesar 1,9 dolar AS per hari atau daya beli yang disebut Purchasing Power Parity (PPP). Lebih dari 900 juta orang di dunia ini hidup di bawah garis kemiskinan. Selain itu, kemiskinan juga bisa diukur dari pendapatan per kapita sebuah negara.

Negara yang masuk kategori low-income atau miskin, pendapatan per kapitanya hanya 1.025 dolar AS per tahun. Sedangkan kategori lower middle-income, pendapatan per kapitanya 1.026-4.035 dolar AS per tahun, kategori upper middle-income pendapatan per kapitanya 4.036-12.475 dolar AS per tahun, dan high-income di atas 12.475 dolar AS per tahun.

Bila mengacu dari data Bank Dunia dari negara yang masuk kategori miskin, terdapat 31 negara yang masuk kategori ini. Yang menarik, 23 negara yang masuk kategori miskin merayakan hari jadi dengan istilah "Independence Day". Artinya, hampir 75 persen negara paling miskin lahir dari sebuah kemerdekaan.

Mereka adalah Afganistan, Burundi, Chad, Comoros, Kongo, Eritrea, Gambia, Guinea, Guinea-Bissau, Haiti, Liberia, Madagaskar, Malawi, Mali, Mozambik, Niger, Rwanda, Senegal, Siera Leone, Sudan Selatan, Togo, Uganda, dan Zimbabwe.

Pertikaian dan kondisi politik yang tak stabil membawa negara-negara yang merayakan kemerdekaan di Afrika tetap berada di kubang kemiskinan. Mereka tak mampu memanfaatkan sumber dayanya. Padahal negara-negara tersebut merupakan negara yang kaya sumber pertambangan. Kemerdekaan bukan hanya bebas lepas secara politik dari penjajah, tapi juga harus bebas dari kemiskinan.

Sebagai negara yang masih masuk lower middle-income dan lahir dari kemerdekaan, Indonesia perlu menatap ke bawah negara-negara tadi dan menjadikannya sebagai refleksi. Selamat merayakan umur kemerdekaan politik Indonesia yang sudah beranjak 71 tahun!

Baca juga artikel terkait EKONOMI atau tulisan lainnya dari Suhendra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Suhendra
Penulis: Suhendra
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti