Menuju konten utama

Wisata Konservasi Dasar Laut

Peribahasa “menyelam sambil minum air” setidaknya sebutan yang mengena saat turis berwisata menanam terumbu karang atau sering disebut paket wisata “Coral Transplantation”.

Wisata Konservasi Dasar Laut
Sejumlah wisatawan menikmati pemandangan bawah air di perairan Sanur, Bali, Jumat (26/8). ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/16.

tirto.id - Peribahasa “menyelam sambil minum air” setidaknya sebutan yang mengena saat turis berwisata menanam terumbu karang atau sering disebut paket wisata “Coral Transplantation” yang ditawarkan wahana wisata Walker, Sanur, Bali.

Dalam wisata tersebut, turis diantarkan jalan-jalan seperti halnya di darat menikmati keindahan alam bawah laut sambil menanam terumbu karang tanpa harus memiliki kemampuan menyelam bahkan tanpa berenang.

Seorang penyelam khusus pemandu penanaman terumbu karang di wahana wisata itu, Kadek Suardana mengatakan paket wisata tersebut hingga saat ini banyak digemari wisatawan asing terutama mereka yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan.

Selama sekitar 30 menit di kedalaman lima hingga tujuh meter, wisatawan yang mengenakan helm kaca untuk penyalur oksigen dapat menikmati indahnya alam bawah laut sambil menanam terumbu karang jenis Acropora sekaligus memberi makanan pada berbagai jenis ikan karang.

Wisata berbasis konservasi alam tersebut kini berkembang di Bali karena atas kesadaran pengusahanya sendiri yang beranggapan bahwa ikan, terumbu karang, dan ekosistem laut lainnya adalah sebuah aset yang harus dijaga.

Hasil survei Dinas Kelautan dan Perikanan setempat tahun 2015 lalu menunjukkan bahwa di 41 lokasi termasuk perairan Sanur kondisi terumbu karang dan ikan pada kedalaman 3 hingga 10 meter termasuk dalam kondisi bagus.

Meski demikian terumbu karang masih terancam fenomena naiknya suhu air laut karena pemanasan global yang menyebabkan pemutihan karang atau “Coral Bleaching”.

Selain itu, maraknya pengembangan wisata perairan yang tidak ramah lingkungan, termasuk pembangunan di pesisir cenderung menimbulkan polusi yang berdampak pada kerusakan ekosistem laut.

Foto dan Teks: Nyoman Budhiana

Baca juga artikel terkait PARIWISATA BALI atau tulisan lainnya

Editor: Taufik Subarkah