tirto.id - Pemerintah Kabupaten Siak, Riau bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) akan mengadakan Festival Gerhana Matahari Cincin pada 24-26 Desember 2019.
Festival ini diadakan bertepatan dengan fenomena gerhana matahari cincin (GMC) yang akan tampak di Indonesia. Festival ini diprediksi akan mengundang wisatawan.
Selama festival akan ada mini planetarium, bimtek komunikasi satelit LAPAN A2/ORARI, talkshow seputar fenomena gerhana matahari cincin, pameran hasil litbang LAPAN, dan sosialisasi ke beberapa sekolah dan perguruan tinggi.
LAPAN bersama Kemristekdikti akan mengadakan workshop teropong lubang jarum untuk 100 peserta, pameran fotografi gerhana matahari, dan kamera obscura.
Festival ini diharapkan akan mengedukasi masyarakat tentang fenomena alam gerhana matahari cincin. Setiap agenda direncanakan dengan matang agar acara berjalan sukses dan memenuhi target.
Siak dipilih sebagai tempat diselenggarakannya festival Gerhana Matahari Cincin karena dianggap sebagai lokasi ideal untuk menyaksikan fenomena alam tersebut.
Pemerintah setempat menyatakan, mereka menyediakan anggaran khusus untuk mendukung event ini. Festival akan diadakan di dua titik di Siak, yaitu lapangan bola Desa Bunsur dan Kota Siak, Sri Indrapura, tepatnya di Taman Tengku Agung, dan Water Front City.
Selain di dua wilayah tersebut, masyarakat Indonesia dapat menikmati gerhana matahari cincin di daerah lain, seperti Padang Sidempuan, Sibolga, Kabupaten Siak, Kepulauan Riau, dan sebagian wilayah Kalimantan Barat, seperti Singkawang.
Persentase kenampakan GMC di Daerah Sumatera Selatan adalah 80 persen, di Pulau Jawa 70-80 persen, sedangkan Papua hanya 20 persen karena angle yang tertutup matahari.
Waktu dan durasi Gerhana Matahari Cincin bergantung pada lokasi pengamatan. Menurut LAPAN, tahapan gerhana (dalam WIB), adalah sebagai berikut.
- Awal gerhana sebagian: 10.23
- Awal gerhana cincin: 12.16
- Puncak gerhana: 12.18
- Akhir gerhana cincin: 12.20
- Akhir gerhana sebagian: 14.15
Bulan melintas di orbit yang mengelilingi bumi, sedangkan bumi melintasi orbit mengelilingi matahari. Jika ketiga benda ini berada dalam satu garis lurus, terjadilah gerhana. Jika jarak bulan lebih dekat ke bumi, dan dengan begitu menutupi matahari, terjadilah gerhana matahari.
Ada waktu dimana bulan lebih dekat ke matahari daripada ke bumi, sehingga bulan yang nampak kecil tidak dapat menutupi seluruh bagian matahari, sehingga bagian pinggir matahari masih terlihat. Fenomena inilah yang disbut gerhana matahari cincin.
Editor: Agung DH