tirto.id - Gerhana Matahari Cincin akan terjadi pada Sabtu, 14 Oktober 2023. Namun, fenomena ini tidak bisa disaksikan secara langsung di wilayah Indonesia.
Gerhana matahari merupakan fenomena ketika bulan berada di antara bumi dan matahari, jadi bulan akan menghalangi sebagian atau keseluruhan cahaya matahari. Akibatnya, bayangan bulan akan menutupi sebagian wilayah di bumi dan wilayah tersebut akan menjadi lebih gelap di siang hari.
Gerhana matahari sendiri bermacam-macam, ada gerhana matahari total, gerhana matahari sebagian, gerhana matahari hibrida, dan gerhana matahari cincin. Dikutip dari laman Observatorium Bosscha, gerhana matahari cincin terjadi saat posisi bulan sedang berada di jarak terjauh dari bumi (apogee).
Ukuran bulan akan tampak lebih kecil dari matahari sehingga tak bisa menutupi matahari secara total. Hal ini pun menciptakan penampakan cincin yang merupakan bagian pinggiran matahari yang tidak tertutup sepenuhnya oleh bulan.
Gerhana Matahari Cincin Dapat Dilihat di Lokasi Mana Saja?
Berdasarkan informasi dari NASA, gerhana matahari cincin pada 14 Oktober nanti akan terlihat di wilayah Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.
Gerhana ini juga akan terlihat sebagian di kawasan Amerika Serikat, Meksiko, sejumlah negara di Amerika Tengah maupun Amerika Selatan, serta di belahan barat bumi.
Anda yang berada di Indonesia dapat ikut melihat gerhana matahari cincin melalui live streaming di kanal YouTube resmi NASA di tautan berikut:
Link Streaming Gerhana Matahari Cincin
Cara Aman Melihat Gerhana Matahari Cincin
NASA memperingatkan bahwa gerhana matahari cincin tidak boleh dilihat secara langsung oleh mata telanjang. Berikut beberapa cara aman untuk melihat gerhana matahari yang direkomendasikan oleh Observatorium Bosscha:
1. Kacamata khusus gerhana
Kacamata ini dirancang dapat melindungi mata saat melihat gerhana matahari. Kacamata ini dilapisi filter khusus yang akan menyaring 99,99 persen cahaya tampak matahari, termasuk inframerah dan ultraviolet.
Jangan mencoba melihat gerhana dengan kertas film, piringan disket, atau kacamata hitam biasa. Meski sama-sama gelap, benda-benda ini tidak punya kemampuan yang sama seperti kacamata khusus gerhana sehingga tidak akan melindungi mata.
2. Metode proyeksi
Metode proyeksi adalah cara melihat gerhana tanpa melihat secara langsung ke arah matahari. Jadi, Anda hanya akan melihat bayangannya saja. Setidaknya ada tiga cara proyeksi yang bisa dilakukan, yaitu:
a. Proyeksi di bawah pepohonan
Ruang di antara dedaunan adalah lubang alami untuk memproyeksikan bayangan matahari yang nantinya terlihat di lantai atau permukaan tanah.
b. Proyeksi dengan saringan
Saringan memiliki lubang-lubang kecil yang bisa digunakan untuk memproyeksikan cahaya matahari. Letakkan saringan di atas kertas putih yang berfungsi sebagai layar proyeksi saat terjadi gerhana matahari. Anda nantinya akan dapat melihat gambaran bayangan matahari lebih jelas di atas kertas.
c. Proyeksi lubang jarum
Gunakan dua lembar kertas atau karton putih. Salah satu kertas dilubangi dengan jarum, boleh dibuat satu lubang atau lebih banyak.
Saat terjadi gerhana, berdirilah membelakangi matahari dan angkat kertas berlubang, sedangkan kertas lainnya diletakkan di hadapannya sebagai layar proyeksi. Cahaya matahari akan masuk ke lubang kecil di kerta pertama dan bayangannya akan terproyeksi ke kertas di hadapannya.
3. Teleskop atau binokuler
Kedua alat ini harus digunakan dengan metode proyeksi, jadi jangan mengarahkan langsung ke matahari saat gerhana terjadi. Kalaupun untuk melihat langsung, harus dilengkapi dengan filter matahari khusus untuk teleskop/binokuler agar mata tetap terlindungi.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari