Menuju konten utama

Wiranto: Kronologis Penyerbuan Hingga 155 Napi Teroris Menyerah

Wiranto menjelaskan pada pagi ini sejumlah 155 narapidana telah menyerah tanpa syarat dan 1 napi teroris meninggal kemarin, sehingga jumlah total 156 napi telah menyerahkan diri.

Wiranto: Kronologis Penyerbuan Hingga 155 Napi Teroris Menyerah
Menkopolhukam Wiranto menjawab pertanyaan wartawan seusai melakukan pertemuan tertutup di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (30/5). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A.

tirto.id - Menteri koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menegaskan akhirnya aparat keamanan berhasil melumpuhkan 155 napi teroris setelah melakukan ultimatum dan akhirnya melakukan penyerbuan ke dalam Rutan Cabang Salemba di Kelapa Dua, di kompleks Markas Komando (Mako) Brimob, Depok.

"Dengan SOP internasional, aparat keamanan sebelum melakukan tindakan [penyerbuan], memberikan ultimatum, bukan negosiasi, bahwa kita akan melaksanakan serbuan, apakah mereka menyerah atau mengambil resiko dengan serbuan, tentu dengan batas waktu tertentu," ujar Wiranto didampingi Kepala BIN Budi Gunawan dan Kepala BNPT Suhardi Alius dalam konferensi pers di kompleks Mako Brimob, Kamis (10/5/2018).

Wiranto menjelaskan pada pagi ini sejumlah 155 narapidana telah menyerah tanpa syarat dan 1 napi teroris meninggal kemarin, sehingga jumlah total 156 napi telah menyerahkan diri.

"Dan pada pagi ini, dengan batas waktu yg kita tentukan, mereka menyerah tanpa syarat dan kita minta satu persatu mereka keluar. 155 [napi] keluar satu persatu menyerah tanpa syarat, kurang lebih 30 pucuk, senjata hasil sitaan dari aparat keamanan juga berhasil disita," jelas Wiranto.

"Senjata itu bukan senjata organik militer atau kepolisian, tetapi hasil sitaan dari aparat keamanan saat operasi penanganan terorisme sebelumnya," tambahnya.

Wiranto menjelaskan awalnya setelah aparat melakukan ultimatum, sebanyak 145 napi dan tahanan langsung menyerah. Namun, masih ada 10 napi yang belum mau menyerah, maka aparat keamanan tetap melaksanakan serbuan di lokasi.

"Kita saksikan bunyi tembakan, bom, dan ternyata dalam serbuan tersebut, 10 sisa teroris menyerah, lengkap 155 tahanan teroris telah menyerah pada aparat kepolisian," tegasnya.

Menkopolhukam menyayangkan tindakan napi teroris yang menimbulkan peristiwa kerusuhan yang menyita perhatian masyarakat Indonesia, bahkan dunia.

"Pelaku kerusuhan yang kita hadapi adalah penindak terorisme di dalam tahanan, seharusnya sadar akan perbuatannya, tapi mereka justru melakukan kekejaman, dengan menyandera merampas senjata, menyiksa, bahkan membunuh para petugas dengan cara-cara yang kejam dan keji," tutur Wiranto.

Dalam insiden ini, ada 6 korban tewas yakni 5 anggota Polri dan 1 napiter. Korban tewas akibat kerusuhan tersebut yaitu Iptu Luar Biasa Anumerta Yudi Respuji Siswanto, Aipda Luar Biasa Anumerta Benny Setiadi, Brigadir Polisi Luar Biasa Anumerta Sandi Setyo Nugroho, Briptu Luar Biasa Anumerta Syukron Fadhli dan Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas, dan satu narapidana terorisme yaitu Benny Syamsu Tresno.

Satu polisi yakni Bripka Iwan Sarjana yang sempat disandera berhasil dibebaskan pada Kamis (10/5) pukul 02.00 dini hari. Pihak kepolisian mengklaim upaya pembebasan Rutan Cabang Salemba di Kompleks Mako Brimob selama kurang lebih 40 jam ini tidak ada korban jiwa.

Baca juga artikel terkait KERUSUHAN MAKO BRIMOB atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Hukum
Reporter: Mohammad Bernie
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri