tirto.id - Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) Kemenkes tahun 2018 mengungkap jumlah pengidap hipertensi di tanah air sudah sampai pada angka 34,1 persen atau 70 juta orang lebih.
Dari jumlah tersebut, penderita yang tergolong masih usia dewasa muda dengan rentang umur 31-44 tahun adalah 31,6%, umur 45-54 tahun adalah 45,3%, sisanya adalah lansia.
Pemicu hipertensi ditengarai adalah perubahan pola makan yang berlangsung belakangan ini, dengan maraknya makanan olahan, instan, tinggi natrium, kaya gula serta minim serat yang melanda generasi muda.
Ketua Tim Kerja Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Kemenkes, Fatcha Nuraliyah mengungkap bahwa hipertensi masih jadi salah satu penyebab kematian terbesar di Indonesia.
Merujuk Antara News, dari jumlah penderita hipertensi yang mencapai 34,1 persen atau 70 juta orang berdasarkan survei tahun 2018 tersebut, artinya dari tiga orang penduduk, satu orang adalah pengidap hipertensi.
Fakta itu membuktikan bahwa hipertensi atau penyakit darah tinggi kini sudah bukan monopoli orang lanjut usia saja, namun kalangan muda juga telah banyak yang mengidapnya.
Senada, Fatcha menambahkan, tingginya angka pengidap hipertensi di Indonesia umumnya dipicu oleh pola makan sehari-hari yang tidak sehat. Makanan dengan tinggi natrium, tinggi gula, serta lemak namun minim sayur dan buah adalah hal yang biasa dilakukan setiap hari.
Hal yang Perlu Anda Ketahui Soal Penyakit Hipertensi
Hipertensi merupakan sebutan medis untuk tekanan darah yang melebihi angka normal. Tekanan dari sirkulasi darah itu jika berlebihan akan menimbulkan efek pada dinding pembuluh arteri sebagai pembuluh darah utama.
Jika kondisi tekanan darah tinggi ini dibiarkan, maka berbahaya untuk kesehatan dan bisa memicu beberapa penyakit seperti penyakit jantung, stroke bahkan kematian.
Anda sudah dikatakan mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi apabila tensimeter selama dua kali berturut-turut menunjukkan kondisi sistolik lebih besar dari 140 mmHg, dan diastolik lebih besar dari 90 mmHg. Penulisannya adalah 140/90 mmHg.
Apa Saja Gejala Hipertensi Pada Usia Muda
Umumnya penderita hipertensi tidak menyadari bahwa dirinya sudah mengalami hipertensi sebelum diperiksa menggunakan tensimeter. Hal itu karena gejala-gejala yang muncul tidak terlalu signifikan dan kerap diabaikan sehingga hipertensi sering dijuluki “the silent killer”
Berikut ini beberapa gejala hipertensi yang sebaiknya mulai diwaspadai, melansir laman P2PTM Kemkes:
1. Sakit kepala
2. Gelisah
3. Jantung berdebar-debar
4. Pusing
5. Penglihatan kabur
6. Rasa sakit di dada
7. Mudah lelah
8. Aritmia
9. Sesak napas
Untuk penderita yang sudah berat, gejalanya dapat muncul seperti ini:
10. Tremor atau gemetar
11. Kecemasan
12. Mual dan muntah
13. Bingung
14. Dada nyeri
15. Adanya darah dalam cairan urine
Bagaimana Cara Mencegah Hipertensi?
Mencegah hipertensi dapat dilakukan sedini mungkin melalui perbaikan pola makan, dan memilih jenis makanan sehat. Dimulai dengan mengurangi porsi garam dan gula dalam berbagai makanan yang dikonsumsi setiap hari.
Idealnya, asupan garam hanya boleh kurang dari 5 gram atau 1 sendok teh saja per hari. Sementara gula hanya disarankan kurang dari 50 gram atau 4 sendok teh saja per hari.
Jenis protein dari daging yang berlemak pun sebaiknya dikurangi menjadi hanya 5 sendok makan per hari, tidak lebih. Untuk memenuhi kebutuhan protein dan lemak, maka dapat diganti dengan ikan serta protein nabati dari kedelai serta kacang-kacangan lain.
Menambahkan porsi sayur dan buah menjadi 5 porsi per hari (400-500 gram) juga disarankan untuk membantu menstabilkan tekanan darah. Alasannya karena buah dan sayur kaya serat serta mineral dan vitamin.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Nur Hidayah Perwitasari