Menuju konten utama

Wartawan Der Spiegel Undur Diri Usai Ketahuan Tulis Artikel Bohong

Class Relotius mengarang cerita dan menciptakan sumber fiktif dalam artikelnya.

Wartawan Der Spiegel Undur Diri Usai Ketahuan Tulis Artikel Bohong
Halaman depan edisi bahasa Jerman Charlie Hebdo, kiri, menunjukkan gambar Kanselir Jerman Angela Merkel dengan kepala terpenggal Challenger Sosial Demokrat-nya Martin Schulz dan pisau di tangannya mengutip halaman depan yang kontroversial dari edisi terbaru majalah Jerman. Kay Nietfeld / dpa via AP

tirto.id - Class Relotius, wartawan majalah berbahasa Jerman, Der Spiegel, diketahui telah mengarang fakta sejak bertahun-tahun. Majalah yang berbasis di Hamburg, Jerman itu mengatakan, Relotius sudah melakukan penipuan jurnalistik dalam skala besar.

Sebagaimana diwartakan The Guardian, pria berusia 33 tahun itu kemudian mengundurkan diri dari Der Spiegel setelah bekerja selama tujuh tahun. Relotius "mengarang cerita dan menciptakan sumber protagonis" dalam liputan di daerah perbatasan Amerika-Meksiko.

Laporan dengan sumber fiktif itu pertama kali diketahui rekan Relotius, Juan Moreno yang menemukan beberapa kejanggalan. Moreno lantas melacak sumber-sumber yang dipakai Relotius. Hasilnya nihil, kesesuaian data dengan yang terjadi di lapangan berbeda.

Moreno, yang bekerja di Der Spiegel sejak 2007 terpaksa mengalami waktu yang berat selama proses pembuktian. Ia bertaruh dengan kariernya dan mesti berkonfrontasi dengan teman-temannya. Bahkan, Der Spiegel sempat berasumsi, Relotius adalah korban dari cerita Moreno.

Mulanya Relotius mampu membantah segala tuduhan yang dilancarkan padanya. Namun, ada satu titik ia tak mampu berkelit lagi, ia tak bisa tidur karena ketakutan akan kebohongannya bakal ditemukan.

Dalam pengakuannya, Relotius mengatakan ia dihantui rasa takut gagal. “Tekanan saya untuk tidak bisa gagal semakin besar seiring semakin sukses saya,” katanya, seperti dikutip The Guardian.

Sebagai wartawan, Relotius telah menyabet beberapa penghargaan, salah satunya CNN Journalist of the Year pada 2014 atas liputan investigasinya. Awal bulan ini Relotius juga memenangi penghargaan sebagai Reporter of the Year untuk laporannya tentang seorang pemuda Suriah.

Namun demikian, atas kasus ini, 14 dari 60 tulisan Relotius yang terpublikasi secara daring maupun cetak terindikasi penipuan. Bukan hanya di Der Spiegel, juga beberapa majalah dan surat kabar berbahasa Jerman lainnya, karena Relotius juga menjadi penulis lepas.

Kasus teranyar yang menimpa Der Spiegel ini bukan pertama kali terjadi di dunia jurnalisme. Seperti dikutip dari New York Times, pada 2003, Jayson Blair, reporter New York Times mengundurkan diri setelah editor menemukan unsur fiktif dalam laporan Blair.

Ada pula kasus Janet Cooke, reporter Washington Post yang memenangkan Pulitzer pada 1981 untuk artikel yang tidak sesuai fakta.

Baca juga artikel terkait BERITA BOHONG atau tulisan lainnya dari AS Rimbawana

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: AS Rimbawana
Editor: Dipna Videlia Putsanra