Menuju konten utama

Warga Binaan Bisa Hasilkan Produk Ekspor

Menteri Hukum dan HAM memuji kemampuan para napi di berbagai lapas di Indonesia yang mampu menghasilkan kerajinan tangan dan produk-produk layak ekspor. Ia berpendapat, hal itu menunjukkan keberhasilan dari proses pemasyarakatan di dalam lapas.

Warga Binaan Bisa Hasilkan Produk Ekspor
(Ilustrasi) Suasana lapas. Antara foto/nyoman budhiana.

tirto.id - Menteri Hukum dan HAM (Menkumham), Yasonna Laoly, menyebut warga binaan mampu memproduksi hasil-hasil kerajinan tangan dan barang-barang yang bisa diekspor.

Untuk mendukung hasil produksi warga binaan tersebut, Kementerian Hukum dan HAM melalui Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) memamerkan hasil karya warga binaan pemasyarakatan dari 33 Divisi PAS Kantor Wilayah Kemenkumham melalui Pameran Unggulan Narapidana Tahun 2016 dengan tema “Kreativitas Tanpa Batas Meski Tempat Terbatas.”

Pameran ini digelar di Plasa Pameran Industri Kemenperin, Jakarta Selatan mulai 19-22 April 2016.

“Dengan diselenggarakan pameran ini dapat mendorong warga binaan untuk terus berkarya dan menghasilkan produk-produk unggulan,” kata Yasonna di Jakarta, Selasa, (19/4/2016).

Selain itu, Yasonna juga berharap pameran ini bisa menjadi ajang promosi kepada pemangku kepentingan agar bersedia bekerjasama membuat dan memasarkan hasil karya warga binaan.

“Kami ingin menunjukkan kepada masyarakat luas bahwa para warga binaan pemasyarakatan mampu untuk berbuat hal-hal berguna dan membuat produk yang memiliki nilai jual sebagai bekal saat bebas dari penjara,”

Hal itu membuktikan bahwa warga binaan merupakan sumber daya manusia (SDM) yang potensial, terampil, dan berkualitas sehingga mampu berkompetisi di bidang ekonomi skala nasional dan internasional.

"Mereka adalah kekuatan kerja yang berpotensi untuk bisa diberdayakan. Mereka ini SDM yang potensial, terampil, berkualitas dengan beragam hasil karya yang tidak hanya berskala nasional, namun juga internasional," kata Yasonna.

Selama ini, Yasonna menyayangkan adanya tudingan terhadap lapas selama ini yang dianggap sebagai sarang narkoba. Padahal menurutnya, di kenyataan, tidak semua demikian.

Yasonna mencontohkan salah satu warga binaan bernama Zainal Abidin. Mantan napi Lapas Narkotika Jakarta ini telah bekerja di toko roti Holland Bakery. Di sana, ia menjadi instruktur untuk karyawan lain dalam membuat roti dan menghias kue di beberapa toko Holland Bakery.

Keahlian Zainal didapat karena mengikuti program pelatihan tata boga selama menjalani masa tahanan.

Selain Zainal, Yasonna menyebut warga binaan di Lapas Porong juga berhasil memproduksi mebel hingga menembus pasar Korea Selatan dan Eropa.

(ANT)

Baca juga artikel terkait KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

tirto.id - Hukum
Sumber: Antara
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh