tirto.id - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut Pancasila harus dimaknai dengan sederhana agar mudah dipahami.
"Saya bingung juga apa yang dikongreskan apa yang dianalisa padahal cuma lima sila saja. Makin banyak bahas makin kita tidak paham," kata Wapres saat membuka Kongres Pancasila ke-XI di UGM, Kamis (15/8/2019).
Menurut JK, Pancasila seharusnya dimaknai dengan sederhana dan langsung diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
"Makin dibahas Pancasila, semakin diurai, semakin dibukukan, makin bingung kita ini," kata JK.
Oleh karena itu menurutnya tidak harus dibahas dan dipersulit bagi mereka yang ingin mengamalkannya. Ia mencontohkan dulu pada zaman orde baru, semua orang yang khusunya bekerja di pemerintahan harus mengikuti Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).
"Maka jangan Pancasila itu dipersulit lah. Jangan hanya jadi tema seminar, jangan hanya jadi bahan indoktrinasi. Bagaimana kita menghayati kalau dipersulit. Kita mengukur diri sendiri saja," kata dia.
Menurutnya Pancasila bukan sekadar slogan atau filsafat, tapi merupakan pondasi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan Pondasi itu tidak perlu kelihatan, tapi pondasi itu menjadikan negara.
Baginya, penghayatan Pancasila dalam kehidupan masyarakat menjadi hal yang lebih penting dibandingkan penguraian Pancasila secara ilmiah yang justru menimbulkan berbagai penafsiran yang berbeda.
“Pancasila sebenarnya sangat sederhana dan tegas, tapi dalam penafsiran dan pelaksanaannya kadang berbeda-beda, tergantung siapa yang menafsirkan dan melaksanakannya,” kata JK.
Oleh karena itu dalam Kongres Pancasila ini dia berharap dapat menghasilkan sesuatu yang sederhana. Sesuatu yang mudah dihayati dan mudah diukur.
Kongres Pancasila ke-XI yang mengambil tema “Aktualisasi Pancasila dalam Merajut Kembali Persatuan Bangsa” ini akan berlangsung hingga hingga Jumat (16/8/2019. Setidaknya akan ada 141 abstrak call for papers dari para peserta kongres yang akan dipresentasikan.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Maya Saputri