Menuju konten utama

Wakil Ketua Gerindra akan Minta Prabowo Kritik Pemerintah

Sufmi mengatakan apabila pemerintah terus menuding Partai Gerindra mendiskreditkan pemerintah, maka ia akan meminta Prabowo untuk terus mengkritik pemerintah dengan cara yang keras.

Wakil Ketua Gerindra akan Minta Prabowo Kritik Pemerintah
Prabowo Subianto menjadi pembicara kunci pada bedah buku "Nasionalisme Sosialisme dan Pragmatisme: Pemikiran Ekonomi Politik Sumitro Djojohadikusumo" di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin (18/9)/2017. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

tirto.id - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad meminta Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan pemerintahan Presiden Jokowi untuk tidak menuding Partai Gerindra telah melakukan upaya mendiskreditkan pemerintah dengan cara yang melawan hukum. Menurut dia, apabila Polri dan pemerintah terus melakukan hal tersebut, maka Partai Gerindra akan mengkritik pemerintah dengan lebih terbuka.

Pernyataan itu disampaikan Sufmi di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta saat rapat dengar pendapat (RDP) antara Komisi III DPR RI dan Polri. Sufmi khawatir jika pengusutan kasus ujaran kebencian yang tengah marak saat ini dimanfaatkan oleh pihak tertentu sebagai alat kekuasaan.

Sufmi pun mengaku akan mengajak kader lain di Partai Gerindra untuk mendorong Ketua Umum Prabowo Subianto intens mengkritik pemerintah. "Kami (Partai Gerindra) akan memberi masukan saja kepada Pak Prabowo agar terus mengkritik pemerintah. Kalau perlu dengan cara yang keras," kata Sufmi, Kamis (12/10/2017).

Ancaman Sufmi ini didasari atas pengusutan kasus sindikat ujaran kebencian, Saracen. Salah satu anggota yang ditangkap, yakni Asma Dewi dikatakan pernah berfoto dan memiliki relasi dengan Partai Gerindra. Sufmi juga mengatakan bahwa Asma sempat ditanyakan oleh penyidik kepolisian soal keanggotaanya di Partai Gerindra dan penerimaan dana dari Hashim Djojohadikusumo, saudara kandung Prabowo Subianto.

Sufmi juga menyesalkan adanya informasi dari penyidik kepolisian yang memberitahukan AD juga menjadi bagian dari grup Whatsapp Gerakan Merah Putih Prabowo Subianto (GMPPS) dan tidak menutup kemungkinan memiliki peran penting dalam sindikat ujaran kebencian yang dipersiapkan untuk Pilpres 2019. "Apakah kedua fakta tersebut berkaitan secara hukum?" kata dia.

Sufmi mengaku mendapat informasi terkait hal ini sejak dua hari yang lalu. Ia berharap anggota Polri tidak bermain-main dengan asumsi yang masih belum ada dasar bukti nyatanya. Menurutnya, anggota Polri sedang berusaha memberi umpan kepada media untuk menyerang Partai Gerindra. "Apa karena kami berada di luar koalisi pemerintah?" imbuhnya.

Padahal selama ini, kata Sufmi, Prabowo sedang menahan diri untuk mengomentari pemerintahan Jokowi agar bisa fokus untuk menjalankan tugas tanpa ada gangguan politik. Ia menegaskan bahwa dalam masalah polemik impor senjata, Partai Gerindra pun cenderung diam karena menghormati keputusan Prabowo yang tidak ingin memperkeruh suasana.

"Apa ini tidak berdampak? Dalam survei belakangan ini, elektabilitas Prabowo saat ini menjadi nomor 3, turun 12 persen itu karena diam saja," klaimnya

Menjawab tudingan itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyambut positif masukan dari Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad. Ia setuju jika pernyataan polisi harus berdasarkan fakta dan bukan asumsi, meski "tidak semua fakta harus dibuka kepada publik."

Nantinya, Tito akan meminta kepada Irwasum Mabes Polri untuk melakukam evaluasi dan klarifikasi kepada Sufmi soal pernyataan penyidik yang diduga berdasarkan asumsinya saja.

"Kalau misalnya itu fakta, kami akan menyampaikan kepada Pak (Sufmi) Dasco, tapi kalau itu bukan fakta, kami akan memberikan teguran keras secara internal," paparnya.

Baca juga artikel terkait PEMERINTAHAN JOKOWI atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto