Menuju konten utama

Wagub Riza: Penerima Bansos Tunai 1,8 Juta KK, Ditransfer Maret Ini

Wagub DKI Jakarta Riza Patria mengatakan warga yang menerima Bantuan Sosial Tunai (BST) pada tahap kedua sebanyak 1.805.215 KK.

Wagub Riza: Penerima Bansos Tunai 1,8 Juta KK, Ditransfer Maret Ini
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memberikan keterangan kepada jurnalis saat tiba di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (23/11/2020). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.

tirto.id - Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria mengatakan warga yang menerima Bantuan Sosial Tunai (BST) pada tahap kedua sebanyak 1.805.215 Kepala Keluarga (KK). Jumlah tersebut terus berkurang dari penerima BST sebelumnya.

Hal tersebut disampaikan Riza saat diskusi bertajuk "Efektivitas BST dalam Menunjang Kesejahteraan Masyarakat Kala Pandemi" yang digelar secara daring.

"Saat ini penerimaan manfaat [BST] berjumlah 1.805.216 KK, dari sebelumnya [Tahap I] di awal tahun 2021 berjumlah 1.992.098 kepala keluarga, dan 2.460.203 KK pada tahun 2020," kata Riza, Rabu (10/3/2021).

Bantuan tunai yang diberikan sebesar Rp300 ribu yang akan dibagikan pada pertengahan Maret 2021 secara serentak melalui Dinas Sosial (Dinsos) DKI.

Perbaruan jumlah penerima dan baru didistribusikan pada pertengahan Maret lantaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI masih melakukan pemutakhiran data.

"Misalnya ada penerima manfaat yang meninggal dunia, pindah dari Jakarta, perubahan status perkawinan, dan sebagainya," ucapnya.

Sejumlah uang tersebut dikirim melalui Bank DKI yang akan ditransfer langsung ke rekening penerima.

Riza menegaskan kepada penerima BST agar dibelanjakan sembako sesuai dengan kebutuhan. "Tidak boleh beli rokok atau lagi minuman keras atau lain-lain," tegas dia.

Ketua DPD Jakarta Partai Gerindra itu menuturkan diubahnya bantuan dari bansos menjadi tunai agar tidak hanya segelintir perusahaan sembako saja yang diuntungkan, tetapi hingga pedagang kecil.

Pasalnya, jika warga menerima tunai, maka akan dibelanjakan di berbagai tempat dan warung sembako di sekitar lingkungan mereka. Hal itu akan membantu perekonomian warga.

"Kalau dulu kan terima paket sembako, pasti di situ berkurang, tidak Rp300 ribu. Kenapa berkurang, karena dulu itu kan ada yang ambil keuntungan, pengusaha. Diambil keuntungan distributor, diambil keuntungan pabrik, dan lain sebagainya. Jadi nilainya jauh dari Rp300 ribu," terangnya.

Baca juga artikel terkait BANSOS TUNAI atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Maya Saputri