tirto.id - Wakil Gubernur DI Yogyakarta Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Paku Alam X menegaskan saat ini pemerintahan juga perlu berpedoman pada kebudayaan sebagai panglima, bukan hanya politik, militer atau ekonomi.
"Jangan lagi menggunakan politik, militer, ekonomi sebagai panglima. Saatnya tiba berpedoman pada budaya atau kebudayaan sebagai panglima," ujar Wagub DIY KGPAA Paku Alam X kepada Tito Panggabean saat kunjungan Alumni Pangudi Luhur'77 di Yogyakarta, Senin (29/7/2019).
Gagasan ini, kata Paku Alam X, mengingatkan kembali pada ajaran Ki Hadjar Dewantara terkait arti kebudayaan yang identik dengan hasil cipta rasa dan karsa. Ia mengatakan salah satu pencapaian DI Yogyakarta terkait pelestarian warisan kebudayaan yakni melalui penghargaan UNESCO bagi Gunung Api Purba Nglanggeran.
"Gunung api purba [Nglanggeran] nomor dua terbesar di dunia. Yang pertama di Amerika Latin. Atas pemeliharaan warisan lingkungan mendapat penghargaan dari UNESCO," kata Wagub DIY yang dilantik pada 2017.
Selain dikenal sebagai daerah tujuan wisata, menurut KGPAA Paku Alam X, Yogyakarta juga tetap menyandang sebutan kota pelajar yang menuai dampak positif dan negatif dari banyaknya pendatang yang masuk.
"Bayangkan tiap tahun masuk 110 ribu mahasiswa, lima puluh persen membawa sepeda motor baru. Yogyakarta penuh orang dan kendaraan, tidak macet kok. Cuma antre," kata pria yang kerap dipanggil Haryo Bimo ini sambil tertawa.
Untuk mengembangkan menjadikan Yogyakarta sebagai kota budaya, ia juga menggagas komunitas-komunitas kota untuk mengembangkan daerah pedesaan.
"Saya mengajak komunitas sepeda motor antik mengadakan aktivitas di desa. Supaya desa jadi maju cepat berkembang."
"Sudah terlalu banyak kegiatan komunitas di hotel-hotel. Tiba giliran warga desa menikmati kegiatan komunitas itu," pungkas Wagub DIY.
Editor: Maya Saputri