tirto.id - Mahalnya tiket kereta api jarak jauh tujuan Jakarta-Surabaya dikeluhkan warganet di media sosial. PT KAI mengatakan harga tiket tersebut mahal karena bersifat dinamis dan dapat berubah sewaktu-waktu.
Menanggapi hal itu, pengamat transportasi Djoko Setijowarno menuturkan tiket kereta api golongan eksekutif pada dasarnya diberikan kebebasan untuk menurunkan tarif. Selama penurunan tarif tersebut sesuai dengan tarif batas bawah (TBB) dan tidak melampaui tarif batas atas (TBA).
PT KAI biasanya menyesuaikan tarif tiket KA ketika hari raya besar seperti Lebaran, Natal, dan Imlek seperti beberapa waktu yang lalu. Mahalnya harga tiket tersebut, menurut Djoko, adalah hal yang wajar.
Sebab harga tiket sewaktu-waktu bisa mengalami fluktuatif dan tidak stabil. Jika ada masyarakat yang kurang mampu, Djoko menyarankan untuk lebih memilih golongan kereta kelas ekonomi.
“Tiket di luar ekonomi seperti kelas eksekutif pada dasarnya dibebaskan untuk menurunkan tarif harganya. Selama penurunan harga tersebut sesuai dengan tarif TBB dan tidak melampaui tarif TBA,” tutur Djoko ketika dihubungi Tirto, Jakarta, Senin (30/1/2023).
Walaupun kereta kelas ekonomi lebih terbatas, masyarakat sebisa mungkin, menurut Djoko, harus memesan tiket kelas ekonomi dari seminggu sebelumnya. Pemesanan tersebut dilakukan agar biaya yang dibayarkan masyarakat lebih sedikit dan murah. Apalagi, masyarakat jika memungkinkan harus memanfaatkan promo yang ada.
Lalu keharusan penambahan fasilitas oleh PT KAI terkait dengan mahalnya harga tiket kereta api, menurut Djoko, tidak perlu karena penambahan fasilitas tersebut hanya sesuai dengan kewenangan PT KAI saja. Jika memang PT KAI perlu menambah fasilitasnya harus sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang tinggi.
“Kalau nambah fasilitas, imbas dari mahalnya harga tiket tersebut tidak perlu. Karena menambah fasilitas tersebut terserah dari PT KAI. Jika PT KAI dirasa memang perlu menambah dan permintaannya tinggi, tidak apa-apa mereka tambahkan fasilitasnya seperti penambahan rangkaian kereta yang bisa memuat lebih banyak penumpang dan lainnya,” ujar Djoko.
Menurut Djoko, fenomena mahalnya tiket kereta api dinilai sebagai hal lumrah, karena pada beberapa waktu yang lalu menyangkut hari besar seperti Imlek dan hari besar lainnya wajar jika mahal. Karena, hal tersebut dibarengi dengan banyaknya permintaan tiket dari masyarakat.
“Harga tiket wajar ketika naik, apalagi di saat momen hari besar seperti beberapa waktu yang lalu hari raya Imlek. Seiring dengan permintaan tiket yang banyak, pastinya harga otomatis akan naik,” ucap Djoko.
Terkait mahalnya tiket tersebut, Djoko mengatakan, untuk semua masyarakat diharapkan jangan terlalu mengeluh mengenai mahalnya harga tiket kereta api.
Sebab, harga tiket nanti sewaktu-waktu akan menurun dan masyarakat dengan mudah bisa kembali lagi membeli tiket kereta api dengan harga yang normal.
“Tidak perlu khawatir terkait harga tiket. PT KAI pastinya akan menurunkan kembali harga tiket tersebut ke depannya. Diharapkan masyarakat bisa kembali membeli tiket kereta api di harga normal,” pungkas Djoko.
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Maya Saputri