Menuju konten utama

Video TikTok dr Kevin Samuel Bikin Jijik, Takut & Trauma Ibu Hamil

Video TikTok dokter Kevin Samuel dikecam para perempuan. Mereka jadi hati-hati terhadap dokter kandungan laki-laki.

Video TikTok dr Kevin Samuel Bikin Jijik, Takut & Trauma Ibu Hamil
Ilustrasi menolak pelecehan seksual. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Video TikTok reka adegan persalinan bikinan dr. Kevin Samuel Marpaung viral di media sosial. Kevin memperagakanvaginal touche dengan mimik muka dibuat-buat, mengesankan kemesuman, yang seketika mengundang reaksi telah melecehkan perempuan serta dianggap memperburuk stigma terutama terhadap dokter obgyn laki-laki.

Kendati Kevin sudah menyampaikan permintaan maaf "akan lebih berhati-hati dalam membuat konten video", dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sudah turun tangan, tetapi video itu sudah membuat ibu hamil khawatir menjadi korban pelecehan seksual bahkan ketika sedang bertaruh nyawa.

"Melihat video dr. Kevin kemarin, ada perasaan kecewa, takut, dan khawatir. Kecewanya karena kenapa seorang dokter begitu? Khawatir dan takutnya jika suatu hari mendapati dokter yang memeriksaku seperti itu. Kejadian ini jadi mengurangi trust-ku ke dokter laki-laki," kata Laelatul Badriah kepada Tirto.

Adinda yang tengah mengandung mengakui hal serupa. Saat ini ia ditangani oleh dokter kandungan laki-laki dan ia tidak memiliki masalah atas hal itu. Namun, karena video itu, ia jadi khawatir dokter yang memeriksanya selama ini mempunyai pikiran mesum kala bekerja.

"Habis lihat [video TikTok] si Kevin bangsat itu aku jadi mikir, 'Jangan-jangan dokter-dokter obgyn begini pikirannya'," kata Adinda.

Sementara Anas, seorang ibu tunggal, mengatakan pernah mendapat penghakiman dari seorang bidan perempuan karena kehamilannya dulu tidak direncanakan. Karena kesal, ia pindah ke dokter laki-laki dan mendapat perlakuan lebih baik. Namun, setelah melihat video viral dr. Kevin, membuatnya akan lebih pemilih jika kelak kembali hamil.

"Jangan dokter yang terlalu muda karena pengalamannya masih sedikit," kata Anas.

Komisioner Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Alimatul Qibtiyah mengatakan tindakan Kevin termasuk pelecehan di bidang kebidanan. Ia berkata Komnas Perempuan sering mendapatkan pengaduan dari pelecehan macam ini.

Akibatnya, banyak perempuan yang ogah diperiksa oleh dokter laki-laki. Padahal jumlah dokter obgyn masih terbatas. Sedikitnya ada 4.000 dokter di seluruh Indonesia, sebarannya masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, menurut Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi (POGI) per 2019.

Alimatul menilai tindakan dr. Kevin mengunggah video pelecehan itu harus ditegur oleh Kementerian Kesehatan maupun Ikatan Dokter Indonesia.

"Jangan menggunakan organ reproduksi perempuan sebagai guyonan seperti itu. Saya yakin ibu hamil yang diperiksa dokter menjadi tidak nyaman," katanya.

Konvensi mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW) menyatakan negara harus memberikan jaminan kepada perempuan atas pelayanan yang layak berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan masa sesudah persalinan, kutip Alimatul, seraya menegaskan pemerintahan Indonesia perlu segera membahas dan mengesahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual.

Ketua Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Pusat Ikatan Dokter Indonesia Pukovisa Prawiroharjo menyatakan akan memproses dugaan pelanggaran etik oleh dr. Kevin atas videonya tersebut. Rencananya dr. Kevin akan dipanggil oleh MKEK IDI di tingkat cabang untuk dimintai keterangan.

Pukovisa berkata sudah sering berdiskusi dengan para dokter mengenai etika bermedia sosial. Ke depan, MKEK IDI akan menerbitkan panduan etik para dokter memanfaatkan media sosial agar kejadian serupa tak terulang.

"Mudah-mudahan tak lama lagi menyusul, kami membuat regulasi khusus," kata Pukovisa.

Sandra Suryadana, penggagas Gerakan Dokter Tanpa Stigma, mengatakan selama ini ada tembok stigma antara tenaga kesehatan dan masyarakat atau sebaliknya. Kondisi pandemi COVID-19 memperuncing stigma tersebut. Karenanya ia menggagas gerakan Dokter Tanpa Stigma untuk mengikis tembok itu perlahan-lahan demi memperbaiki kesehatan masyarakat. Ia khawatir akibat satu video yang viral itu, usaha yang telah dirintis oleh banyak tenaga kesehatan selama ini bisa sia-sia.

"Semoga kejadian ini menjadi pengingat bagi kita semua, khususnya tenaga medis, untuk selalu kembali pada sumpah profesi dan kode etik, tidak hanya saat bekerja tetapi juga dalam keseharian," kata Sandra.

Baca juga artikel terkait PELECEHAN SEKSUAL atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi & Mohammad Bernie

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Irwan Syambudi & Mohammad Bernie
Penulis: Irwan Syambudi & Mohammad Bernie
Editor: Rio Apinino