tirto.id - Banjir bandang menerjang distrik Derna, Libya dan beberapa wilayah lain di sekitarnya pada 11 September lalu. Melansir laporan Tirto, bencana itu disebabkan oleh curah hujan tinggi akibat badai Mediterania Daniel yang menyebabkan dua bendungan jebol.
Hingga Selasa (19/9/2023), jumlah korban dalam kejadian tersebut masih simpang siur. Lembaga Kemanusiaan Bulan Sabit Merah Libya menyebut korban meninggal mencapai 11 ribu jiwa dan 10 ribu orang dilaporkan hilang.
Sementara itu, menurut Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA)—atau badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk urusan kemanusiaan—angka kematian sekitar 4 ribu orang dan 9 ribu orang lainnya hilang.
Mengekor pemberitaan tersebut, di media sosial beredar video luapan air yang menyapu rumah dan puing bangunan. Video itu diklaim sebagai dokumentasi banjir Libya, salah satu narasinya diunggah akun X @Muxammilhusain pada Rabu (13/9).
Cuitannya berbunyi "Memilukan melihat malapetaka akibat banjir bandang di Libya. Hal ini merupakan pengingat akan pentingnya tindakan global dalam ketahanan dan kesiapsiagaan iklim".
Klaim serupa juga disebarkan akun X lain, sebagaimana dapat dilihat di sini dan di sini. Potongan videonya dikompilasi dengan dokumentasi lainnya dan tersebar di Facebook dengan klaim yang sama.
Sampai Rabu (20/9/2023), unggahan akun X @Muxammilhusain telah dilihat oleh 86.800 orang, dicuitkan ulangsebanyak 251 kali, dan mendapat 361 tanda suka.
Lantas, benarkah video luapan air itu merupakan peristiwa banjir di Libya?
Penelusuran Fakta
Tim Riset Tirto memanfaatkan alat telusur gambar Yandex untuk mencari tahu tentang video luapan air yang tersebar. Hasil pencarian itu mengantarkan kami pada kanal YouTube CBS New York yang mengunggah video serupa pada 4 Juli 2021.
Menurut keterangan, video tersebut bukan terjadi di Libya, melainkan peristiwa tanah longsor di Jepang, lebih tepatnya di Atami—sebuah kawasan resor sumber air panas terkenal—yang terletak sekitar 70 mil barat daya dari Tokyo. Peristiwa tersebut merenggut dua orang korban jiwa, sekitar 20 orang lainnya dilaporkan hilang.
Melansir pemberitaan CNN, bencana tanah longsor itu terjadi setelah sebagian wilayah dilanda hujan lebat.
Lebih lanjut, dalam dokumentasi banjir Libya yang direkam Al-Jazeera dan AP News, tidak terdapat footage atau potongan klip yang sama dengan unggahan akun X @Muxammilhusain.
Jadi, video luapan air di samping bangunan berwarna merah yang diklaim sebagai peristiwa banjir Libya itu bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
Sumber:
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Periksa Data, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Editor: Shanies Tri Pinasthi