Menuju konten utama

Vaksin Corona COVID-19 Ditemukan dan Akan Diujicobakan pada Manusia

Cina mengembangkan vaksin virus corona COVID-19 dan akan melakukan uji coba pada manusia.

Vaksin Corona COVID-19 Ditemukan dan Akan Diujicobakan pada Manusia
Ilustrasi Virus Corona. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Produsen vaksin CanSino Biologics, di Tianjin, timur laut Cina, mengatakan pada Selasa (17/3/2020), mereka sedang mencari sukarelawan untuk mengambil bagian dalam percobaan klinis enam bulan dari perawatan yang telah dikembangkan bersama dengan Akademi Ilmu Kedokteran Militer.

"Vaksin ini tidak mengandung zat-zat infeksius, sangat aman dan stabil, dan hanya membutuhkan satu inokulasi," kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Hubei dalam pernyataannya untuk mengajak sukarelawan, seperti dikutip South China Morning Post (SCMP).

Pengumumannya datang sehari setelah peserta pertama memulai uji coba fase I untuk vaksin eksperimental yang didanai oleh Institut Kesehatan Nasional AS dan dikembangkan oleh startup biotek Moderna.

Ia menggunakan teknologi messenger ribonucleic acid (mRNA) yang menyalin kode genetik virus dan bukan virus sebenarnya. Hingga saat ini, belum ada vaksin mRNA yang disetujui untuk manusia.

Kandidat vaksin mRNA Cina sendiri, yang dikembangkan bersama oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok, Universitas Tongji dan Stermina di Shanghai, sedang menjalani uji coba hewan dan diperkirakan akan memasuki frase klinis pada pertengahan April.

Dikembangkan oleh CanSino dan Akademi Ilmu Kedokteran Militer, vaksin ini adalah yang terdepan dari sembilan vaksin yang dikembangkan oleh Tiongkok. Semua sedang dalam proses menyelesaikan studi uji praklinis dan akan memasuki uji klinis pada bulan April, dengan beberapa diharapkan untuk selesai lebih cepat daripada yang lain, menurut Wang Junzhi, seorang ahli kontrol kualitas produk biologi dan akademisi Chinese Academy of Sciences.

"Penelitian dan pengembangan vaksin Cina untuk virus corona, secara umum, adalah yang paling maju di dunia," kata Wang pada konferensi pers di Beijing, Selasa. "[Kami] tidak akan lebih lambat dari negara lain."

Harapan telah disematkan pada pengembangan vaksin, terutama untuk kelompok rentan seperti orang tua, dalam menghadapi epidemi coronavirus tanpa obat yang telah membunuh ribuan orang.

“Vaksin adalah sarana medis paling efektif untuk pencegahan dan pengendalian epidemi karena dapat secara efektif menghentikan penyebaran virus,” Lei Chaozi, direktur ilmu pengetahuan dan teknologi di Kementerian Pendidikan Tiongkok, mengatakan.

"Vaksin juga memainkan peran penting dalam ... menstabilkan ekonomi dan memungkinkan negara untuk kembali normal ketika pekerjaan dan produksi berlanjut."

Presiden Xi Jinping menyerukan pengembangan vaksin coronavirus dan obat-obatan yang lebih cepat ketika dia memeriksa Akademi Ilmu Kedokteran Militer dua minggu lalu.

Sekitar 1.000 ilmuwan Cina telah berupaya mendorong pengembangan vaksin, dengan sembilan vaksin dikembangkan melalui lima pendekatan berbeda, termasuk vaksin tidak aktif, vaksin berbasis vektor virus, dan vaksin gen.

Wang mengatakan, vaksin itu diperlukan untuk sepenuhnya memenuhi peraturan dan standar teknis yang relevan - serta persyaratan Organisasi Kesehatan Dunia - sebelum memulai uji klinis.

Vaksin potensial yang dikembangkan oleh CanSino dan peneliti militer, yang dipimpin oleh ahli virologi Chen Wei, direkayasa secara genetik. Menurut CDC Hubei, relawan untuk uji coba harus berusia 18 hingga 60 tahun tanpa riwayat infeksi coronavirus.

AS Telah Uji Coba Vaksin Virus Corona ke Manusia

Uji coba vaksin coronavirus pada manusia telah dimulai. Di sebuah pusat penelitian di kota Seattle AS minggu ini, Jennifer Haller, yang tidak memiliki virus, menjadi manusia pertama yang diberi vaksin potensial.

"Semua orang merasa sangat tidak berdaya saat ini. Dan saya menyadari bahwa ada sesuatu yang bisa saya lakukan untuk membantu, dan saya senang berada di sini," katanya seperti dikutip abc.net.au.

Haller adalah satu dari 45 sukarelawan yang diberikan dua suntikan 28 hari terpisah untuk menguji keamanan vaksin. Ini adalah salah satu dari sejumlah besar proses yang diperlukan sebelum vaksin dapat diberikan lampu hijau untuk produksi dan distribusi massal.

Tetapi perusahaan riset Seattle ini - Kaiser Permanente Washington Research Institute - tidak sendirian. Perlombaan untuk uji coba vaksin virus corona sedang berlangsung.

Sebuah tim ilmuwan di Universitas Queensland mengumumkan pada bulan Januari - ketika wabah itu pada tahap awal - juga sedang menguji coba vaksin.

Bagian dari kelompok pengembangan vaksin internasional yang disebut Koalisi Kesiapsiagaan Epidemi Inovasi (CEPI), sekarang bekerja "sepanjang waktu". Seorang juru bicara mengatakan tim tersebut telah memilih kandidat vaksin dan pengujian pra-klinis telah dimulai.

"[Ini] berkembang secepat mungkin menuju percobaan manusia, semoga pada akhir Juni," kata juru bicara itu.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menunjukkan, proses pengambangan vaksin dapat dipercepat dan vaksin ini dapat berada di pasar dalam waktu enam bulan.

Itu bertentangan dengan para ahli di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang tidak mengharapkan vaksin yang sepenuhnya diuji dan disetujui untuk siap mencapai pasar sebelum pertengahan 2021.

Tetapi Ms von der Leyen mengatakan dia percaya jadwal yang lebih pendek adalah mungkin setelah pembicaraan dengan CureVac, sebuah perusahaan biotek Jerman yang bekerja pada vaksin coronavirus.

Uni Eropa menawarkan dukungan keuangan €80 juta ($147 juta) kepada perusahaan, dan laporan minggu ini menunjukkan bahwa administrasi Trump bahkan berupaya untuk membeli perusahaan tersebut. Namun laporan itu ditolak oleh Gedung Putih dan perusahaan itu sendiri.

Di AS, bersama dengan perusahaan riset Seattle, perusahaan bioteknologi Moderna yang berbasis di Boston secara terbuka mengatakan akan memulai uji coba vaksin pada manusia bulan depan.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH