tirto.id - Mengajak anak naik gunung mungkin jadi impian para orang tua yang memang hobi melakukan pendakian. Namun, usia berapa seorang anak boleh diajak naik gunung?
Masalah usia ini banyak ditanyakan oleh warganet menyusul viralnya video anak kecil mendaki Gunung Kerinci. Anak yang belakangan diketahui bernama Baby Anna tersebut berhasil mencapai puncak Kerinci di ketinggian 3.805 mdpl.
Baby Anna pun mendaki didampingi oleh orang tuanya dan menghabiskan waktu 3 hari 2 malam untuk menaklukkan gunung tertinggi di Sumatera tersebut. Selama mendaki, Baby Anna diketahui lebih sering digendong oleh sang ayah yang memang sudah berpengalaman mendaki gunung.
Video Baby Anna yang mendaki Gunung Kerinci sempat menuai kontroversi dan hujatan dari para netizen. Meski demikian, tak sedikit pula yang memuji dan mendukung kegiatan Baby Anna.
Sementara jika melihat Standar Operasional Prosedur Pendakian Gunung Kerinci, tidak ada batasan usia bagi para pendaki. Calon pendaki berusia di bawah 17 tahun hanya disyaratkan membawa surat izin orang tua/wali yang ditandatangani di atas materai Rp6.000 dan melampirkan fotokopi KTP orang tua/wali.
Jadi, siapa saja dengan usia berapa saja akan diizinkan naik gunung. Hanya saja anak kecil memang sebaiknya didampingi oleh orang dewasa atau orang tuanya.
Berapa Usia Anak Boleh Diajak Naik Gunung?
Pada dasarnya tidak ada aturan pasti mengenai usia minimal anak yang boleh diajak naik gunung. Jika ingin mengenalkan alam bebas pada anak-anak dengan cara berkemah di kaki gunung, anak usia berapa pun boleh melakukannya.
Bahkan, bayi berusia 3 bulan sudah bisa diajak berkemah. Tentunya dengan syarat orang tua melakukan persiapan secara maksimal dan bisa memastikan keamanan bayinya selama di alam bebas.
Meski demikian, usia ideal seorang anak untuk diajak mendaki gunung adalah sekitar tujuh tahun. Di usia tersebut, seorang anak dianggap sudah memiliki fisik yang jauh lebih kuat.
Tak hanya itu, anak usia tujuh tahun juga sudah mampu mengomunikasikan dengan baik tentang apa yang ia rasakan saat mendaki. Misalnya saat ia merasa kelelahan, ada bagian tubuh yang sakit, atau ada keluhan lain, anak usia tujuh tahun sudah bisa menyampaikannya dengan jelas pada orang tua/pendamping sehingga bisa dilakukan penanganan dengan baik.
Penting juga untuk diketahui bahwa usia bukanlah patokan utama dalam hal mendaki gunung. Hal yang paling penting justru adalah pengalaman.
Jadi, sebelum mengajak anak mendaki gunung hingga ke puncak, akan lebih bijak bila membiasakan anak terlebih dahulu dengan alam bebas. Caranya bisa mengajak anak-anak trekking atau berkemah di kaki gunung terlebih dahulu.
Biarkan anak-anak terbiasa dengan udara dingin dan segala aktivitasnya, termasuk bagaimana cara buang air di gunung. Jika sudah terbiasa, ketinggian bisa ditambah secara bertahap sesuai kemampuan anak, misalnya mulai menanjak hingga pos pendakian tertentu, lalu turun lagi.
Tips Mendaki Bersama Balita
Bagi Anda yang ingin mengajak sang buah hati mendaki, berikut beberapa tips yang bisa Anda pertimbangkan:
1. Wajib bawa baby/haking carrier
Anda wajib membawa baby/hiking carrier karena balita tidak mungkin terus berjalan mendaki seperti orang dewasa. Anak-anak bisa cepat lelah saat mendaki, kadang juga ‘mogok’ jalan dan lebih suka digendong.
2. Bawa snack atau cemilan
Selain persediaan makanan utama, jangan lupa membawa snack yang bisa dimakan oleh anak-anak di sepanjang perjalanan mendaki. Snack bisa berupa buah, potongan wortel, keju, atau cereal bar.
3. Bawa perlengkapan medis (P3K)
Perlengkapan medis seperti P3K juga wajib dibawa untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu, jangan lupa juga untuk membawa tabir surya khusus anak dan obat/krim anti nyamuk agar anak Anda tetap nyaman di alam bebas.
4. Sesuaikan dengan jam tidur anak
Atur waktu pendakian dengan jam tidur anak. Jika pendakian dilakukan bertepatan dengan jam tidur, anak bisa lebih mudah rewel karena mengantuk dan tentunya akan merepotkan Anda. Hindari pula mendaki saat sore atau petang karena di jam-jam ini biasanya anak-anak sudah merasa lelah dan butuh istirahat.
5. Perhatikan jarak tempuh/ketinggian
Jarak tempuh dan ketinggian pendakian harus disesuaikan dengan kemampuan anak. Jika baru pertama kali, mulailah mendaki sejauh 1-2 km terlebih dahulu bersama anak Anda. Jarak atau ketinggian boleh ditambah secara bertahap jika anak sudah terbiasa dengan kegiatan mendaki.
6. Bawa mainan favorit anak
Anak-anak bisa merasa bosan selama pendakian. Karena itu, jangan lupa membawa barang favoritnya seperti mainan atau boneka. Barang seperti ini juga bisa membuat anak-anak merasa lebih tenang sehingga dapat menjaga mood mereka selama masa pendakian.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari