tirto.id - Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes-KB) Kabupaten Sampang, Jawa Timur melaporkan sebanyak lima warga di wilayahnya terjangkit leptospirosis.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinkes-KB Pemkab Sampang, Agus Mulyadi mengatakan leptospirosis merupakan penyakit berbahaya yang disebabkan oleh kencing tikus.
"Saat ini kelima orang tersebut sedang menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit di Kabupaten Sampang," kata Agus Mulyadi di Sampang dikutip dari Antara, Senin (13/3/2023).
Agus menjelaskan temuan warga Sampang yang terserang leptospirosis itu berdasarkan hasil rapat koordinasi Dinkes-KB Pemkab Sampang bersama para direktur rumah sakit dan kepala puskesmas se-Kabupaten Sampang beberapa hari lalu.
Menurutnya, penyakit leptospirosis merupakan jenis penyakit yang disebabkan oleh kencing tikus yang mengalir melalui air banjir.
"Dan temuan adanya warga Sampang yang menderita jenis penyakit ini setelah Kota Sampang dilanda banjir beberapa waktu lalu," katanya, menjelaskan.
Jenis penyakit ini mudah menjangkit warga dengan air banjir atau genangan. Bakteri leptospira bisa masuk ke dalam tubuh melalui kulit, utamanya yang memiliki luka terbuka.
Penyakit ini juga bisa masuk ke tubuh manusia baik melalui makanan, bahkan dapat menyebabkan kematian. Agus menekankan penyakit ini perlu penanganan medis secara cepat.
Menurut Agus, gejala yang bisa dikenal bagi yang terserang leptospirosis di antaranya mengalami demam tinggi, sakit kepala, pendarahan, nyeri otot, menggigil, mata merah, dan muntah-muntah.
"Upaya pencegahan yang bisa dilakukan ialah selalu mencuci tubuh hingga bersih menggunakan sabun, apabila terkena banjir," pesan Agus.
Menurut data Dinkes-KB Pemkab Sampang, kasus penyakit menular melalui kencing tikus ini telah terjadi di Sampang sejak 2013 usai terjadi banjir.
Sekitar 20 orang lebih telah meninggal dunia akibat leptospirosis, bahkan Pemkab Sampang pernah menetapkan status kejadian luar biasa saat sebanyak 10 orang meninggal pada 2014.
Di Jawa Timur, kasus leptospirosis hingga 5 Maret 2023 tercatat sebanyak 249 kasus dengan 9 kasus kematian.
Editor: Gilang Ramadhan