Menuju konten utama

Update Kasus Hepatitis Misterius Terbaru & Ciri-ciri Hepatitis Akut

Ciri-ciri hepatitis akut yang terjadi pada 4 anak di Indonesia dan update kasus hepatitis misterius terbaru.

Update Kasus Hepatitis Misterius Terbaru & Ciri-ciri Hepatitis Akut
Ilustrasi Hepatitis. foto/Istockphoto

tirto.id - Seorang anak perempuan berusia tujuh tahun dilaporkan meninggal dunia akibat penyakit hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

'Ya... sudah konfirmasi (hepatitis of uknown), " kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, dr Kasil Rokhmat di Tulungagung, Sabtu (8/5/2022) seperti dilansir dari Antara.

Pasien anak tersebut sebelumnya sempat mendapat perawatan intensif di RSUD dr. Iskak Tulungagung.

Rokhmat menjelaskan, ciri-ciri klinis yang terdapat pada pasien tersebut identik dengan penyakit hepatitis. Namun penyebabnya apa dan sumber hepatitis dari mana, belum diketahui.

Dari hasil laboratorium, Rokhmat menegaskan bahwa tidak terdeteksi virus hepatitis A, B, C, D, maupun E pada tubuh pasien tersebut.

Ia menyatakan konfirmasi positif ini sesuai dengan kriteria Kementerian Kesehatan dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Kriteria itu antara lain ada gejala penyakit kuning, berusia di bawah 10 tahun, dan tidak ada penyebab lain. Gejala yang muncul adalah demam, diare, urine berwarna lebih pekat dan feses berwarna pucat.

Ia menjelaskan, temuan kasus ini berawal saat pasien mengalami demam dan muntah-muntah sekitar empat hari.

Pasien sempat diperiksakan ke RS swasta, namun tidak kunjung sembuh dan akhirnya dirujuk ke RSUD dr. Iskak. Namun pada Jumat (6/5/2022) pasien meninggal dunia.

Menurut dia dari dugaan sementara hepatitis akut ini ada hubungannya dengan adenovirus. Menurut Rokhmat, virus ini diyakini ditularkan melalui makanan dan minuman yang tingkat higienitasnya rendah.

Sebelumnya, tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta dengan dugaan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya juga meninggal dunia, dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.

Ketiga pasien ini merupakan rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat. Gejala yang ditemukan pada pasien-pasien ini adalah mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran.

Sehingga, sampai hari ini sudah empat anak meninggal dunia yang diduga mengalami hepatitis misterius jika dilihat dari gejala yang mereka alami.

Gejala awal penyakit hepatitis misterius pada anak

Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr dr Muzal Kadim, SpA(K) mengatakan terdapat beberapa gejala hepatitis akut pada tahap awal yang perlu diwaspadai ketika terjadi pada anak.

Gejala awal seorang anak terkena penyakit hepatitis akut atau hepatitis misterius adalah berkaitan dengan masalah pencernaan seperti mual, muntah hingga demam.

"Sebagian besar adalah gejala saluran cerna biasanya anaknya muntah, diare, sakit perut, demam, karena infeksi sering disertai demam," jelas Muzal seperti dilansir dari Antara.

Gejala lebih lanjut berupa bagian tubuh menguning, seperti mata dan akan menyebar ke badan jika sudah masuk dalam gejala berat.

Tahap selanjutnya adalah anak dapat mengalami kesadaran yang menurun ketika sel-sel hati sudah banyak yang rusak. Kerusakan sel hati yang besar akan semakin memperparah gejala, bahkan hingga mengakibatkan kejang dan jika tidak ditangani bisa menyebabkan kematian.

Untuk itu dia mendorong orang tua segera membawa anaknya ke fasilitas pelayanan kesehatan, seperti Puskesmas dan rumah sakit jika anak mengalami gejala hepatitis akut tersebut.

"Oleh karena itu, sejak awal, sejak dini sebaiknya kita sudah waspada kalau mendapatkan kasus-kasus dengan gejala saluran cerna yang dicurigai seperti muntah, diare, sakit perut, demam kemudian kuning, air kencing berwarna tua seperti air teh, itu merupakan tanda-tandanya, segera dibawa ke rumah sakit untuk pertolongan," katanya.

Dia mengingatkan bahwa anak lebih rentan terhadap hepatitis akut karena belum memiliki sistem imun yang sempurna, terutama anak-anak yang berusia di bawah enam tahun seperti banyak kasus hepatitis akut yang ditemukan di beberapa negara.

Pertolongan pertama jika mengalami gejala hepatitis akut

Lantas apa yang bisa dilakukan atau pertolongan pertama apa yang bisa diberikan di rumah jika mengalami gejala hepatitis akut sebelum mendapat perawatan di rumah sakit?

Saat mengalami gejala awal hepatitis misterius yang biasanya berasal dari saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare berat, demam hingga kuning. Sehingga pertolongan pertama yang bisa dilakukan di rumah adalah memberikan paracetamol dan memperbanyak asupan cairan pada anak agar tak mengalami dehidrasi akibat diare dan muntah.

Setelah itu, sebaiknya segera bawa anak ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan dan perawatan dengan segera jika sudah muncul gejala awal hepatitis misterius.

Sebab, penanganan cepat dan deteksi awal terhadap hepatitis akut atau hepatitis misterius bisa mencegah keparahan yang terjadi pada anak dan momentum dokter untuk menolong pasien bisa lebih besar.

Apakah biaya penanganan dan perawatan pasien hepatitis misterius ditanggung pemerintah?

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memastikan seluruh biaya penanganan rumah sakit terhadap pasien anak bergejala ichterus (kuning) dan hepatitis akut akan ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

"Dalam situasi normal seperti saat ini, pasien dengan gejala klinis ichterus dan hepatitis bisa di-'cover' BPJS Kesehatan," kata Muhadjir Effendy.

Muhadjir mengatakan untuk pelayanan optimal terhadap pasien hepatitis misterius maupun gejala kuning maka segera dirujuk ke fasilitas rumah sakit tipe A.

Menurutnya, pemerintah telah menunjuk Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta sebagai rumah sakit rujukan bagi pasien anak dengan gejala hepatitis akut bergejala berat yang belum diketahui penyebabnya.

"Apabila terjadi eskalasi situasi, kemudian dinyatakan sebagai kondisi tertentu, kejadian luar biasa atau wabah atau darurat bencana nonalam, maka biaya perawatannya bisa di-'cover' oleh pemerintah," katanya.

Dikonfirmasi secara terpisah, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan biaya cek laboratorium whole genome sequencing (WGS) pada pasien anak dengan gejala hepatitis akut bergejala berat akan ditanggung pemerintah.

"Kalau WGS-nya pemerintah yang tanggung, kalau terkait pemeriksaan hepatitis lainnya sesuai mekanisme pembiayaan kesehatan yang ada," ujarnya.

Apa itu adenovirus yang diduga jadi penyebab hepatitis misterius pada anak?

Melansir laman WHO, adenovirus saat ini merupakan salah satu hipotesis sebagai penyebab yang mendasari kasus hepatitis misterius pada anak.

Infeksi adenovirus tipe 41, tipe adenovirus yang terlibat, sebelumnya tidak dikaitkan dengan presentasi klinis semacam itu. Adenovirus adalah patogen umum yang biasanya menyebabkan infeksi self-limited.

Adenovirus menyebar dari orang ke orang dan paling sering menyebabkan penyakit pernapasan, tetapi tergantung pada jenisnya, juga dapat menyebabkan penyakit lain seperti gastroenteritis (radang lambung atau usus), konjungtivitis (mata merah muda), dan sistitis (infeksi kandung kemih).

Ada lebih dari 50 jenis adenovirus yang berbeda secara imunologis yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia. Adenovirus tipe 41 biasanya muncul dan menyebabkan diare, muntah, dan demam, sering disertai dengan gejala pernapasan.

Cara cegah hepatitis misterius pada anak menurut IDAI

Prof Hanifah Oswari, yang merupakan dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RSCM FK UI menyarankan agar orang tua meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan tindakan pencegahan hepatitis akut. Langkah awal yang bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

“Untuk mencegah dari saluran pencernaan, jagalah kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain serta menghindari kontak anak-anak kita dari orang yang sakit agar anak-anak kita tetap sehat,” jelas Peneliti di RSCM dan FK UI ini seperti dilansir dari laman Kemenkes.

Selain itu, untuk mencegah penularan hepatitis akut melalui saluran pernafasan dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 seperti memakai masker, menjaga jarak dan mengurangi mobilitas.

Upaya lainnya yang dapat dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan hepatitis akut adalah pemahaman orang tua terhadap gejala awal penyakit hepatitis akut.

Hanifah menyebutkan secara umum gejala awal penyakit hepatitis misterius adalah mual, muntah, sakit perut, diare, kadang disertai demam ringan. Selanjutnya, gejala akan semakin berat seperti air kencing berwarna pekat seperti teh dan BAB berwarna putih pucat.

Jika anak mengalami gejala-gejala tersebut, orang tua diminta segera memeriksakan anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis awal.

Jangan menunggu hingga muncul gejala kuning bahkan sampai penurunan kesadaran. Sebab, kondisi tersebut menunjukkan bahwa infeksi hepatitis sudah sangat berat. Jika terlambat mendapatkan penanganan medis, maka momentum dokter untuk menolong pasien sangat kecil.

“Bawalah anak-anak kita ke fasyankes terdekat untuk mendapatkan pertolongan dari tenaga kesehatan. Jangan menunggu sampai gejalanya lebih berat, karena kalau berat kita kehilangan momentum untuk bisa menolong lebih cepat. Apalagi kalau sampai sudah terjadi penurunan kesadaran, maka kesempatan untuk menyelematkannya sangat kecil,” kata Hanifah.

Baca juga artikel terkait KASUS HEPATITIS MISTERIUS atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya