tirto.id - Kasus virus corona (Covid-19) di Jakarta yang terkonfirmasi positif mencapai 1.268, menurut data Pemprov DKI, Senin (6/4/2020).
Dikutip dari data Pemprov DKI Jakarta, sebanyak 126 merupakan kasus meninggal dan 67 pasien corona berhasil sembuh. Sebanyak 791 dirawat di berbagai rumah sakit di Jakarta dan 284 melakukan isolasi mendiri.
Sementara Orang Dalam Pemantaua (ODP) di Jakarta mencapai 2.531 dengan 518 orang yang masih dalam proses pemantaua. 2.013 warga Jakarta lainnya sudah selesai pemantauan.
Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Jakarta mencapai 2.098 dengan 905 orang yang masih dirawat dan 1.193 sudah sehat dan diizinkan pulang ke rumah masing-masing.
Data ODP dan PDP paling banyak terdapat di wilayah Jakarta Selatan dengan jumlah 619 orang. Selanjutnya wilayah Jakarta Timur dengan jumlah ODP dan PDP mencapai 489.
Berdasarkan data di corona.jakarta.go.id, kasus corona paling banyak ditemukan pada warga yang berusia 20-40 tahun.
Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19 adalah penyakit baru yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan radang paru. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2).
Gejala klinis yang muncul beragam, mulai dari seperti gejala flu biasa (batuk, pilek, nyeri tenggorok, nyeri otot, nyeri kepala) sampai yang berkomplikasi berat (pneumonia atau sepsis).
Dari berbagai penelitian, metode penyebaran utama penyakit ini diduga adalah melalui droplet saluran pernapasan dan kontak dekat dengan penderita.
Droplet merupakan partikel kecil dari mulut penderita yang dapat mengandung virus penyakit, yang dihasilkan pada saat batuk, bersin, atau berbicara. Droplet dapat melewati sampai jarak tertentu (biasanya 1 meter).
Droplet bisa menempel di pakaian atau benda di sekitar penderita pada saat batuk atau bersin. Namun, partikel droplet cukup besar sehingga tidak akan bertahan atau mengendap di udara dalam waktu yang lama.
Oleh karena itu, orang yang sedang sakit, diwajibkan untuk menggunakan masker untuk mencegah penyebaran droplet. Untuk penularan melalui makanan, sampai saat ini belum ada bukti ilmiahnya.
Editor: Agung DH