tirto.id - Kasus terkait penyakit gondongan dilaporkan terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Melalui berbagai gejala yang ditimbulkan, apakah gondongan bisa menular?
Kasus gondongan akhir-akhir ini sedang merebak di tengah-tengah masyarakat. Bahkan, salah satu daerah di Indonesia melaporkan terjadi ratusan kasus yang sama.
Situasi tersebut lantas menimbulkan keresahan hingga kekhawatiran apakah gondongan bisa menular. Apa saja ciri-ciri dan cara mengatasi gondongan?
Update Gondongan di Indonesia: Jakarta, Jogja, & Cimahi
Update gondongan di Indonesia selama tahun 2024 terjadi di sejumlah daerah. Di antaranya Jakarta, Jogja, serta Cimahi.
Mengutip laman rri.co.id, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebutkan kasus gondongan selama tercatat sebanyak 1.234 buah selama periode Januari-Juni 2024. Artinya, angka ini meningkat drastis daripada tahun 2023 yang mencapai 876 kasus.
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 100.3.4.4/10199. Mereka meminta puskesmas agar waspada terhadap penularan gondongan.
Selama periode Agustus-September 2024, terdapat laporan terkait gejala klinis gondongan untuk anak usia Sekolah Dasar (SD). Pihak Dinas Kesehatan berharap kepada para petugas untuk lebih tanggap dalam mengatasi kejadian ini.
"Ada laporan peningkatan kasus gondongan di Kota Yogyakarta," ucap Lana Unwanah, Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit, Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Dinkes Kota Yogyakarta, seperti dikutip Antarnews, Senin (30/9/2024).
Di Kota Cimahi, Dinas Kesehatan setempat menyebutkan terdapat temuan 234 kasus gondongan pada anak SD. Saat ini, pihak terkait sudah menangani kasus tersebut dengan melibatkan puskesmas dan rumah sakit.
Penularan Gondongan & Tips Pencegahan
Penyakit gondongan dengan segala gejala yang ditimbulkan ternyata memiliki risiko bisa menular. Gondongan atau kata lainnya parotitis dipicu infeksi virus paramyxovirus.
Penularan dilakukan lewat percikan luar atau droplet. Tak ayal, situaasi ini bisa menyebabkan rawan terjadi penularan, terutama di antaranya anak sekolah.
"Ini menjadikan risiko penularan yang tinggi," beber Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit, Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Dinkes Kota Yogyakarta, Lana Unwanah.
Menurut situs web Rumah Sakit Pusat Pertamina, penyakit gondongan yang bisa menular itu ditandai adanya pembengkakan kelenjar parotis.
Lokasinya di bawah telinga dan di depan rahang. Penyakit serupa bisa menyerang anak-anak. Adapun daftar gejala atau ciri-ciri penyakit gondongan adalah sebagai berikut:
- Demam
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Mual dan muntah
- Kelelahan
- Kehilangan nafsu makan
- Pembengkakan kelenjar parotis
- Kontak dengan air liur orang yang terinfeksi.
- Menyebar melalui batuk, bersin, atau berbicara.
- Melalui benda yang terkontaminasi air liur orang yang terinfeksi. Misalnya mainan atau alat makan.
- Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir secara rutin sebelum makan atau setelah dari tempat/lingkungan yang berisiko.
- Tidak berbagi peralatan mandi atau makan dengan penderita gondongan (protitis).
- Menerapkan etika batuk. Semisal menutup mulut dan hidung dengan tisu ketika batuk dan bersin.
- Pemakaian masker di lingkungan yang berisiko.
- Menjaga jarak dengan penderita gondongan.