Menuju konten utama

Update Gondongan di Indonesia dan Apakah Menular?

Update kasus penyakit gondongan di Indonesia. Apakah gondongan bisa menular? Simak gejala dan tips pencegahan.

Update Gondongan di Indonesia dan Apakah Menular?
Ilustrasi Alat medis keperawatan. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Kasus terkait penyakit gondongan dilaporkan terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Melalui berbagai gejala yang ditimbulkan, apakah gondongan bisa menular?

Kasus gondongan akhir-akhir ini sedang merebak di tengah-tengah masyarakat. Bahkan, salah satu daerah di Indonesia melaporkan terjadi ratusan kasus yang sama.

Situasi tersebut lantas menimbulkan keresahan hingga kekhawatiran apakah gondongan bisa menular. Apa saja ciri-ciri dan cara mengatasi gondongan?

Update Gondongan di Indonesia: Jakarta, Jogja, & Cimahi

Update gondongan di Indonesia selama tahun 2024 terjadi di sejumlah daerah. Di antaranya Jakarta, Jogja, serta Cimahi.

Mengutip laman rri.co.id, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebutkan kasus gondongan selama tercatat sebanyak 1.234 buah selama periode Januari-Juni 2024. Artinya, angka ini meningkat drastis daripada tahun 2023 yang mencapai 876 kasus.

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 100.3.4.4/10199. Mereka meminta puskesmas agar waspada terhadap penularan gondongan.

Selama periode Agustus-September 2024, terdapat laporan terkait gejala klinis gondongan untuk anak usia Sekolah Dasar (SD). Pihak Dinas Kesehatan berharap kepada para petugas untuk lebih tanggap dalam mengatasi kejadian ini.

"Ada laporan peningkatan kasus gondongan di Kota Yogyakarta," ucap Lana Unwanah, Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit, Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Dinkes Kota Yogyakarta, seperti dikutip Antarnews, Senin (30/9/2024).

Di Kota Cimahi, Dinas Kesehatan setempat menyebutkan terdapat temuan 234 kasus gondongan pada anak SD. Saat ini, pihak terkait sudah menangani kasus tersebut dengan melibatkan puskesmas dan rumah sakit.

Penularan Gondongan & Tips Pencegahan

Penyakit gondongan dengan segala gejala yang ditimbulkan ternyata memiliki risiko bisa menular. Gondongan atau kata lainnya parotitis dipicu infeksi virus paramyxovirus.

Penularan dilakukan lewat percikan luar atau droplet. Tak ayal, situaasi ini bisa menyebabkan rawan terjadi penularan, terutama di antaranya anak sekolah.

"Ini menjadikan risiko penularan yang tinggi," beber Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit, Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Dinkes Kota Yogyakarta, Lana Unwanah.

Menurut situs web Rumah Sakit Pusat Pertamina, penyakit gondongan yang bisa menular itu ditandai adanya pembengkakan kelenjar parotis.

Lokasinya di bawah telinga dan di depan rahang. Penyakit serupa bisa menyerang anak-anak. Adapun daftar gejala atau ciri-ciri penyakit gondongan adalah sebagai berikut:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Mual dan muntah
  • Kelelahan
  • Kehilangan nafsu makan
  • Pembengkakan kelenjar parotis
Cara penularan pun dapat terjadi melalui berbagai macam. Contohnya seperti di bawah ini:

  • Kontak dengan air liur orang yang terinfeksi.
  • Menyebar melalui batuk, bersin, atau berbicara.
  • Melalui benda yang terkontaminasi air liur orang yang terinfeksi. Misalnya mainan atau alat makan.
Menyikapi gejala penularan gondongan terutama yang terjadi di sekolah, Dinas kesehatan Kota Yogyakarta memberikan tips sebagai upaya pencegahan. Berikut ini adalah daftarnya:

  • Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir secara rutin sebelum makan atau setelah dari tempat/lingkungan yang berisiko.
  • Tidak berbagi peralatan mandi atau makan dengan penderita gondongan (protitis).
  • Menerapkan etika batuk. Semisal menutup mulut dan hidung dengan tisu ketika batuk dan bersin.
  • Pemakaian masker di lingkungan yang berisiko.
  • Menjaga jarak dengan penderita gondongan.

Baca juga artikel terkait PERISTIWA atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Aktual dan Tren
Penulis: Beni Jo
Editor: Dipna Videlia Putsanra