tirto.id - Jumlah kasus positif corona di dunia pada hari ini, 18 November 2020 sore telah mencapai angka 55,6 juta jiwa.
Negara dengan jumlah kasus positif terbanyak di dunia yaitu Amerika Serikat dengan 11,3 juta kasus disusul India dengan 8,9 juta kasus.
Menurut data dari Johns Hopkins University (JHU) per Rabu (18/11/2020) pukul 16.20 WIB, angka kematian akibat virus corona di seluruh dunia yaitu 1,338,668.
5 Negara dengan angka kasus positif terbanyak di dunia
Amerika Serikat menjadi negara dengan angka kasus corona terbanyak di dunia yaitu sebanyak 11,3 juta kasus, kemudian India dengan 8,9 juta kasus.
Di urutan ketiga Brasil dengan 5,9 juta kasus positif Covid-19, kemudian Prancis berada di posisi keempat dengan 2 juta kasus dan disusul Rusia sebanyak 1,9 juta kasus.
Dari kelima negara tersebut, tiga di antaranya saat ini memiliki kasus kematian pasien Covid-19 tertinggi, di mana pasien Corona di AS hampir menembus angka 250 ribu jiwa pada hari ini.
Berikut 5 negara di dunia dengan angka kematian tertinggi akibat virus corona:
- Amerika Serikat: 248.600 jiwa
- Brasil: 166.699 jiwa
- India: 130.519 jiwa
- Meksiko: 99.026 jiwa
- Inggris: 52.839 jiwa
Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam pernyataan terbarunya pada 16 November 2020 mengatakan, pihaknya sangat prihatin dengan lonjakan kasus yang terlihat di beberapa negara.
Khususnya di Eropa dan Amerika, petugas kesehatan dan sistem kesehatan didorong ke titik puncaknya.
WHO mengaku telah mengeluarkan panduan dan alat untuk meningkatkan kapasitas tenaga medis serta kesehatan masyarakat, juga menyediakan fasilitas untuk mengelola pasien COVID-19.
"Petugas kesehatan di garis depan telah ditahan selama berbulan-bulan. Mereka kelelahan. Kita harus melakukan semua yang kita bisa untuk melindungi mereka, terutama selama periode ketika virus menyebar dan pasien memenuhi ruangan rumah sakit," ujar Tedros.
Karenanya, WHO mengingatkan masyarakat agar berinvestasi pada tenaga kesehatan masyarakat yang terlatih dan terlindungi dengan baik. "Sehingga Anda memiliki cukup pelacak kontak, memastikan bahwa mereka yang sakit dapat mengisolasi diri dari orang lain, mengidentifikasi kontak, dan mengelolanya dengan benar," jelasnya.
"Kami telah melihat bahwa negara-negara yang berinvestasi dalam penemuan kasus, perawatan dan isolasi, investigasi cluster, pengujian yang memadai dengan hasil yang cepat, pelacakan kontak dan karantina yang didukung menghadapi gangguan yang jauh lebih sedikit," tambahnya.
Virus ini, lanjut Tedros, sangat berbahaya, karena dapat menyerang setiap sistem di dalam tubuh, sehingga masyarakat harus terus berinvestasi dalam sistem yang dapat mencegah gelombang virus lebih lanjut.
"Dan ketika kasus mulai turun, teruslah berinvestasi sehingga Anda siap," tutupnya.
Editor: Agung DH