tirto.id - Kasus virus corona COVID-19 di seluruh dunia jumlahnya hampir mencapai 4 juta. Menurut data yang dihimpun Worldometers, kasus COVID-19 mencapai 3.917.532 hingga Jumat (8/5/2020) pukul 11.00 WIB. Total kematian mencapai 270.720 dan yang sembuh tercatat sebanyak 1.344.120 orang.
Silang pendapat muncul di banyak negara mengenai kapan pembukaan kembali akan dilakukan. Lockdown yang diterapkan untuk mencegah penyebaran virus corona COVID-19 ini dikhawatirkan memunculkan kehancuran ekonomi dan ketakutan akan gelombang kematian kedua.
Wali Kota Perancis menentang seruan pemerintah untuk membuka kembali sekolah, tetapi gubernur Italia menginginkan Roma untuk melonggarkan aturan lockdown lebih cepat.
Sementara itu, di Amerika Serikat (AS), laporan baru tentang klaim pengangguran dirilis dan menunjukkan banyak orang kehilangan pekerjaan karena penutupan bisnis akibat pandemi corona COVID-19.
Banyak gubernur di seluruh AS mengabaikan pedoman Gedung Putih untuk mengurangi pembatasan dengan aman dan membiarkan bisnis dibuka kembali, menurut analisis Associated Press.
Negara-negara bagian itu tampaknya tidak memenuhi salah satu tolok ukur utama yang ditetapkan oleh Gedung Putih untuk melonggarkan pembatasan.
Pesan dari Presiden Meksiko untuk mengatasi pandemi dengan serius dan penegakan aturan jarak sosial sepertinya tidak terwujud dengan melihat infeksi COVID-19 yang mulai memuncak di Mexico City dan daerah pinggirannya.
Sekitar 20 juta orang tinggal di dekat di ibukota Meksiko, melalui macet di kereta bawah tanah dan bus, berbelanja di pasar yang ramai dan berkerumun di sekitar warung makanan pinggir jalan.
Di sisi lain, sebuah studi baru tidak menemukan bukti manfaat dari obat malaria yang dipromosikan oleh Presiden Donald Trump, sebagai pengobatan untuk infeksi coronavirus.
Hydroxychloroquine tidak menurunkan risiko kematian atau kebutuhan terhadap tabung pernapasan dalam perbandingan yang melibatkan hampir 1.400 pasien yang dirawat di Universitas Columbia di New York, para peneliti melaporkan dalam New England Journal of Medicine.
Dampak Corona pada Bisnis
Ketika pandemi coronavirus menghancurkan banyak perusahaan, bisnis yang ada di dalam penjara terus berjalan. Pria dan wanita di balik jeruji besi di setidaknya 40 negara bagian terus bekerja, mereka menghasilkan masker dan pembersih tangan untuk membantu melindungi orang lain dari pandemi.
Salah satu pembuat bir terbesar di dunia mungkin harus membuang 400 juta botol bir sebagai akibat larangan penjualan alkohol di Afrika Selatan yang merupakan bagian dari langkah lockdown untuk memerangi penyebaran coronavirus.
Lockdown menyebabkan sejumlah karyawan McDonald di Kota Oklahoma terluka karena seorang pelanggan yang marah mengetahui ruang makan McD ditutup karena virus dan menembakkan senapan, kata polisi.
Bagi kebanyakan orang, coronavirus menyebabkan gejala ringan atau sedang, seperti demam dan batuk yang hilang dalam dua hingga tiga minggu. Untuk beberapa orang, terutama orang dewasa yang lebih tua dan orang-orang dengan memiliki masalah kesehatan, virus corona dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah, termasuk pneumonia dan kematian. Sebagian besar orang pulih dari COVID-19.
Salah satu cara terbaik untuk mencegah penyebaran virus adalah mencuci tangan dengan sabun dan air. Cuci tangan dengan sabun dan sir mengalir selama setidaknya 20 detik. Balurkan sabun di seluruh tangan, jari, kuku, dan punggung tangan sebelum dibilas.
Editor: Agung DH