tirto.id - Presiden AS, Donald Trump memperjuangkan pembatalan kebijakan fasilitas kesehatan warga Amerika yang disebut Obamacare, dengan alasan ingin menyederhanakan sistem.
Kongres AS menolak upaya tersebut sehingga Donald Trump bergantung pada putusan pengadilan untuk pembatalan kebijakan Obamacare. Melansir Associated Press, beberapa kasus justru memberatkan upaya Trump tersebut di pengadilan.
Pada Selasa (27/3/2019), Trump telah memasukkan berkas ke pengadilan Texas untuk membatalkan kebijakan Obamacare.
Anggota kongres dari Partai Demokrat menolak upaya Trump tersebut sehingga kartu terakhir Trump terletak di putusan pengadilan.
Dua hakim federal di Washington memblokir beberapa bagian dari agenda layanan kesehatan Trump, termasuk persyaratan kerja untuk warga berpenghasilan rendah di layanan kesehatan Medicaid, dan rancangan kesehatan yang tidak mencakup seluruh aspek layanan oleh Affordable Care Act (ACA, nama lain Obamacare).
Sebaliknya, pengadilan di Texas menyetujui garis besar rencana Trump dengan menyebut bahwa ACA bukan konstitusi resmi dan harus dibatalkan secara menyeluruh.
Kasus tersebut dalam proses naik banding dan pihak Gedung Putih mendesak agar departemen pengadilan mendukung pengadilan Texas dan berargumen bahwa semua kebijakan Obamacare harus dihapuskan.
Permasalahan lainnya adalah proses pengadilan dapat memakan waktu berbulan-bulan untuk selesai dan tidak menjamin hasil akhir seperti yang Trump harapkan untuk pemilihan tahun 2020.
“Apakah ini minggu terbaik pemerintahan Trump? Tidak,” kata Gail Wilensky, seorang pakar ekonomi seperti dikutip AP News. “Tapi ini akan jadi awal rangkaian tantangan peradilan,”
Beberapa waktu lalu, pengacara dari 11 negara bagian termasuk Distrik Columbia mengajukan gugatan, bahwa aturan yang diajukan Trump tersebut akan melukai ACA dan Hukum Keamanan Pensiun.
“Kemenangan atas kasus ini [akan] menjadi bukti bahwa Presiden Trump tidak menyukai Affordable Care Act, administrasinya tidak bisa lolos dari manuver untuk mengabaikan hukum, “ kata Josh Shapiro, Jaksa Umum Pennsylvania seperti dilansir CNN.
Departemen ketenagakerjaan juga menyatakan ketidaksetujuannya dan meminta kepada pengadilan untuk mempertimbangkan semua opsi yang ada.
“Administrasi [Trump]akan terus memperjuangkan kepemilikan tunggal dan bisnis kecil sehingga mereka memiliki kebebabasan untuk melarang dan dengan itu memperoleh layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas,” kata juru bicara pengadilan.
Akan tetapi, melansir VOA News, jika kebijakan Obamacare tersebut dibatalkan secara menyeluruh, Kongres akan menghadapi tugas yang sulit, yaitu menentukan kebijakan untuk menggantikan Obamacare.
Selain itu, usulan layanan kesehatan yang baru belum tentu akan disetujui oleh Trump. Bahkan ada potensi terulangnya kejadian pada 2017, saat rencana untuk mengganti Obamacare berakhir "kekacauan".
“Saat ini ACA sudah berjalan 9 tahun dan akan sangat mengganggu jika harus mengganti semuanya,” kata Thomas Barker, pengacara di Firma Foley Hoag yang melayani sebagai pengacara di Departemen Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan di bawah pemerintahan Presiden George W. Bush.
“Tampaknya kamu bisa menyelesaikan masalah ini dengan lebih sempit daripada membatalkan ACA,” lanjutnya.
Trump sendiri nampaknya tidak terganggu dengan fakta-fakta kesulitan di masa depan yang akan ia hadapi tersebut. Ia menyatakan bahwa, “Mungkin [kasus pembatalan ini] akan berakhir di Mahkamah Agung.
Namun, kami membuat layanan kesehatan yang lebih murah daripada Obamacare untuk rakyat […] dan kami akan melindungi pengajuan pra-syarat. Jadi, seperti yang sudah saya katakan, Parta Republik akan menjadi partai layanan kesehatan,”
Editor: Yantina Debora