tirto.id - “Kami akan segera menghapus Obamacare dan menggantinya dengan yang lain.”
“Obamacare adalah masalah yang diciptakan Partai Demokrat, kami akan menghapusnya.”
Dua kalimat itu diucapkan Donald Trump saat kampanye tahun lalu. Ada banyak lagi pernyataan negatif Trump soal Obamacare yang terekam kamera media. Setelah resmi menjadi Presiden AS, Trump dan Partai Republik yang mengusungnya memenuhi janji kampanye itu.
Pada Kamis, 4 Mei 2017, anggota dewan melakukan voting, 217 suara menyatakan setuju program warisan Obama itu dihapus, sedangkan 213 suara menolak. Meski hanya terpaut lima suara, Obamacare resmi dihapus. Ini adalah kemenangan legislasi pertama Trump.
Trump dan Partai Republik menyiapkan program jaminan kesehatan tandingan, Trumpcare. Anggota kongres dari Partai Demokrat, Raul Ruiz, menyebutkan rencana jaminan kesehatan yang diusung Trump jauh lebih buruk.
“Ini akan membuat orang-orang dengan pre-existing conditions tak mendapat jaminan kesehatan atas penyakit yang sudah dideritanya itu. Ini artinya mereka harus membayar sendiri biaya perawatan atas penyakit itu, dan mereka akan kesulitan finansial karenanya,” kata Raul dalam wawancara dengan MSNBC.
Menurut Raul, yang seharusnya dilakukan adalah memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada dalam Obamacare, bukan malah menghapusnya.
Pre-existing conditions adalah kondisi sebelum polis asuransi dikeluarkan. Dalam polis asuransi swasta pada umumnya, ini berlaku. Jadi, perusahaan asuransi tak menanggung penyakit yang telah ada sebelum peserta terdaftar dalam asuransi. Obamacare meniadakan itu. Mereka yang punya penyakit sebelum terdaftar tetap bisa menggunakan asuransi kesehatan untuk menanggung perawatan.
Di awal kemunculannya, Obamacare atau Undang-undang (UU) Perlindungan Pasien dan Perawatan Terjangkau/ACA) mendapat banyak kritik. Salah satu hal yang dianggap negatif dari Obamacare adalah mahalnya perlindungan bagi kelas menengah.
Namun, program itu terbukti membuat angka penduduk yang tak terlindungi asuransi kesehatan berkurang drastis. Pada 2010, saat Obamacare pertama kali diluncurkan, hampir 20 persen penduduk AS tak terlindungi asuransi kesehatan. Akhir tahun lalu, tersisa hanya 10 persen penduduk berusia di bawah 65 tahun yang tak terlindungi asuransi.
Penghapusan Obamacare tak memberi dampak negatif bagi semua orang. Ada yang mendapat keuntungan, dan ada yang justru merugi. Obamacare didesain dengan subsidi silang, yang tua mensubsidi yang muda. Dalam rancangan undang-undang yang baru, aturan ini akan diubah. Tak ada lagi subsidi silang. Jadi, warga AS berusia muda bisa membayar premi lebih murah. Sebaliknya, orang-orang tua akan membayar premi yang lebih mahal.
Lewat UU yang baru, Trump dan Partai Republik akan mengurangi beberapa manfaat seperti perawatan kehamilan dan melahirkan serta pengobatan penyakit jiwa. Jadi, jika mereka didiagnosis menderita salah satu penyakit jiwa, maka harus membayar biaya pengobatan atau terapi dengan uang pribadi.
Biro sensus AS memperkirakan jumlah warga yang tak terlindungi asuransi akan naik lagi setelah dihapusnya Obamacare. Hal itu diprediksi terjadi meski ada penggantinya Trumpcare. Dengan tetap menggunakan Obamacare, sampai 2016, diperkirakan hanya 10 persen warga AS yang tak terlindungi asuransi. Tetapi dengan Trumpcare, porsinya diperkirakan naik lagi menyentuh angka 20 persen.
Obamacare dan BPJS Kesehatan
Di Indonesia, Obamacare ini seperti Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. BPJS dibentuk atas amanat UU tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-undang mengamanatkan semua warga terdaftar, tua muda, miskin kaya pada BPJS. Hanya saja prosesnya bertahap.
Tak ada pengecualian atas penyakit kritis atau penyakit yang sudah ada sebelumnya. Subsidi silang juga berlaku. Peserta korporasi membayar premi lebih besar dari peserta individu. Hanya saja, pelayanan kesehatan di AS sudah lebih siap. Sementara di Indonesia, masih banyak persoalan yang muncul.
Saat ini, setelah Obamacare dihapuskan, warga Indonesia bisa jadi lebih beruntung karena program JKN masih terus berlangsung. Akan tetapi, bukan tidak mungkin ia bernasib sama dengan Obamacare. Perusahaan asuransi dan para pengusaha tak begitu senang dengan kehadiran program JKN.
Bagi perusahaan asuransi, premi asuransi kesehatan mereka mengalami penurunan. Bagi pengusaha, terjadi penurunan kualitas layanan kesehatan jika mereka mengganti asuransi swasta dengan BPJS Kesehatan. Jika tetap memberikan dua-duanya, terjadi pembengkakan premi.
Sementara bagi kelompok menengah ke bawah, keberadaan program JKN sangat berarti. Mereka bisa mendapat jaminan kesehatan penuh dengan premi murah. Siapa pemimpin dan wakil rakyat yang dipilih akan menentukan keberlangsungan program ini.
Penulis: Wan Ulfa Nur Zuhra
Editor: Suhendra