Menuju konten utama

Ungkap Dana Saksi Golkar Kurang, Bamsoet Dituding Cari Simpati

Pernyataan Bamsoet soal kekurangan dana saksi Golkar di Pemilu 2019 dikritik oleh kader partainya. Bamsoet dinilai sedang mencari simpati dari pengurus Golkar di daerah.

Ungkap Dana Saksi Golkar Kurang, Bamsoet Dituding Cari Simpati
Politisi Partai Golkar Bambang Soesatyo menjawab pertanyaan wartawan seusai menemui Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (15/7/2019). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/foc.

tirto.id - Pernyataan Wakil Koordinator Bidang Pratama DPP Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengenai kekurangan dana saksi partainya di Pemilu 2019 dikritik oleh kader Golkar lainnya.

Politikus Golkar Ahmad Irawan menilai pernyataan Bamsoet yang menuding pengelolaan dana saksi partainya amburadul tidak pantas disampaikan di ruang publik. Apalagi, kata Irawan, ucapan tersebut patut diduga berkaitan dengan kepentingan Bamsoet maju dalam bursa pemilihan ketua umum Golkar.

"Jadi hanya untuk mencari simpati kepada daerah. Karena membicarakan dana saksi di luar internal Golkar, sama saja membuka kemampuan keuangan dan kelemahan partai," kata Irawan saat dihubungi wartawan Tirto, pada Minggu (21/7/2019) siang.

Irawan juga membantah pernyataan Bamsoet terkait kekurangan dana saksi. Calon Anggota DPR RI pada Pemilu 2019 dari Daerah Pemilihan Jawa Timur V itu mengklaim menyaksikan dana saksi partainya terdistribusi dengan baik.

"Jadi tidak benar jika tidak terdapat dana saksi atau dana saksi turun setelah pemilunya selesai dilaksanakan. Dana saksi yang diberikan oleh DPP Golkar cukup untuk dibagikan ke ribuan saksi yang ada di TPS. Jika pun ada yang kurang saat itu, semua pengurus dan calon legislatif dari Partai Golkar gotong-royong mencukupinya," ujar Irawan.

Menurut dia, gotong-royong kader Golkar dalam pemenuhan dana saksi di Pemilu 2019 tersebut seharusnya diapresiasi. "[...] Bagaimana Golkar dan calon anggota legislatif dari Partai Golkar menang, semua ikhlas," ujar Irawan.

Dia menambahkan, sebagai pengurus DPP Golkar sekaligus Ketua DPR RI, Bamsoet seharusnya memahami ketentuan yang membolehkan sumbangan perorangan kepada parpol. Oleh karena itu, kata dia, jika dana saksi Golkar di Pemilu 2019 kurang, Bamsoet semestinya ikut membantu.

"Jadi di DPP Golkar tidak hanya ada Airlangga Hartarto yang harus memikul seluruh kewajiban partai," kata Irawan.

Dia mengingatkan Golkar tidak hanya membutuhkan ketua umum yang berbicara mengenai cukup dan tidaknya dana kampanye, tapi juga kemandirian partai dalam hal keuangan.

"Sehingga kita tidak terjebak lagi pada kebutuhan dana saksi dan kader terbaik Partai Golkar menjadi terpidana kasus korupsi karena mencari pendanaan partai," ujar dia.

Sebelumnya, Bamsoet mengatakan bahwa pengadaan dana untuk saksi Partai Golkar sepanjang Pemilu 2019 amburadul dan kekurangan sehingga banyak kader terlilit utang.

"Saya tidak ingin lagi melihat pengurus daerah terlilit utang atau sampai menguras harta kekayaan untuk menggerakkan mesin partai akibat tidak adanya bantuan dana dari pusat," kata Bamsoet dalam keterangan tertulisnya, Minggu (21/7/2019).

"Belum pernah dalam sejarah Golkar pengadaan dana saksi pemilu amburadul seperti pemilu 2019 kemarin. Di mana dana saksi tidak turun sama sekali di beberapa daerah," tambah Bamsoet.

Baca juga artikel terkait GOLKAR atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Politik
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Addi M Idhom