tirto.id - Pemprov DKI Jakarta akan memperpanjang masa uji coba program One Karcis One Trip (OK-Otrip) hingga beberapa pekan ke depan.
Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko menjelaskan perpanjangan uji coba OK-Otrip dilakukan karena sistem transaksi non-tunai di program itu belum mendapat persetujuan Bank Indonesia (BI).
"Ini ada aturannya, ada peraturan Gubernur BI yang terkait dengan penggunaan electronic fare collection [entitas pengumpul tarif secara elektronik]. OK-Otrip ini masih dalam proses POC [proof of concept]," kata Sigit di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (3/4/2018).
Hingga saat ini, Sigit belum mengetahui kapan proses di Bank Indonesia itu akan selesai. Lantaran itu lah, Pemprov DKI memperpanjang masa uji coba untuk jangka waktu cukup lama. Sebab, proses POC hanya bisa dilakukan sebelum program OK-Otrip beroperasi penuh di Jakarta.
"Mereka [BI] masih melaksanakan penilaian, assessor [penilaian] dan settlement [penetapan] dari rangkaian uji coba ini. Karena ini masih berproses, kemarin rapat di BI makanya disarankan diperpanjang," ujarnya.
Selain itu, Sigit juga menuturkan bahwa instansinya masih berfokus untuk mengintegrasikan beberapa trayek angkot dengan PT Transjakarta.
"Trayek, bus sedang, bus besar, maupun bus kecil. Trayek uji coba, meskipun tadinya kita mau targetkan ada 6 koridor yang mau diujicobakan," ujar Sigit.
Sejak diluncurkan pada Januari lalu, baru ada empat trayek yang sudah diujicobakan dalam program OK-Otrip. Sementara armada bus yang beroperasi, menurut Sigit, masih sekitar 90 unit bus kecil.
Puluhan unit bus kecil itu berasal dari dua koperasi angkutan kota (angkot) yakni Koperasi Wahana Kalpika dan Koperasi Budi Luhur. "Masih (dua itu). Yang Tanah Abang kan masih on progress [proses] juga," ucapnya.
Jika tak ada hambatan, pada 2020, ditargetkan ada 93 trayek yang dioperasikan dalam program OK-Otrip. Sementara armadanya, ditargetkan mencapai 8.187 unit bus kecil yang terintegrasi dengan Transjakarta.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Addi M Idhom