tirto.id - Wakil Presiden Jusuf Kalla nampak yakin bahwa Capres 02 Prabowo Subianto telah berusaha optimal untuk meredam kericuhan yang mewarnai aksi 21-22 Mei di depan gedung Bawaslu, Jakarta Pusat, dua pekan lalu.
Mantan Danjen Kopassus itu, kata JK, bahkan meminta langsung para pendukungnya untuk menghentikan semua aksi massa seiring dengan rencana kubu 02 mendaftarkan gugatan kecurangan Pemilu ke Mahkamah Konstitusi.
"Waktu ketemu, di depan saya, dia telepon orang-orang nya untuk menghentikan semua aksi massa dan akan menjalani proses konstitusi yang baik," ujar JK di rumah dinasnya Selasa (4/5/2019)
JK tak merinci kapan pertemuan itu tersebut berlangsung. Yang jelas, ke depan JK bakal kembali menjumpai Prabowo untuk membahas agenda pertemuan dengan Jokowi.
"Itu perlu kita atur lagi. Tapi dalam pertemuan itu, Pak Prabowo betul-betul ingin menjalankan proses yang konstitusional," tutur JK.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, menyebut bahwa statmen Jusuf Kalla merupakan bagian dari strategi untuk meredam konflik yang terus memanas di akar rumput pasca kericuhan di Bawaslu. Sebab usai aksi massa 21-22 Mei lalu, ekskalasi politik semakin memanas, terutama di media sosial.
Pernyataan-pernyataan yang keluar dari elite politikus dan buzzer kedua kubu membuat perang tagar berlangsung berhari-hari dan memperparah polarisasi di masyarakat. Pendukung Jokowi, misalnya, beramai-ramai menggunakan hastag #PangkapPrabowo. Sebaliknya, pendukung Prabowo memainkan #JokowiPelanggarHAM #JokowiMundurlah dan sebagainya.
"Saya kira Pak JK berinisiatif untuk turut serta meredakan ketegangan yang ada dengan mencoba menjadi penengah biar tak ada lagi tudingan bahwa prabowo terus memobilisasi massa," ungkap Adi saat dihubungi Rabu (5/6/2019).
Namun demikian, ungkap Adi, pernyataan JK soal Prabowo tak cukup untuk mendorong rekonsiliasi antara kubu. Melainkan harus ditindaklanjuti dengan pertemuan antara Jokowi dan Prabowo.
"Pernyataan JK bahwa Prabowo menelpon semua orang untuk berhenti demo semacam penegasan bahkan mungkin 'garansi' bahwa Prabowo tak akan menggunakan cara jalanan menghadapi sengketa Pemilu yang berjalan," imbuhnya.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Gerindra, Andre Rosiade, mengaku tak mengetahui kapan agenda pertemuan Prabowo dan JK berlangsung. Namun, politikus asal Padang, Sumatera Barat, itu, menilai langkah Prabowo untuk meredam kericuhan di Bawaslu sangat masuk akal.
"Selama ini Pak Prabowo kan memang selalu melakukan langkah konstitusional dan cinta damai," sebutnya. Lantaran itu pula pada 22 Mei malam, Prabowo membuat video yang berisi imbauan kepada massa aksi di depan Bawaslu untuk kembali ke rumahnya masing-masing.
Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Kepresidenan, Ali Mochtar Ngabalin, menyebut bahwa agenda rekonsiliasi terus berjalan meski pertemuan antara Prabowo dan Jokowi belum berlangsung. Pertemuan antara elit partai di koalisi Prabowo-Sandiaga dan Jokowi-Ma'ruf tetap berlangsung dan sangat cair.
"Saya tadi habis ketemu juga Sekjen PAN, Bung Edi, kita ngomong cukup panjang. Saya percaya bahwa mereka adalah politisi-politisi senior. Dan beberapa kali juga pertemuan dengan Bapak Joko Widodo," tuturnya.
Intinya, kata Ngabalin, pertemuan antara Jokowi dan Prabowo pasti akan terealisasi meski belum dapat dipastikan kapan dan di mana pertemuan bakal berlangsung. "Saya kira level itu [pertemuan untuk rekonsiliasi] bapak presiden dan ketua umum gerindra," pungkasnya.
Editor: Mawa Kresna