tirto.id - Otoritas Turki menangkap 57 orang dalam operasi terhadap bursa saham Istanbul sebagai bagian dari penyelidikan upaya kudeta pada 15 Juli tahun lalu, menurut laporan kantor berita nasional Turki, Anadolu, Jumat (12/5/2017).
Sejumlah 57 orang tersebut dibekuk di enam provinsi, dari sekitar 100 target penangkapan, menurut laporan Anadolu. Hingga saat ini upaya untuk menangkap para tersangka lain masih berlangsung.
Mereka diduga memiliki hubungan dengan kelompok pimpinan Fethullah Gulen, ulama yang dituding mendalangi upaya kudeta terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan meski Gulen membantah tudingan tersebut.
Menurut laporan surat kabar Haberturk, mereka yang ditangkap merupakan mantan pegawai bursa efek Turki yang diduga menggunakan aplikasi pesan berenkripsi Bylock yang dituding secara khusus dirancang bagi para pendukung Gulen.
Mereka juga diduga melakukan transaksi atas nama Bank Asya, bank yang dahulu memiliki hubungan erat dengan Gulen.
Sekitar 47 ribu orang ditangkap sejak upaya kudeta di Turki sementara puluhan ribu orang lainnya dipecat dari pekerjaan mereka.
Pemimpin Redaksi Surat Kabar Oposisi Turki Ditahan
Otoritas Turki juga menahan pemimpin redaksi surat kabar oposisi Cumhuriyet edisi online, Oguz Guven, Jumat (12/5/2017).
Guven ditahan oleh kepolisian Istanbul dan dibawa ke markas kepolisian untuk diinterogasi, menurut laporan kantor berita Anadolu.
Anadolu menambahkan, Guven ditahan akibat artikel yang memuat kematian jaksa senior Turki Mustafa Alper, karena kecelakaan lalu lintas. Alper merupakan tokoh utama dalam proses penuntutat terhadap para tersangka yang ditangkap terkait upaya kudeta pada 15 Juli tahun lalu.
Cumhuriyet merupakan salah satu surat kabar tertua di Turki yang sangat kritis terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan. Sebanyak 19 staf surat kabar tersebut dijatuhi dakwaan terkait upaya kudeta.
Para jurnalis tersebut, yang sebagian besar dipenjara selama enam bulan terakhir, terancam divonis penjara hingga 43 tahun jika terbukti bersalah.
Mereka diduga menjadi anggota kelompok teroris dan membantu kelompok-kelompok terlarang, demikian dilansir dari AFP.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri