Menuju konten utama

Erdogan Ancam Akan Keluar dari Uni Eropa

Erdogan meminta UE membuka bab soal aksesi, jika tidak Turki akan meninggalkan UE.

Erdogan Ancam Akan Keluar dari Uni Eropa
Presiden Turki Tayyip Erdogan. FOTO/REUTERS

tirto.id - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa (2/5/2017) memperingatkan Uni Eropa (UE) bahwa Ankara akan meninggalkan proses keanggotaannya yang sudah berlangsung lama bila bab-bab aksesi baru tidak dibuka.

"Tidak ada pilihan selain membuka bab-bab yang belum dibuka hingga saat ini. Bagus bila Anda buka, maka itu hebat. Bila tidak, maka selamat tinggal," kata Erdogan setelah bergabung kembali dengan partai Turki yang berkuasa di Ankara.

Seperti dilaporkan Antara, bab-bab yang dimaksud tersebut adalah area kebijakan yang sedang dibahas dalam perundingan keanggotaan UE yang sudah berjalan lama.

"Turki bukan penjaga pintu mereka [UE]," tambah Erdogan.

Erdogan meminta UE memenuhi janjinya untuk membuka bab-bab aksesi tersebut, jika tidak Turki dipastikan akan meninggalkan keanggotaannya.

"Pertama, Anda harus menangani bab-bab ini dan memenuhi janji Anda. Lalu kami akan duduk dan bicara. Bila tidak, kami tidak punya lagi sesuatu untuk didiskusikan dengan Anda," kata Erdogan sebagaimana dikutip kantor berita AFP.

Enam belas bab sudah dibuka dari total 35 bab sejak perundingan aksesi dimulai pada Oktober 2005, meski pengajuan Turki menjadi bagian dari UE dimulai sejak 1960an.

Bab terbaru dibuka pada Juni 2016 mengenai ketentuan keuangan dan anggaran, meski satu bab [sains dan penelitian] telah ditutup sementara.

Hubungan antara Turki dan UE menegang awal tahun ini, menteri-menteri Turki dilarang berkampanye untuk mendukung Erdogan dalam referendum 16 April.

Erdogan sering mengecam para pemimpin Eropa dan mengancam akan mengadakan referendum seperti Brexit tentang perundingan keanggotaan Turki.

Presiden UE Donald Tusk dan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker ingin bertemu dengan Erdogan ketika dia melakukan perjalanan ke Brussels untuk menghadiri konferensi tingkat tinggi NATO pada 25 Mei.

Baca juga artikel terkait REFERENDUM TURKI atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Politik
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra